Sabtu, 24 Maret 2012

[Sequel My Sister is My love] – Keep loving me. Part 2 End

Title : Sequel My Sister is My love – Keep loving me. Part 2 End
Author : Harnosa

Main Cast :
Choi Siwon As Choi Siwon
Park Ji Yeon As Park Ji Yeon
Cha Seung Won As Choi Siwon Father
Choi Siyeon As Child Siwon and Ji Yeon
Other Cast :
Kwon Yuri As Kwon Yuri
Ham Eun Jung As Ham Eun Jung
Genre : Romantic,Sad
Type/Length : Two Shot
Rating : PG-15


I can’t..
I can’t live without you…
I love you so much..
Keep loving me…


Author POV.
“Jagi…” Ji Yeon langsung menatap Siwon.
“Waeyo ?”Sekali lagi Ji Yeon memperlihatkan senyum manisnya itu.
“Aku ingin kita bercerai…” Ujar Siwon dengan mantap.
Siwon mengungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.Ji Yeon seperti tidak terpengaruh oleh kata-kata Siwon.
“Waeyo ?”Tanya Ji Yeon dengan lembut.
“Aku serius.”Siwon menghindari pertanyaan Ji Yeon.Jawaban ini membuat Ji Yeon sangat marah.
“Karena ada yeoja lain ?” Tanya Ji Yeon. Siwon melihat tangan Ji Yeon sudah meremas sendok dengan sangat kuat.
“Aku ingin kita bercerai…” Ucap Siwon sekali lagi.Ia tidak berani menatap mata Ji Yeon. Karena,ia merasa kalau ia menatap mata Ji Yeon,perasaannya akan berubah lagi.
“Ta..tap… Ma..ta… A..ku… Siwon !!!”
“Aku hanya butuh jawabanmu !”Siwon masih bersih kukuh tidak menatap Ji Yeon.
“Sebegitu mudahnya kau menggantikan posisiku dengan yeoja lain ? Kau anggap aku apa selama ini ??”
“Sulitkah bagimu untuk menjawab pertanyaanku ?”Siwon langsung menatap Ji Yeon. Saat ia menatap mata istrinya,terlihat jelas kesedihan yang mendalam. Kekecewaan Ji Yeon kepada Siwon.
“Katakan kalau kamu mencintaiku…” Ujar Ji Yeon lirih.Terlihat butiran air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
“…………………………………..” Siwon bungkam seribu bahasa.Ia sangat menghindari pertanyaan ini. Dadanya kembali sesak.Ia ingin menangis. Ia sungguh tidak tega mendengar kata-kata itu.Ia menutup kedua matanya agar air matanya tidak terjatuh. Dilema besar melanda Siwon sekarang.
“Aku kecewa padamu !!!”Teriak Ji Yeondan langsung bangkit dari duduknya,melemparkansendokkepada Siwon. Ji Yeon langsung masuk ke kamar.


Ji Yeon POV.
Aku tidak habis pikir dengan apa yang Siwon katakan padaku. Rasanya,hatiku seperti di tusuk oleh banyak pisau. Sakit sekali.Aku mengira Siwon hanya bercanda. Tapi,kini ia benar-benar serius. Ia tidak menepati janjinya. Mencintaiku selamanya.Hidup bersama selamanya.Aku hanya bisa menangis.Menangis…dan menangis. Hati yeoja mana yang tidak sakit saat mendengar suaminya sendiri menginginkan perceraian ?
“Kenapa ini harus terjadi padaku ?”Aku menekuk kedua kakiku dan memeluknya.Air matapun jatuh satu persatu.
“Siwon,sudah bosan denganku…?”
“Apakah ini salahku ?”
“Apakah tidak ada cinta sedikit pun lagi untukku di hatinya ?”Ku pandangi bingkai foto yang ada di meja samping tempat tidur. Siwon,aku dan Siyeon. Di foto itu,kami terlihat sangat bahagia.
“Bagaimana dengan Siyeon ? Ia masih terlalu kecil…” Aku langsung menutup kedua mataku dan kembali menangis.Mengingat semua kenangan yang kami lewati bersama.Ku pegang dadaku yang sangat sesak karena menahan suara tangisku agar tidak terdengar.Ku menangis dalam diam.
“Aku masih mencintaimu…masih…”
“Tahukah kau di sini aku sangat terluka ?”
“Hikss…entah sampai kapan aku masih mencintaimu…”
“Tak ada niat sedikitpun dari dalam hatiku untuk meninggalkanmu…”
“Cukup sekali kita berpisah… Jangan terulang lagi…” Tak dapat ku tahan lagi suaraku.Akhirnya aku menangis dengan kejar. Aku tidak perduli Siwon mendengarnya apa tidak.


Siwon POV.
Ia sedang menangis. Ji Yeon menangis karenaku.Terdengar jelas suaranya yang kacau.Menangis dengan sangat kejar.Rasanya aku ingin sekali memeluk tubuhnya dan menghentikan tangisnya. Tapi,itu semua tidak bisa ku lakukan. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi dengan pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Yuri.
Tiga jam telah berlalu,kini waktu sudah menunjukan pukul 12 tengah malam. Aku tidak mendengar lagi suara tangisan Ji Yeon. Apakah ia sudah tidur ?Ku beranikan mengintip ke dalam kamar.Dan ternyata Ji Yeon benar-benar sudah tidur.Ia tertidur di lantai. Terlihat matanya yang sembab dan basah.Bibir mungilnya yang memerah.Rambutnya sudah berantakan. Dengan hati-hati,aku membopongnya ke atas tempat tidur. Dan sekali lagi kenangan itu terulang lagi.Kenangan saat dimana aku membopong Ji Yeon pertama kali seusai pernikahan kami.Ku pandangi wajah Ji Yeon.Alisnya mengkerut. Apakah ia sedang mimpi buruk ?
“Jangan….” Racau Ji Yeon. Ia sedang mengigau. Tanganya mengepal dengan sangat keras.
“Siwon…” Ia memanggil namaku dalam mimpinya. Apakah aku ada di dalam mimpinya ? Apakah ia benar-benar mimpi buruk ?Aku langsung membelai lembut kepalanya.Menggenggam tangannya.Alisnya masih terus mengkerut. Tapi,lama kelamaan,wajahnya kembali tenang.
“Mianhe… Jeongmal mianhe…” Bisikku.
“Jujur…dalam hatiku,aku masih mencintaimu. Tapi…” Tiba-tiba air mataku terjatuh.Cepat-cepat aku langsung menghapusnya.
“Tapi,hatiku memaksaku untuk melakukan ini. Mungkin,ini memang jalan yang terbaik untuk kita.”
“Setelah kita berpisah,carilah namja yang lebih baik dariku. Yang tidak akan menyakitimu seperti ini. Yang benar-benar sempurna dimatamu.”
“Aku bukanlah namja yang sempurna untukmu.Aku memang jahat.Padamu dan Siyeon.”
“Aku…aku…” Air mataku kembali terjatuh.Ku hapus sesegera mungkin.
“Ehm… Kamu bertanya apakah ada yeoja lain di hatiku ?”
“Iya… Memang ada yeoja lain di hatiku. Dan aku juga mencintainya.”
“Tapi,dimataku… Kamu adalah yeoja yang sempurna.Terlalu sempurna bagiku. Dan aku merasa tidak pantas bagimu…”
“Tanpaku… Kamu pasti bisa… Park Ji Yeon…” Akhirnya tangisku pecah.Aku menutup kedua mataku dengan kedua tanganku.Mencoba menahan tangisku.
“Mianhe…” Ku kecup kening Ji Yeon.
“Mianhe…” Ku kecup mata Ji Yeon.
“Mianhe…” Ku kecup hidung Ji Yeon.
“Jeongmal mianhe…” Ku kecup lembut bibir Ji Yeon untuk terakhir kalinya sambil terus menangis.Aku langsung menyelimuti Ji Yeon dan bergegas keluar dari kamar.Aku langsung masuk ke dalam kamar Siyeon.Terlihat Siyeon sedang tertidur pulas. Wajah polosnya,aku sangat tidak tega padanya. Ia adalah anak yang sangat aku sayangi.
“Siyeon…maafkan appa…”
“Jangan nakal ya…”
“Jaga eommamu baik-baik.”
“Rajin belajar… Appa tahu,kamu pasti bisa menjadi anak yang pintar.” Ku belai kepalanya dengan lembut.Sekali lagi aku menangis.
“Appa sangat menyayangimu… Sangat…”
“Mianhe Siyeon…” Aku langsung mencium keningnya dan keluar dari kamar.
Keesokan paginya,suasana di rumah sangat asing bagiku. Aku tidak melihat Ji Yeon dan Siyeon saat aku bangun.Aku tidak berani menghubungi Ji Yeon.Saat menunggu mereka pulang,dengan perasaan yang amat bersalah,aku menuliskan surat perceraian dimana Ji Yeon memperoleh rumah,mobil dan 20% saham dari 30 % saham yang ku tanaman di perusahaanku.Dan,akhirnya Ji Yeon pulang.Tapi,aku tidak melihat Siyeon bersamanya. Ku beranikan diri untuk bertanya padanya.
“Dimana Siyeon ?”
“Di rumah appa.”Jawabnya singkat.Ia langsung melangkahkan kakinya ke kamar. Tapi,aku langsung mencegahnya.
“Sebentar.Ada sesuatu hal yang ingin aku tunjukan padamu.” Aku langsung memberikan surat yang tadi aku tulis kepadanya. Ia memandangnya sekilas dan merobeknyamenjadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yang telah 5 tahun hidup bersamaku,sekarang menjadi seorang yang asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah kuucapkan.
Akhirnya ia menangis dengan kejar didepanku,dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku,tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
“Kau jahat !!!”Ji Yeon menangis dengan sangat kejar.
“Aku..aku…”
“Siyeon ! Bagaimana dengan Siyeon ???”
“Tolong hentikan…”Kataku sambil menutup kedua mataku.
“Bagaimana dengan appa ?”Teriak Ji Yeon dengan suaranya yang parau.Aku benar-benar tidak mengenalnya lagi. Yeoja yang di hadapanku ini,seperti bukan Ji Yeon. Ji Yeon tidak pernah berteriak seperti itu kepadaku.Ia terus menangis.
“Hentikannnn !!!”Aku langsung memegangi kedua bahunya.
“Aku tidak bisa mengubahnya lagi !”Kataku dan langsung berlalu masuk ke ruang kerjaku.


Author POV.
Saat larut malam,Siwon kembali ke rumah setelah menemui Yuri. Saat memasuki rumah,Siwon melihat Ji Yeon sedang menulis sesuatu. Ia bingung,tengah malam seperti ini,Ji Yeon masih belum tidur. Karena terlalu lelah,Siwon segera masuk ke ruang kerjanya dan tidur di sana. Semenjak kejadian kemarin,Siwon memang tidur di ruang kerjanya. Pukul 2 malam,Siwon terbangun dari tidurnya. Ia merasa haus dan langsung pergi ke dapur untuk mengambil minum. Tapi,langkahnya terhenti saat Siwon melihat Ji Yeon masih menulis. Tapi,Siwon tidak perduli dan langsung mengambil minum. Setelah itu,ia kembali tidur.
Keesokan harinya,saat Siwon ingin berangkat ke kantor,tiba-tiba Ji Yeon menghampirinya dan memberikan selembar kertas kepadanya.
“Ini…” Ji Yeon langsung memberikan selembar kertas kepada Siwon.
“Apa ini ?”
“Bacalah…”

Ji Yeon menuliskan syarat-syarat untuk bercerai :
Ji Yeontidak menginginkan apapun dari Siwon,tapi Siwon harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu mereka harus hidup bersama seperti biasanya.
Alasannya sangat sederhana,Siyeon akan segera menyelesaikan pendidikannya di taman kanak-kanak dan masuk ke sekolah dasar. Begitu juga dengan liburannya yang sebulan lagi dan Ji Yeon tidak ingin Siyeon melihat kehancuran rumah tangga mereka.
“Apakah kamu masih ingat bagaimana kita memasuki rumah saat hari pernikahan kita?” Tanya Ji Yeon.
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepada Siwon.Siwon mengangguk dan mengiyakan.
“Kamu membopongku dilenganmu…” Katanya.
“Jadi aku punya sebuah permintaan,yaitu kamu akan tetap membopongku pada waktu perceraian kita.
Dari sekarang sampai akhir bulan ini. Setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu .”Awalnya Siwon agak bingung dengan perkataan Ji Yeon. Tapi,ia langsung mengiyakan. Siwon tahu kalau Ji Yeon sangat merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan berharap pernikahannya diakhiri dengan baik.

Sesampainya di kantor,Siwon memberitahukan kepada Yuri soal syarat-syarat perceraian dari Ji Yeon. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya.
“Bagaimanapun trik yang ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini.” Yuri mencemooh.Kata-katanya membuat Siwon merasa tidak enak.Ji Yeon dan Siwon tidak mengadakan kontak badan lagi sejak Siwon mengatakan soal perceraian itu.Mereka saling menganggap orang asing.


Siwon POV.
ketika aku membopongnya dihari pertama,kami kelihatan salah tingkah. Siyeon menepuk punggungku.
“Wah,appa membopong eomma ! Mesra sekali… Hihiiihii…” Kata-kata Siyeon membuatku merasa sakit.
Dari kamar tidur ke ruang duduk,lalu ke pintu,aku berjalan 10 meter dengan Ji Yeon dalam lenganku.
“Mari kita mulai hari ini.Jangan beritahu Siyeon.”Ucap Ji Yeon lembut sambil memejamkan matanya.
Aku mengangguk.Merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia pergi masuk ke dalam mobil. Aku pun ikut masuk ke dalam mobil. Dan di dalam mobil,kami hanya terdiam hingga sampai di butiknya.
“Jangan lupa untuk menjemputku…” Kata Ji Yeon sebelum turun.
“Ne…” Ku jawab dengan sedikit tersenyum.
Pada hari kedua,bagi kami terasa lebih mudah. Ji Yeon merebahkan kepalanya di dadaku.Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium wangi di bajunya.Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra yeoja ini. Aku dapat melihat dengan jelas,bahwa ia sangat menikmatinya. Ia tersenyum manis seperti biasanya.
Pada hari ketiga,ia berbisik padaku,
“Kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.Arra ?”

Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong istriku ini dilenganku.
Pada hari kelima dan keenam,Ji Yeon masih mengingatkan aku beberapa hal,seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia setrika,mengingatkanku untuk tetap berolahraga di hari libur,memandikan anjing kesayangan kami,aku harus hati-hati saat mengajak Siyeon bermain dan hal yang lain. Aku mengangguk.Perasaan kedekatan terasa semakin erat.Aku tidak memberitahu Yuri tentang ini.Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat.
“Kelihatannya tidak sulit membopongmu sekarang…”Ujarku sambil menatap Ji Yeon.Ji Yeon sedang mencoba pakaiannya dan aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar.Ji Yeon berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yang cocok.
“Semua pakaianku kebesaran…”Katanya sambil menunjukan wajah cemberutnya.Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya.Ji Yeon semakin kurus.Sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan.Bukan disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Ia tidak makan dengan teratur dan jarang sekali berolahraga. Sekali lagi,aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku belai kepalanya.Tiba-tiba Siyeon masuk ke kamar pada saat itu.
“Appa,sudah waktunya membopong eomma keluar…”Ujarnya polos. Baginya,melihatappanya sedang membopong eommanya keluar menjadi bagian yang penting . Ji Yeon memberikan isyarat agar Siyeon mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah Ji yeon dilenganku,berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras. Tangannya memegangku secara lembut dan alami.Aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi iakelihatan agak pucat dan kurus. Dan itu membuatku sedih.


Ji Yeon POV.
“Hanya ini yang bisa aku lakukan. Bila hatimu tetap memaksakanmu untuk meninggalkanku,aku rela. Sangat rela. Karena,kita berpisah dengan cara yang baik. Dan aku berharap,kamu akan terus mengingat ini semua.”Ucapku dalam hati sambil menatap Siwon yang sedang memakaikan dasi kepada Siyeon.Hari ini adalah hari kelulusan Siyeon. Aku,Siwon dan Siyeon langsung bergegas pergi ke sekolahnya. Merayakan hari kelulusannya. Siyeon sangat lucu memakai pakaian jas. Sangat tampan dan gagah.Seperti appanya. Saat nama SiYeon dipanggil,ia langsung berjalan naik ke panggung. Aku dan Siwon pun langsung berdiri.Aku sangat terharu melihat Siyeon kini sudah semakin besar. Padahal,rasanya baru kemarin aku masih menggendong jagoan kecilku itu. Sang guru pun mengalungkan medali di leher Siyeon.
“Siyeon,apakah kamu ingin mengucapkan terima kasih ?” Tanya gurunya kepada Siyeon.Siyeon pun mengangguk.Ia langsung menggenggam microphone yang terlihat besar di tangan mungilnya.
“Terima kasih untuk ibu guru dan teman-teman.Dan juga appa dan eomma.Aku sangat mencintai kalian.”Kata-katanya yang singkat itu membuatku terharu.Aku pun menangis. Aku berpikir,apakah saat Siyeon lulus dari sekolah dasar hingga kuliah,aku akan berdiri bangga seperti ini bersama Siwon lagi ? Tiba-tiba Siyeon turun dari panggung dan memeluk kami berdua.Aku langsung berlutut dan memeluknya dengan erat.Ku lihat Siwon hanya membelai kepala Siyeon.Ia tidak memeluknya. Apakah hatinya benar-benar sudah tertutup ?
“Eomma…gomawo…” Ucap Siyeon.
“Ne… Kamu harus rajin ! Biar bisa pintar dan sukses seperti appa…”
“Arraso,eomma… Eomma..jangan menangis lagi…” Siyeon langsung menghapus air mataku.
“Ini terakhir kalinya eomma menangis. Besok dan lusa,eomma tidak akan menangis lagi…” Aku langsung memeluk Siyeon lagi.Dan semua orang langsung bertepuk tangan.Aku sangat bangga pada Siyeon.


Author POV.
Pada hari terakhir,ketika Siwon mengantar Ji Yeon ke butiknya,Siwon merasa sangat berat hati. Ini adalah hari terakhir ia membopong Ji Yeon.
“Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Ujar Ji Yeon. Siwonlangsung memeluknya dengan erat dan berkata,
“Antara kita…kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra.”Balas Siwon. Saat Ji Yeon turun dari mobil dan melambaikan tangannya,Siwon langsung menancapkan gas mobilnya dan berlalu ke apartement Yuri.

Siwon langsung melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya.Siwon takut keterlambatan akan membuat pikirannya berubah. Siwon menaiki lift.Dan akhirnya ia sampai di depan pintu apartement Yuri.
“Ting nonggg…” Bel pintu berbunyi.
“Cekreeekk…” Yuri pun membuka pintu.
“Mianhe…Aku tidak ingin bercerai. Aku serius !”Ujar Siwon tanpa basa-basi.
“Mwo ???Kamu tidak demamkan,jagiya ?” Yuri menyentuh kening Siwon dengan tangannya.Siwon langsung menepis tangan Yuri dari keningnya.
“Mianhe… Aku hanya bisa bilang maaf padamu. Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan Ji Yeon dan aku tidak bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan.Bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku,ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu..”Tiba-tiba Yuri seperti tersadar.Ia memberikan tamparan keras kepada Siwon dan menutup pintu dengan kencang dan tangisannya meledak. Siwon tidak menghiraukannya. Siwon langsungmasuk ke dalam lift dan pergi ke butik Ji Yeon.

Dalam perjalanan,Siwon melewati sebuah toko bunga,ia memesan sebuah buket bunga kesayangan Ji Yeon.
“Tuan,kata-kata apa yang harus saya tulis di kartu ucapan ini ?” Tanya sang Penjual .Siwon tersenyum dan langsung mengambil kartu ucapan yang di pegang oleh si penjual. Di tulisnya…
“Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua…”


The End
Love the beautiful is the love that is full of beautiful memories.
Wonderful memories that will bring us in good times and hard to forget.
No matter how hard we try to end the love, if in our hearts still keep that love, then love will never end.
That will make that love will grow stronger.
Keep still love your mate until your last breath.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar