Rabu, 21 Maret 2012

KEY OF HEART (PART 2.1-END)

Main Casts:
Choi Siwon ‘Super Junior’
Park Ji Yeon ‘T-ara’

Other Casts:
Find by your self ^^

Author:
Leni Nur Anggraeni

Genre:
Romance, Sad (?)

Happy reading ^^

Park Ji Yeon’s pov.

Tiga bulan setelah berakhirnya kisah cintaku bersama namja bernama Cho Kyuhyun, aku berusaha untuk melupakannya dan hasilnya cukup baik. Aku bisa menjalani hidupku seperti biasanya, aku masih bisa bernafas tanpanya. Meskipun memang awalnya aku merasa tidak yakin bisa menjalani hidup tanpa adanya kehadirannya. Ini semua berkat Siwon oppa yang selalu mengisi hari- hariku, menghiburku setiap hari, hmm……. seperti biasa selalu berada di sampingku saat aku membutuhkannya sama seperti yang ia lakukan padaku sebelum aku berpacaran dengan namja bernama Cho Kyuhyun. Tapi, terkadang aku berpikir, “Apa dia tidak ingin memiliki seorang yeoja special untuk melengkapi hidupnya?? Selama ini Siwon oppa hanya menemaniku. Egoiskah aku???”

Hari ini aku sengaja bangun sangat pagi. Aku ingin memberikan sedikit kejutan untuknya. Aku menyiapkan makanan waffle kesukaan Siwon oppa, hasil karyaku sendiri. Selama ini selalu Siwon oppa yang memberikanku kejutan, meskipun hanya kejutan sepele. Tapi, sungguh aku merasa sangat senang. Kejutan- kejutan kecil namun sangat berkesan dan takkan terlupakan. “Hmmm……. Beruntung sekali yeoja yang akan menjadi yeojacingu Siwon oppa.” pikirku.

Setelah siap tanpa membuang waktu lebih banyak, aku segera berangkat menuju kediaman keluarga Choi, rumah Siwon oppa. hehhe^^

Choi Siwon’s pov.

Aku mulai bangun dari tidur panjangku. Tubuhku rasanya remuk, mungkin karena akhir- akhir ini aku sering lembur di kantor. Rasanya aku ingin selalu tidur untuk beberapa lama lagi. Namun, mengingat demi lebih berkembangnya perusahaan keluarga Choi “ Lotte Departement Stores “ membuatku tidak bisa hanya diam. Aku sebagai pemegang kekuasaan tertinggi setelah appaku, aku harus berpikir keras untuk menemukan strategi- strategi agar perusahaan kami bisa bersaing dengan perusaan dalam negeri bahkan dalam taraf internasional.


Secara perlahan ku buka ke dua mataku. Saat ke dua mataku benar- benar terbuka sempurna, betapa kagetnya aku melihat seorang bidadari yang amat cantik sedang tersenyum manis ke arahku. “ Oh Tuhan.. Apa ragaku masih berada dalam alam bawah sadarku??” tanyaku dalam hati. Ku cubit pipiku sendiri untuk memastikan jika aku sudah kembali ke alam nyata. “Aww..” ringisku. Aku menyingkirkan selimut yang semalaman ini menggulung tubuhku. Mengubah posisi tidurku menjadi duduk tepat di sampingnya. Kemudian perlahan aku menrenggangkan otot- ototku yang terasa kaku.
“Yak!!!” teriaknya, menutupi wajah cantiknya dengan ke dua telapak tangannya.
“Ji Ji Yeon-ahh…. Yak!! Sedang apa kau di kamarku?? Dan kenapa kau berteriak seperti itu??” tanyaku tidak percaya saat menyadari bahwa yeoja yang ku pikir bidadari ini adalah Park Ji Yeon. Ini adalah pertama kalinya dia masuk ke dalam kamarku setelah sekian lama kami bersahabat.
“Oppa, apa setiap kau tidur selalu bertelanjang dada seperti itu??” tanyanya dengan wajah cantiknya masih ditutupi oleh ke dua telapak tangannya.
“Wae?? Seharusnya kau beruntung karena kau adalah yeoja pertama yang menyaksikan betapa seksinya tubuhku. Kau tahu, butuh waktu empat tahun agar tubuhku sixpack seperti ini.” jawabku santai.
“Sekarang bukalah matamu!!” perintahku. Tanganku mencoba menurunkan telapak tangan Ji Yeon yang masih menutupi wajah cantiknya.
“Yak!!! Andwae!!!” kini ke dua telapak tangannya sudah tidak menutupi wajah cantiknya karena aku memegang erat ke dua tangannya. Namun, aku masih belum bisa menatap ke dua mata indah dan cemerlang milik Ji Yeon yang amat aku sukai.
“Buka matamu, Ji Yeon-ie. Aku takkan berbuat macam- macam padamu.”
“Andwae!! Pakai dulu pakaianmu, setelah itu aku akan membuka ke dua mataku.”
“Arraseo!!!” aku pun memakai kaos putih polos yang tergeletak begitu saja di tepi ranjangku.
“Kau sudah memakai pakaianmu??”
“Ne. Sekarang kau buka ke dua matamu!!!” perintahku lembut. Perlahan Ji Yeon membuka ke dua matanya hingga ke dua matanya membulat sempurna. Aku tersenyum menampilkan lesung pipiku yang mendapat tanggapan baik dari para yeoja yang pernah menyaksikan keindahan lesung pipiku. Mereka selalu mengatakan jika lesung pipiku membuatku semakin tampan dan mempesona. Bukan maksudku untuk menyombongkan diriku sendiri. Namun, ini adalah kenyataannya. Hihihi^^
“Yak!! Kenapa oppa tersenyum seperti itu??” tanya Ji Yeon aneh. Sehingga dia mengernyitkan keningnya. “Apakah senyumanku terlihat sangat aneh di matanya??” pikirku.
“Apa kau tidak terpesona dengan senyumanku, eoh???”
“Hhahahahha^^ Untuk yeoja lain mungkin iya. Tapi, tidak untukku. Begitu menggelikan jika aku melihat sendiri senyuman manismu itu. hahhaha^^” Ji Yeon tertawa lepas dan benar- benar menampakkan sebuah tawa yang sangat mengejek. Sehingga dia terpingkal- pingkal, membuatku sedikit kesal. “Sepertinya ada yang salah dengan indra penglihatan yeoja ini.” batinku.
“Isshhh…….. kau ini dongsaeng sangat menyebalkan!! Hentikan tawamu itu!!!” ucapku menahan kesal.
“Arraseo!!! Mianhae Siwon oppa.. ahhahah^^” tapi, Ji Yeon masih belum menghentikan tawanya.
“Yak!! Sudah ku katakan berhenti tertawa seperti itu!!!”
“Ne.” Jawab Ji Yeon singkat. Sekarang tawanya sudah berhenti, meskipun terlihat dari raut wajahnya masih menahan tawa.
“Lupakan hal tadi. Sekarang aku ingin bertanya padamu.”
“Tanyakanlah..” jawab Ji Yeon santai.
“Tumben sekali pagi- pagi sudah menemuiku? Hmm…… Baru kali ini kau masuk ke dalam kamarku.”
“Jadi, aku tidak boleh masuk ke rumahmu??” dia mengerucutkan bibir mungilnya.
“Anniya.. tentu saja boleh. Hanya saja aku merasa sedikit aneh. Kau mau perlu apa denganku??”
“Yak! Aku hanya ingin memberikan sedikit kejutan untuk oppaku tersayang ini. Dan coba oppa lihat ke arah meja itu. Di sana ada sekotak wadah makanan kan?? Di dalamnya berisi waffle kesukaan oppa. Aku sengaja membuatkan special untukmu.” Jari telunjuk Ji Yeon menunjuk ke arah meja satu- satunya yang ada di kamarku.
“Jinjja?? Hwahhh….. gomawo neomu gomawo, Ji Yeon-ie.”
“No problem.. hehhe^^ Sudahlah, sebaiknya oppa segera membersihkan tubuhmu dan bersiap- siap untuk ke kantor. Aku akan membuatkan coffee espresso..” jawab Ji Yeon dan tersenyum padaku.
“Arraseo!!!” aku pun mulai melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar mandi.

Park Ji Yeon’s pov.

“Ji Yeon-ie, oppamu sudah bangun??” tanya ahjumma Choi saat aku berada di dapur membuatkan coffe espresso untuk Siwon oppa. Sedangkan ahjumma Choi sedang menyiapkan menu sarapan pagi. Keluarga Choi merupakan salah satu keluarga terkaya dan ternama di Seoul. Sudah dipastikan rumahnya pun sangat megah dan mewah, serta terdapat cukup banyak pelayan di rumah ini. Meskipun begitu, ahjumma Choi tidak menghiraukan semua itu. Ahjumma Choi menjalankan perannya sebagai isteri dan seorang eomma yang sangat baik. Tidak heran ahjumma terlihat sangat akrab dengan setiap peralatan yang berada di dapur karena dia tidak membiarkan orang lain untuk memasakkan menu makanan untuk keluarganya, dia selalu memasaknya dengan ke dua tangannya sendiri.
“Ne. Sekarang Siwon oppa sedang mandi.” Jawabku sekenanya dan tersenyum pada ahjumma Choi. Begitu pun sebaliknya ahjumma Choi membalas senyumanku.
“Bagaimana dengan kuliahmu, Ji Yeon-ie??”
“Baik- baik saja. Aku tinggal menyelesaikan sekitar enam bulan lagi untuk menyandang gelarku.”
“Wahh….. sebentar lagi kau akan menyaingi eommamu sebagai designer terbaik di Seoul.” puji ahjumma Choi.
“Ahjumma terlalu berlebihan memujiku. Aku masih harus banyak belajar dari eomma.” Jawabku tersipu malu.
“Kau ini tidak jauh berbeda dengan Tae Hee, selalu merendahkan diri.” Puji ahjumma Choi lagi, mengelus rambutku lembut.
“Ahjumma berhentilah memujiku.” Jawabku tersenyum, tersipu malu.
“Arraseo!!!”

Choi Siwon’s pov.
                Sekarang aku sudah siap untuk memulai aktivitasku hari ini yang tentunya akan melelahkan sama seperti hari- hari sebelumnya. Tapi, ku rasa pagi ini adalah awal yang sangat baik. Pertama kali aku membuka mataku hari ini, aku melihat seorang yeoja yang selama ini aku sayangi sekaligus sangat ku cintai. Setelah benar- benar mantap dengan penampilanku, aku mulai melangkahkan kakiku ke luar kamar dan bergabung bersama ke dua orang tuaku, dongsaengku, dan Ji Yeon di meja makan untuk sarapan bersama.

Aurhor’s pov.

“Omoo…… oppa ku ini memang paling tampan….” teriak seorang yeoja. Dia adalah Choi Jiwon, adik perempuan kandung Choi Siwon. Sedangkan yang dipuji hanya tersenyum dan mengambil posisi duduk di kursi tepat di antara Ji Yeon dan ahjussi Choi yang menempati kursi kepala meja makan (?)
“Yak!! Jangan berteriak seperti itu, Jiwon-yya.. Usiamu itu sudah tidak muda lagi.” Ucap ahjumma Choi.
“Tapi, tidak setua Siwon oppa.” belanya.
“Sudahlah sekarang kita mulai sarapan. Hmm….. sepertinya ada sarapan special untuk putera kita.” Sindir ahjussi Choi, melirik ke arah putera pertamanya Choi Siwon.
“Ji Yeon-ahh, kau sudah pantas menjadi isteri oppaku. Hihi..” ucap Jiwon. Ji Yeon hanya tersenyum membalas ucapan dongsaeng kandung Siwon.

Choi Siwon’s pov.

“Ji Yeon-ahh, kau sudah pantas menjadi isteri oppaku. Hihi..” ucap Jiwon. Ji Yeon hanya tersenyum membalas ucapan dongsaeng kandung Siwon.
“Ne. Eomma rasa kalian berdua terlihat sangat serasi dan semakin hari kalian terlihat semakin kompak.” Tambah eomma. Aku hanya tersenyum mendengarnya.
“Hari sudah semakin siang, sebaiknya kita mulai saja sarapannya.” Ucap appa tegas.
Kami pun menikmati menu sarapan hari ini dengan tenang dan tentram. Dan bonus hari ini untukku adalah bisa menikmati waffle special dan coffe espresso kesukaanku buatan Ji Yeon.

Setelah selesai sarapan, aku, appa, dan Jiwon berangkat ke kantor. Namun, sebelum aku berangkat ke kantorku, aku mengantarkan Ji Yeon ke Seoul University.

“Ji Yeon-ahh, gomawo neomu gomawo.” Aku memulai pembicaraan saat aku dan Ji Yeon sedang dalam perjalanan menuju Seoul University mengendarai mobil sport pribadiku.
“Cheonmaneyeo, Siwon oppa..” Ji Yeon tersenyum padaku.

*************
Choi Siwon’s pov..

Sudah tiga minggu ini aku dan Ji Yeon sudah sangat jarang bertemu karena kesibukanku mengembangkan “ Lotte Departement Stores “. Saat ini aku dan para pegawai yang lainnya sedang berusaha melaksanakan strategi- strategi pemasaran yang telah kami rencanakan sebelumnya dan juga selalu berpikir keras secara produktif menyumbangkan ide- ide kreatif dan cemerlang untuk menaikkan penjualan yang lebih besar, terutama melalui perluasan jaringan yang terfokus pada sektor toko diskon. “ Lotte Departement Stores “ bermaksud untuk memperluas keanggotaan kartu kredit pada saat ini. Raksasa dan ritel berusaha dan berencana untuk mempertahankan posisi kepemimpinannya yang dominan dalam sektor departement store melalui pemasaran yang terdifereseiensi, seperti lebih memberi perhatian para anggota terbaiknya. Dengan investasi yang cukup besar, sebesar 500 miliar won, “ Lotte Departement Stores “ berencana membuka 13 toko diskon e- mart sehingga dapat meraih lebih besar keuntungan dalam sektor itu. Tentunya masih banyak lagi progress “ Lotte Departement Stores “ yang akan dilaksanakan demi mencapai tujuan.

“Tuhan… sungguh aku sangat merindukan Ji Yeon.”

Aku beristirahat sebentar dari aktivitasku dan membayangkan wajah cantik Ji Yeon membuatku senyum- senyum sendiri seperti orang gila. Tiba- tiba ponselku berdering tanda ada panggilan masuk. Betapa bahagianya saat aku membaca nama penelepon di layar ponselku adalah yeoja yang sedang sangat aku rindukan saat ini. Tanpa membuang waktu, aku segera menjawab panggilan masuk darinya.
“Yeoboseyeo..” jawabku semangat tidak bisa menyembunyikan kabahagiaanku.
“Yeoboseyeo, oppa… Nan bogosippoh.. Kenapa tidak pernah mengunjungiku di apartementku lagi akhir- akhir ini?? Sangat sibukkah??? Aku kesepian…” ucap Ji Yeon manja.
“Mianhae neomu mianhae, Ji Yeon-ahh. Oppa memang sangat sibuk. Jika oppa sudah meyelesaikan pekerjaan oppa, oppa akan menemumui. Arraseo??”
“Arraseo.. Sebenarnya aku masih ingin banyak mengobrol dengan oppa. Tapi, sudahlah. Sebaiknya sekarang oppa lanjutkan kembali menyelesaikan pekerjaan oppa, supaya cepat terselelesaikan. Hehhe^^”
“Ne. Seperti biasa jika aku sudah selesai dengan pekerjaanku, aku akan menghubungimu.”
“Annyeong, oppa..”
“Ne. Annyeong..”
Park Ji Yeon’s pov.

Karena bosan berdiam diri di dalam apartement, maka aku putuskan untuk mencari udara segar di luar. Lagi pula hari masih belum terlalu malam.

Kini aku berada tepat di atas gedung apartementku. Aku melangkahkan kakiku menuju tepi gedung apartement. Di sini aku bisa melihat betapa indahnya kota Seoul di malam hari.  Ku rentangkan ke dua tanganku, merenggangkan otot- ototku, dan memejamkan ke dua mataku. Ku hirup udara malam hari secara perlahan dan aku melakukannya secara berulang- ulang kali.

Tiba- tiba….

“Yak!! Jangan bunuh diri…” teriak suara asing, seperti suara seorang namja. Tiba- tiba aku merasakan tubuhku menghangat seperti ada yang memelukku. Refleks aku membuka ke dua mataku dan memberontak terhadap orang yang berani memelukku secara tiba- tiba.
“Yak! Nuguya???” bentakku dan berusaha melepaskan tubuhku dari pelukannya.
“Kau bosan hidup??” tanyanya saat aku sudah berhasil melepaskan tubuhku dari pelukannya. Kini aku berdiri tepat di depannya, ku tatap sinis dia.
“Jangan sembarangan bicara. Sama sekali tidak ada niat dari lubuk dan dasar hatiku untuk melakukan perbuatan konyol itu. Kau pikir aku ini yeoja bodoh?? Begitu saja memutuskan untuk mengakhiri hidup untuk bunuh diri?? Yak!! Aku sama sekali tidak memiliki pemikiran sempit seperti itu. Dan kau berani- beraninya memelukku tiba- tiba, siapa kau?? Kita sama sekali tidak saling mengenal, tapi kau dengan lancangnya memelukku seperti itu. Apa kau tidak diajarkan attitude yang baik oleh ke dua orang tuamu??” tanyaku bertubi- tubi sekaligus membentak namja yang ada di depanku.
“Yak!! Kau ini sangat cerewet!! Seharusnya kau berterimakasih padaku karena berhasil mencegahmu untuk tidak melakukan perbuatan konyol yang hampir saja kau lakukan.” Jawab namja itu santai.
“Yak!! Kau bermasalah dengan indra pendengaranmu atau memang kau tuli?? Sudah ku katakan jika aku sama sekali tidak berniat melakukan tindakan konyol bunuh diri seperti yang kau tudingkan padaku. Aku hanya menikmati udara malam di sini. Arraseo!!!” bentakku lagi padanya.
“Yak! Kau ini seorang yeoja bersikaplah lebih manis pada namja tampan sepertiku dan tidak sepantasnya kau berteriak- teriak dan membentakku seperti itu.”
“Percaya diri sekali kau ini?? Huhh?? Kau pikir kau tampan?? Mungkin bagi yeoja yang memiliki permasalahan terhadap indra penglihatannya akan berkata kau adalah namja yang tampan. Tapi, ke dua mataku masih mataku masih amat sangat normal dan aku masih bisa membedakan mana namja tampan dan mana namja gila. Menurutku kau adalah namja tergila yang pernah ku temui.” Jawabku penuh amarah. Namun, namja di depanku ini hanya tersenyum menyeringai padaku.
“Kau tidak mengenalku, yeoja cerewet??”
“Tidak penting bagiku mengetahui siapa kau. Sama sekali tidak ada untungnya bagiku. Aku menyesal bertemu denganmu malam ini.”
“Aku Lee Donghae!! Putra bungsu keluarga Lee, salah satu keluarga terkaya di Seoul.” dia memperkenalkan dirinya sendiri dengan penuh keangkuhannya.
                Aku sungguh muak menatap wajahnya. Napeun namja!! Dia mencuri kesempatan dalam kesempitan. Tanpa mengindahkan ucapannya, aku berjalan lurus melewati namja bernama Lee Donghae ini tanpa meliriknya kembali. Segera ku percepat langkahku, khawatir dia akan mengikuti dari belakang dan segera masuk ke dalam apartementku.

“Namja menyebalkan!!!!” umpatku saat baru saja masuk ke dalam apartementku.


TO BE CONTINUED ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar