Title : Sequel My Sister is My love – Keep loving me. Part 2 End
Author : Harnosa
Main Cast :
Choi Siwon As Choi Siwon
Park Ji Yeon As Park Ji Yeon
Cha Seung Won As Choi Siwon Father
Choi Siyeon As Child Siwon and Ji Yeon
Other Cast :
Kwon Yuri As Kwon Yuri
Ham Eun Jung As Ham Eun Jung
Genre : Romantic,Sad
Type/Length : Two Shot
Rating : PG-15
I can’t..
I can’t live without you…
I love you so much..
Keep loving me…
Author POV.
“Jagi…” Ji Yeon langsung menatap Siwon.
“Waeyo ?”Sekali lagi Ji Yeon memperlihatkan senyum manisnya itu.
“Aku ingin kita bercerai…” Ujar Siwon dengan mantap.
Siwon mengungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang.Ji Yeon seperti
tidak terpengaruh oleh kata-kata Siwon.
“Waeyo ?”Tanya Ji Yeon dengan lembut.
“Aku serius.”Siwon menghindari pertanyaan Ji Yeon.Jawaban ini membuat Ji
Yeon sangat marah.
“Karena ada yeoja lain ?” Tanya Ji Yeon. Siwon melihat tangan Ji Yeon
sudah meremas sendok dengan sangat kuat.
“Aku ingin kita bercerai…” Ucap Siwon sekali lagi.Ia tidak berani
menatap mata Ji Yeon. Karena,ia merasa kalau ia menatap mata Ji
Yeon,perasaannya akan berubah lagi.
“Ta..tap… Ma..ta… A..ku… Siwon !!!”
“Aku hanya butuh jawabanmu !”Siwon masih bersih kukuh tidak menatap Ji
Yeon.
“Sebegitu mudahnya kau menggantikan posisiku dengan yeoja lain ? Kau
anggap aku apa selama ini ??”
“Sulitkah bagimu untuk menjawab pertanyaanku ?”Siwon langsung menatap Ji
Yeon. Saat ia menatap mata istrinya,terlihat jelas kesedihan yang
mendalam. Kekecewaan Ji Yeon kepada Siwon.
“Katakan kalau kamu mencintaiku…” Ujar Ji Yeon lirih.Terlihat butiran
air mata sudah menggenang di pelupuk matanya.
“…………………………………..” Siwon bungkam seribu bahasa.Ia sangat menghindari
pertanyaan ini. Dadanya kembali sesak.Ia ingin menangis. Ia sungguh
tidak tega mendengar kata-kata itu.Ia menutup kedua matanya agar air
matanya tidak terjatuh. Dilema besar melanda Siwon sekarang.
“Aku kecewa padamu !!!”Teriak Ji Yeondan langsung bangkit dari
duduknya,melemparkansendokkepada Siwon. Ji Yeon langsung masuk ke kamar.
Ji Yeon POV.
Aku tidak habis pikir dengan apa yang Siwon katakan padaku.
Rasanya,hatiku seperti di tusuk oleh banyak pisau. Sakit sekali.Aku
mengira Siwon hanya bercanda. Tapi,kini ia benar-benar serius. Ia tidak
menepati janjinya. Mencintaiku selamanya.Hidup bersama selamanya.Aku
hanya bisa menangis.Menangis…dan menangis. Hati yeoja mana yang tidak
sakit saat mendengar suaminya sendiri menginginkan perceraian ?
“Kenapa ini harus terjadi padaku ?”Aku menekuk kedua kakiku dan
memeluknya.Air matapun jatuh satu persatu.
“Siwon,sudah bosan denganku…?”
“Apakah ini salahku ?”
“Apakah tidak ada cinta sedikit pun lagi untukku di hatinya ?”Ku
pandangi bingkai foto yang ada di meja samping tempat tidur. Siwon,aku
dan Siyeon. Di foto itu,kami terlihat sangat bahagia.
“Bagaimana dengan Siyeon ? Ia masih terlalu kecil…” Aku langsung menutup
kedua mataku dan kembali menangis.Mengingat semua kenangan yang kami
lewati bersama.Ku pegang dadaku yang sangat sesak karena menahan suara
tangisku agar tidak terdengar.Ku menangis dalam diam.
“Aku masih mencintaimu…masih…”
“Tahukah kau di sini aku sangat terluka ?”
“Hikss…entah sampai kapan aku masih mencintaimu…”
“Tak ada niat sedikitpun dari dalam hatiku untuk meninggalkanmu…”
“Cukup sekali kita berpisah… Jangan terulang lagi…” Tak dapat ku tahan
lagi suaraku.Akhirnya aku menangis dengan kejar. Aku tidak perduli Siwon
mendengarnya apa tidak.
Siwon POV.
Ia sedang menangis. Ji Yeon menangis karenaku.Terdengar jelas
suaranya yang kacau.Menangis dengan sangat kejar.Rasanya aku ingin
sekali memeluk tubuhnya dan menghentikan tangisnya. Tapi,itu semua tidak
bisa ku lakukan. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yang telah terjadi
dengan pernikahan kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yang
memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Yuri.
Tiga jam telah berlalu,kini waktu sudah menunjukan pukul 12 tengah
malam. Aku tidak mendengar lagi suara tangisan Ji Yeon. Apakah ia sudah
tidur ?Ku beranikan mengintip ke dalam kamar.Dan ternyata Ji Yeon
benar-benar sudah tidur.Ia tertidur di lantai. Terlihat matanya yang
sembab dan basah.Bibir mungilnya yang memerah.Rambutnya sudah
berantakan. Dengan hati-hati,aku membopongnya ke atas tempat tidur. Dan
sekali lagi kenangan itu terulang lagi.Kenangan saat dimana aku
membopong Ji Yeon pertama kali seusai pernikahan kami.Ku pandangi wajah
Ji Yeon.Alisnya mengkerut. Apakah ia sedang mimpi buruk ?
“Jangan….” Racau Ji Yeon. Ia sedang mengigau. Tanganya mengepal dengan
sangat keras.
“Siwon…” Ia memanggil namaku dalam mimpinya. Apakah aku ada di dalam
mimpinya ? Apakah ia benar-benar mimpi buruk ?Aku langsung membelai
lembut kepalanya.Menggenggam tangannya.Alisnya masih terus mengkerut.
Tapi,lama kelamaan,wajahnya kembali tenang.
“Mianhe… Jeongmal mianhe…” Bisikku.
“Jujur…dalam hatiku,aku masih mencintaimu. Tapi…” Tiba-tiba air mataku
terjatuh.Cepat-cepat aku langsung menghapusnya.
“Tapi,hatiku memaksaku untuk melakukan ini. Mungkin,ini memang jalan
yang terbaik untuk kita.”
“Setelah kita berpisah,carilah namja yang lebih baik dariku. Yang tidak
akan menyakitimu seperti ini. Yang benar-benar sempurna dimatamu.”
“Aku bukanlah namja yang sempurna untukmu.Aku memang jahat.Padamu dan
Siyeon.”
“Aku…aku…” Air mataku kembali terjatuh.Ku hapus sesegera mungkin.
“Ehm… Kamu bertanya apakah ada yeoja lain di hatiku ?”
“Iya… Memang ada yeoja lain di hatiku. Dan aku juga mencintainya.”
“Tapi,dimataku… Kamu adalah yeoja yang sempurna.Terlalu sempurna bagiku.
Dan aku merasa tidak pantas bagimu…”
“Tanpaku… Kamu pasti bisa… Park Ji Yeon…” Akhirnya tangisku pecah.Aku
menutup kedua mataku dengan kedua tanganku.Mencoba menahan tangisku.
“Mianhe…” Ku kecup kening Ji Yeon.
“Mianhe…” Ku kecup mata Ji Yeon.
“Mianhe…” Ku kecup hidung Ji Yeon.
“Jeongmal mianhe…” Ku kecup lembut bibir Ji Yeon untuk terakhir kalinya
sambil terus menangis.Aku langsung menyelimuti Ji Yeon dan bergegas
keluar dari kamar.Aku langsung masuk ke dalam kamar Siyeon.Terlihat
Siyeon sedang tertidur pulas. Wajah polosnya,aku sangat tidak tega
padanya. Ia adalah anak yang sangat aku sayangi.
“Siyeon…maafkan appa…”
“Jangan nakal ya…”
“Jaga eommamu baik-baik.”
“Rajin belajar… Appa tahu,kamu pasti bisa menjadi anak yang pintar.” Ku
belai kepalanya dengan lembut.Sekali lagi aku menangis.
“Appa sangat menyayangimu… Sangat…”
“Mianhe Siyeon…” Aku langsung mencium keningnya dan keluar dari kamar.
Keesokan paginya,suasana di rumah sangat asing bagiku. Aku tidak melihat
Ji Yeon dan Siyeon saat aku bangun.Aku tidak berani menghubungi Ji
Yeon.Saat menunggu mereka pulang,dengan perasaan yang amat bersalah,aku
menuliskan surat perceraian dimana Ji Yeon memperoleh rumah,mobil dan
20% saham dari 30 % saham yang ku tanaman di perusahaanku.Dan,akhirnya
Ji Yeon pulang.Tapi,aku tidak melihat Siyeon bersamanya. Ku beranikan
diri untuk bertanya padanya.
“Dimana Siyeon ?”
“Di rumah appa.”Jawabnya singkat.Ia langsung melangkahkan kakinya ke
kamar. Tapi,aku langsung mencegahnya.
“Sebentar.Ada sesuatu hal yang ingin aku tunjukan padamu.” Aku langsung
memberikan surat yang tadi aku tulis kepadanya. Ia memandangnya sekilas
dan merobeknyamenjadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati.
Wanita yang telah 5 tahun hidup bersamaku,sekarang menjadi seorang yang
asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yang telah
kuucapkan.
Akhirnya ia menangis dengan kejar didepanku,dimana hal tersebut tidak
pernah kulihat sebelumnya. Bagiku,tangisannya merupakan suatu pembebasan
untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini
dan sekarang sungguh-sungguh telah terjadi.
“Kau jahat !!!”Ji Yeon menangis dengan sangat kejar.
“Aku..aku…”
“Siyeon ! Bagaimana dengan Siyeon ???”
“Tolong hentikan…”Kataku sambil menutup kedua mataku.
“Bagaimana dengan appa ?”Teriak Ji Yeon dengan suaranya yang parau.Aku
benar-benar tidak mengenalnya lagi. Yeoja yang di hadapanku ini,seperti
bukan Ji Yeon. Ji Yeon tidak pernah berteriak seperti itu kepadaku.Ia
terus menangis.
“Hentikannnn !!!”Aku langsung memegangi kedua bahunya.
“Aku tidak bisa mengubahnya lagi !”Kataku dan langsung berlalu masuk ke
ruang kerjaku.
Author POV.
Saat larut malam,Siwon kembali ke rumah setelah menemui Yuri. Saat
memasuki rumah,Siwon melihat Ji Yeon sedang menulis sesuatu. Ia
bingung,tengah malam seperti ini,Ji Yeon masih belum tidur. Karena
terlalu lelah,Siwon segera masuk ke ruang kerjanya dan tidur di sana.
Semenjak kejadian kemarin,Siwon memang tidur di ruang kerjanya. Pukul 2
malam,Siwon terbangun dari tidurnya. Ia merasa haus dan langsung pergi
ke dapur untuk mengambil minum. Tapi,langkahnya terhenti saat Siwon
melihat Ji Yeon masih menulis. Tapi,Siwon tidak perduli dan langsung
mengambil minum. Setelah itu,ia kembali tidur.
Keesokan harinya,saat Siwon ingin berangkat ke kantor,tiba-tiba Ji Yeon
menghampirinya dan memberikan selembar kertas kepadanya.
“Ini…” Ji Yeon langsung memberikan selembar kertas kepada Siwon.
“Apa ini ?”
“Bacalah…”
Ji Yeon menuliskan syarat-syarat untuk bercerai :
Ji Yeontidak menginginkan apapun dari Siwon,tapi Siwon harus memberikan
waktu sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu mereka
harus hidup bersama seperti biasanya.
Alasannya sangat sederhana,Siyeon akan segera menyelesaikan
pendidikannya di taman kanak-kanak dan masuk ke sekolah dasar. Begitu
juga dengan liburannya yang sebulan lagi dan Ji Yeon tidak ingin Siyeon
melihat kehancuran rumah tangga mereka.
“Apakah kamu masih ingat bagaimana kita memasuki rumah saat hari
pernikahan kita?” Tanya Ji Yeon.
Pertanyaan ini tiba-tiba mengembalikan beberapa kenangan indah kepada
Siwon.Siwon mengangguk dan mengiyakan.
“Kamu membopongku dilenganmu…” Katanya.
“Jadi aku punya sebuah permintaan,yaitu kamu akan tetap membopongku pada
waktu perceraian kita.
Dari sekarang sampai akhir bulan ini. Setiap pagi kamu harus membopongku
keluar dari kamar tidur ke pintu .”Awalnya Siwon agak bingung dengan
perkataan Ji Yeon. Tapi,ia langsung mengiyakan. Siwon tahu kalau Ji Yeon
sangat merindukan beberapa kenangan indah yang telah berlalu dan
berharap pernikahannya diakhiri dengan baik.
Sesampainya di kantor,Siwon memberitahukan kepada Yuri soal
syarat-syarat perceraian dari Ji Yeon. Ia tertawa keras dan berpikir itu
tidak ada gunanya.
“Bagaimanapun trik yang ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari
perceraian ini.” Yuri mencemooh.Kata-katanya membuat Siwon merasa tidak
enak.Ji Yeon dan Siwon tidak mengadakan kontak badan lagi sejak Siwon
mengatakan soal perceraian itu.Mereka saling menganggap orang asing.
Siwon POV.
ketika aku membopongnya dihari pertama,kami kelihatan salah tingkah.
Siyeon menepuk punggungku.
“Wah,appa membopong eomma ! Mesra sekali… Hihiiihii…” Kata-kata Siyeon
membuatku merasa sakit.
Dari kamar tidur ke ruang duduk,lalu ke pintu,aku berjalan 10 meter
dengan Ji Yeon dalam lenganku.
“Mari kita mulai hari ini.Jangan beritahu Siyeon.”Ucap Ji Yeon lembut
sambil memejamkan matanya.
Aku mengangguk.Merasa sedikit bimbang. Aku melepaskan ia di pintu. Ia
pergi masuk ke dalam mobil. Aku pun ikut masuk ke dalam mobil. Dan di
dalam mobil,kami hanya terdiam hingga sampai di butiknya.
“Jangan lupa untuk menjemputku…” Kata Ji Yeon sebelum turun.
“Ne…” Ku jawab dengan sedikit tersenyum.
Pada hari kedua,bagi kami terasa lebih mudah. Ji Yeon merebahkan
kepalanya di dadaku.Kami begitu dekat sampai-sampai aku bisa mencium
wangi di bajunya.Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat
dengan mesra yeoja ini. Aku dapat melihat dengan jelas,bahwa ia sangat
menikmatinya. Ia tersenyum manis seperti biasanya.
Pada hari ketiga,ia berbisik padaku,
“Kebun diluar sedang dibongkar. Hati-hati kalau kamu lewat sana.Arra ?”
Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih
mesra seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong istriku ini
dilenganku.
Pada hari kelima dan keenam,Ji Yeon masih mengingatkan aku beberapa
hal,seperti dimana ia telah menyimpan baju-bajuku yang telah ia
setrika,mengingatkanku untuk tetap berolahraga di hari libur,memandikan
anjing kesayangan kami,aku harus hati-hati saat mengajak Siyeon bermain
dan hal yang lain. Aku mengangguk.Perasaan kedekatan terasa semakin
erat.Aku tidak memberitahu Yuri tentang ini.Aku merasa begitu ringan
membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku
semakin kuat.
“Kelihatannya tidak sulit membopongmu sekarang…”Ujarku sambil menatap Ji
Yeon.Ji Yeon sedang mencoba pakaiannya dan aku sedang menunggu untuk
membopongnya keluar.Ji Yeon berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa
menemukan yang cocok.
“Semua pakaianku kebesaran…”Katanya sambil menunjukan wajah
cemberutnya.Aku tersenyum.Tapi tiba-tiba aku menyadarinya.Ji Yeon
semakin kurus.Sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan.Bukan
disebabkan aku semakin kuat. Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya
dalam hati. Ia tidak makan dengan teratur dan jarang sekali berolahraga.
Sekali lagi,aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku belai
kepalanya.Tiba-tiba Siyeon masuk ke kamar pada saat itu.
“Appa,sudah waktunya membopong eomma keluar…”Ujarnya polos.
Baginya,melihatappanya sedang membopong eommanya keluar menjadi bagian
yang penting . Ji Yeon memberikan isyarat agar Siyeon mendekatinya dan
merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan
berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah Ji yeon
dilenganku,berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras.
Tangannya memegangku secara lembut dan alami.Aku menyanggah badannya
dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi
iakelihatan agak pucat dan kurus. Dan itu membuatku sedih.
Ji Yeon POV.
“Hanya ini yang bisa aku lakukan. Bila hatimu tetap memaksakanmu untuk
meninggalkanku,aku rela. Sangat rela. Karena,kita berpisah dengan cara
yang baik. Dan aku berharap,kamu akan terus mengingat ini semua.”Ucapku
dalam hati sambil menatap Siwon yang sedang memakaikan dasi kepada
Siyeon.Hari ini adalah hari kelulusan Siyeon. Aku,Siwon dan Siyeon
langsung bergegas pergi ke sekolahnya. Merayakan hari kelulusannya.
Siyeon sangat lucu memakai pakaian jas. Sangat tampan dan gagah.Seperti
appanya. Saat nama SiYeon dipanggil,ia langsung berjalan naik ke
panggung. Aku dan Siwon pun langsung berdiri.Aku sangat terharu melihat
Siyeon kini sudah semakin besar. Padahal,rasanya baru kemarin aku masih
menggendong jagoan kecilku itu. Sang guru pun mengalungkan medali di
leher Siyeon.
“Siyeon,apakah kamu ingin mengucapkan terima kasih ?” Tanya gurunya
kepada Siyeon.Siyeon pun mengangguk.Ia langsung menggenggam microphone
yang terlihat besar di tangan mungilnya.
“Terima kasih untuk ibu guru dan teman-teman.Dan juga appa dan eomma.Aku
sangat mencintai kalian.”Kata-katanya yang singkat itu membuatku
terharu.Aku pun menangis. Aku berpikir,apakah saat Siyeon lulus dari
sekolah dasar hingga kuliah,aku akan berdiri bangga seperti ini bersama
Siwon lagi ? Tiba-tiba Siyeon turun dari panggung dan memeluk kami
berdua.Aku langsung berlutut dan memeluknya dengan erat.Ku lihat Siwon
hanya membelai kepala Siyeon.Ia tidak memeluknya. Apakah hatinya
benar-benar sudah tertutup ?
“Eomma…gomawo…” Ucap Siyeon.
“Ne… Kamu harus rajin ! Biar bisa pintar dan sukses seperti appa…”
“Arraso,eomma… Eomma..jangan menangis lagi…” Siyeon langsung menghapus
air mataku.
“Ini terakhir kalinya eomma menangis. Besok dan lusa,eomma tidak akan
menangis lagi…” Aku langsung memeluk Siyeon lagi.Dan semua orang
langsung bertepuk tangan.Aku sangat bangga pada Siyeon.
Author POV.
Pada hari terakhir,ketika Siwon mengantar Ji Yeon ke butiknya,Siwon
merasa sangat berat hati. Ini adalah hari terakhir ia membopong Ji Yeon.
“Sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua.” Ujar
Ji Yeon. Siwonlangsung memeluknya dengan erat dan berkata,
“Antara kita…kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu
mesra.”Balas Siwon. Saat Ji Yeon turun dari mobil dan melambaikan
tangannya,Siwon langsung menancapkan gas mobilnya dan berlalu ke
apartement Yuri.
Siwon langsung melompat turun dari mobil tanpa sempat
menguncinya.Siwon takut keterlambatan akan membuat pikirannya berubah.
Siwon menaiki lift.Dan akhirnya ia sampai di depan pintu apartement
Yuri.
“Ting nonggg…” Bel pintu berbunyi.
“Cekreeekk…” Yuri pun membuka pintu.
“Mianhe…Aku tidak ingin bercerai. Aku serius !”Ujar Siwon tanpa
basa-basi.
“Mwo ???Kamu tidak demamkan,jagiya ?” Yuri menyentuh kening Siwon dengan
tangannya.Siwon langsung menepis tangan Yuri dari keningnya.
“Mianhe… Aku hanya bisa bilang maaf padamu. Aku tidak ingin bercerai.
Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan Ji Yeon dan aku tidak
bisa merasakan nilai-nilai dari kehidupan.Bukan disebabkan kami tidak
saling mencintai lagi. Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya
masuk ke rumahku,ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai
tua. Jadi aku minta maaf padamu..”Tiba-tiba Yuri seperti tersadar.Ia
memberikan tamparan keras kepada Siwon dan menutup pintu dengan kencang
dan tangisannya meledak. Siwon tidak menghiraukannya. Siwon
langsungmasuk ke dalam lift dan pergi ke butik Ji Yeon.
Dalam perjalanan,Siwon melewati sebuah toko bunga,ia memesan sebuah
buket bunga kesayangan Ji Yeon.
“Tuan,kata-kata apa yang harus saya tulis di kartu ucapan ini ?” Tanya
sang Penjual .Siwon tersenyum dan langsung mengambil kartu ucapan yang
di pegang oleh si penjual. Di tulisnya…
“Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua…”
The End
Love the beautiful is the love that is full of beautiful memories.
Wonderful memories that will bring us in good times and hard to forget.
No matter how hard we try to end the love, if in our hearts still keep
that love, then love will never end.
That will make that love will grow stronger.
Keep still love your mate until your last breath.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar