Minggu, 25 Maret 2012

The Baby Project

Author  : Harnosa 
Cast      : Cho Kyuhyun, Lee Hyora (happy destiara), Lee Donghae, Eun Hyuk, Cho Ahra, Park Boram, Kang In, Yoon Ji, Lee Teuk
Rate      : PG17
Genre   : comedy, romance, marriedlife, family, sedikit geje ama mesum #plaakkk

*****
Helloooooo….. ^^
Pangabseumnida yeorobun……!!! Jumpa lagi dengan dua author kesayangan Kyuhyun #plak hehehehehehe… tiba-tiba ada ide buat ff kyura lagi, hahaha ini sebenernya juga ide dari salah satu kkumers juga hahaha… gomawo Illien~ah ^^ Seneng kan tuh pengalamanmu di masukin ke ff kita.
Udah lah ya gak usah banyak cing cong lagi, langsung aja ke Te Ka Peeeeeeee… yaaaaeeeeeeeeeeee…. Nah… Inilah edisi no nc buat kalian yang masih di bawah umur…^^

*****

Author’s P.O.V
“Aigoo…. Aku mengantuk sekali. Hoaaaaaammmm….” Boram menguap lebar setelah dia dan Hyora keluar dari kelas.
“Kau tidur jam berapa semalam?” tanya Hyora sambil memasukkan beberapa bukunya ke dalam tas.
“Jam 3 pagi untuk menyelesaikan bab analisiss. Untung saja aku bisa bangun untuk kuliah tadi pagi…” ujar Boram, masih dengan wajah mengantuknya.
“Hahahaha… Dasar. Kau sudah sampai bab analisis? Sudah selesai?” tanya Hyora.
“Eo! Tinggal aku serahkan saja pada Professor Kim setelah ini… ”
“Kau mau kutemani?” tawar Hyora.
“Boleh saja jika tak ada yang kau lakukan lagi setelah ini.” Hyora melirik jam tangan di pergelangan tangan kirinya.
“Tak ada. Kyuhyun masih ada kuliah sampai nanti sore.”
“Geurom. Kaja! (Ya sudah. Ayo!)” Boram merangkul Hyora dan mereka mulai berjalan ke kantor dosen mereka. Tapi, baru beberapa langkah mereka berjalan handphone Hyora berbunyi. Menandakan panggilan masuk.
“Ne, Eomunim…” jawab Hyora setelah melihat caller id di layarhandphone nya.
“Hyora~ya… Neo ottiya? (Kau ada dimana?)” tanya Kyuhyun Eomma.
“Aku sedang di kampus eommunim. Waeyo?” Hyora menghentikan langkahnya. Boram yang berada di sebelahnya pun ikut berhenti.
“Kau sedang kuliah?”
“Aniyo. Aku sudah selesai, Eomma…”
“Kalau begitu kau bisa bantu Eomma?”
“Bantu apa, Eomma?”
“Bantu Eomma membuatkan makanan untuk sepupu Kyuhyun yang baru datang dari Busan, ya?”
“Ne, Eomma. Aku akan segera datang.”
“Apa Kyuhyun ada disitu?”
“Eobseoyo (tidak ada). Dia masih harus kuliah sampai jam 5 nanti, Eomma…”
“Kalau begitu beri tahu dia untuk langsung pulang ke rumah saja. Sekaligus kita bisa makan malam bersama.”
“Ne, Eomma…”
“Klik!” Suara sambungan telepon pun terputus. Hyora menutup teleponnya. Lalu menatap Boram.
“Eommunim?” tanya Boram.
“Eo. Dia memintaku membantunya memasak…” jawab Hyora dengan sedikit tidak enak. Boram mengangguk tanda mengerti.
“Gwaenchanha… Aku bisa menemui professor sendirian.”
“Mianhae…” sesal Hyora.
“Aniya… Sana kau cepat berangkat…” Boram tersenyum kepada Hyora.
“Gomawo Boram~ah…  Hwaiting!!”
“Gomawo!! Annyeong…” Mereka berduapun akhirnya berpisah. Sambil berjalan ke arah luar kampus, Hyora memutuskan untuk menelepon Kyuhyun.
“Eo. Wae, Myeonjjang~ah?” jawab suara di seberang.
‘Ribut sekali…’ pikir Hyora.
“Kau masih kuliah, kan?” tanya Hyora.
“Iya. Ini baru saja selesai dan akan ganti kelas.” ucap Kyuhyun sedikit berteriak.
“Eomma-mu menyuruhmu pulang ke rumah setelah kau selesai kuliah. Aku akan kesana duluan. Eomma memintaku membantunya memasak untuk makan malam. Kata eomma ada sepupumu yang datang dari Busan.” jelasku.
“Oke… Aku akan pulang ke rumah nanti.”
“Keurom… Itabwa….(kalau begitu sampai jumpa nanti)”
“Ye~….” jawab Kyuhyun. Segera setelah itu, Hyora keluar dari kampusnya dan naik taxi menuju rumah Kyuhyun. Sesampainya di rumah Kyuhyun, Hyora menekan bel pintu rumah yang lumayan besar itu.
“Ding dong…” Hyora menampakan diri di layar intercom nya.
“Hyora~ya…” jawab Ahra dari dalam sambil membuka lock pintunya.
“Annyeo…..ng.” Hyora terkaget saat menyapa Ahra. Hyora dapat melihat di depannya kini berdiri kakak iparnya dengan seorang bayi berumur sekitar 1,5 tahunan dalam gendongannya.
“Annyeong haseyo, Immo…” Ahra merendahkan suaranya, seakan bayi itu yang berbicara. Dia juga membuat bayi itu melambai pada Hyora.
“Eo…eonni…Dia… Apakah Siwon Oppa…” ucap Hyora tergagap.
“Ya! Aniya…” Ahra kembali pada suara aslinya.
“Waaaaa… Neomu kwieopta… Biarkan aku menggendongnya, Eonnie…” Hyora meletakkan kotak kue yang tadi dibawanya di meja tamu. Lalu, mendekati Ahra dan membuka kedua lengannya. Bermaksud menggendong bayi itu.
Ahra pun menyerahkan bayi itu pada Hyora. Bayi itu tampak tenang dan tak takut pada siapapun yang ingin menggendongnya. Saat sudah berada dalam gendongan Hyora pun, bayi itu malah tersenyum.
“Ireumi mwoya?? (Namamu siapa?)” tanya Hyora.
“Kim Kyumin imnida…” jawab Ahra yang lagi-lagi merendahkan suaranya. Dan membungkukkan kepala aegi bernama Kyumin itu. Kyumin ikut menggerak-gerakkan kepalanya, seolah setuju dengan ucapan Ahra.
“Kyumin? Aigoo… Eonnie! Dia lucu sekali.” pekik Hyora yang gemas dengan kelakuan Kyumin.
“Ayo kita masuk. Eomma sudah menunggumu.” ucap Ahra.
“Ne… Kaja, Kyumin~ah… Oh, iya. Eonni… Itu untuk eommunim dan abeonim. Dan untukmu juga…” Hyora tersenyum riang sambil membawa Kyumin ke dalam. Sedangkan Ahra mengambil kotak kue yang tadi diletakkan Hyora di atas meja ruang tamu.
“Gomawo… Neo chuigo~ya…(Kau yang terbaik).”
Mereka berdua pun langsung menuju ke ruangan tengah. Di sana sudah ada Kyuhyun Eomma dan Kyumin eomma yang merupakan sepupu Kyuhyun dan Ahra.
“Annyeong haseyo…” sapa Hyora.
“Annyeong, Hyora~ya… Sudah datang kau rupanya?” kata Kyuhyun Eomma.
“Ne, eomma…” jawab Hyora.
“Kau ingat pada Yoonji Eonnie?” tanya Ahra sambil meletakkan kotak kuenya di meja makan.
“Ne, aku ingat. Apa kabar Yoonji eonnie?” sapa Hyora.
“Aku baik-baik saja… Kau sendirian saja? Kyuhyun mana?” tanyanya.
“Dia masih kuliah, Eonnie… Ah~… Jadi, ini bayi yang kau bawa dulu itu Kyumin? Aigoo… Kau sudah besar sekali, Kyumin~ah… Dulu aku tidak sempat menggendongnya karena banyak tamu.” kata Hyora lagi.
“Kau sudah pantas sekali, Hyora~ya…” Kyuhyun eomma tiba-tiba berkata. Membuat Hyora terdiam.
“Ne? Ah. Iye, eommunim…” Hyora memaksakan senyumannya.
“Kau belum hamil? Sudah berapa lama kalian menikah? Sudah delapan bulan ini kan?” tanya Yoonji. Dari nada suaranya dia terdengar cukup kaget. Hyora pun hanya bisa menggeleng lemah.
“Padahal aku sudah ingin sekali cucu.” kata Kyuhyun Eomma. Suasana diantara mereka pun menjadi tenang seketika karena kalimat yang diucapkan Kyuhyun Eomma. Seperti ada sesuatu yang mengganjal.
“Eonnie, apakah eonnie sedang berlibur?” Hyora berusaha mengalihkan pertanyaan dari eominumnya itu.
“Eo! Suamiku sedang dinas di Seoul jadi aku bilang aku ingin ikut dan mengunjungi keluarga kalian.” jawab Yoonji cepat. Ia sedikit merasa bersalah karena membawa Hyora ke dalam situasi yang cukup sulit.
“Ah~… Geureyo?” Tiba-tiba Kyumin berceloteh tak jelas. Dia menunjuk-nunjuk ke arah luar rumah. Membuat perhatian mereka teralihkan lagi.
“Wahh… Kyumin sangat pintar….” ucap Hyora.
“Neo… Makanya buatlah sendiri dengan Kyuhyun.” sahut Ahra.
“Eonnie~ya…” kata-kata Ahra sontak membuat Hyora malu. Kyuhyun Eomma dan Yoonji pun tertawa.
“Yoonji~ya… Kau ingin makan apa?” tanya Kyuhyun Eomma.
“Hmm..  Samgyetang sepertinya enak…”
“Ide bagus… Kalau begitu biar kami saja yang belanja!” kata Ahra sambil menggandeng Hyora.
“Aku juga ikut !!” seru Yoonji.
“Kaja!!” ucap Ahra semangat.
Dan akhirnya, ketiga yeoja itu beserta si kecil Kyumin pergi ke supermarket. Hyora masih menggendong Kyumin dalam dekapannya, seolah tidak ingin melepaskannya. Kyumin pun nampak nyaman berada dalam gendongan Hyora. Sesekali dia berceloteh seperti mengajak orang untuk berbicara.
“Bagaimana kehidupan pernikahan kalian, Hyora~ya?” tanya Yoonji yang duduk di jok belakang.
“Ne? Ah~… Na jinjja haengbokhaeyo, Eonnie…” jawab Hyora sembari memainkan tangan Kyumin yang kini menggenggam erat jari telunjuk Hyora.
“Syukurlah… Tak ada masalah diantara kalian, kan?”
“Masalah paling-paling datang dariku. Kyuhyun suka marah jika aku, Donghae dan Hyuk mengganggu mereka. Eonnie… Asal kau tahu saja. Mereka berdua ini sering sekali bermesraan jika sedang di rumah. Kkkkk.” Belum sempat Hyora menjawab pertanyaan Yoonji, Ahra sudah menjawabnya dengan kecepatan kilat.
“Ahra Eonnie!! Kenapa bercerita begitu?? Aku kan jadi….” Sontak muka Hyora berubah warna menjadi merah. Ahra yang melihatnya pun tertawa keras, meskipun pandangannya masih tertuju ke arah jalan raya karena dia yang sedang menyetir mobil.
“Huahahahahaha.. Tiap kali kami ke apartemen mereka, Kyuhyun pasti sedang menyerangnya. Kkkkk.” ucapan Ahra ini pun makin menambah rona merah di wajah Hyora.
“Jinjja? Huahahahaha…Gwenchanha, Hyora~ya. Tak perlu malu. Kita kan sudah menikah. Jadi, wajar saja menceritakan hal seperti itu…”
“Aigoo… Jadi, kalian mau membuatku iri, huh?” protes Ahra.
“Eonnie, kau yang mulai duluan, kan??” Hyora menatap Ahra.
“Ya~… Kau rajin melakukannya, kan dengan Kyuhyun? Kenapa belum jadi aegi juga, eo?” tanya Yoonji.
“Mollayo…” jawab Hyora terdengar pasrah.
“Hmm… Ataukah ada yang kalian pikirkan sehingga kau belum hamil juga?” tanya Ahra.
“Hei! Bagaimana jika kalian berdua pergi berkonsultasi ke dokter? Biasanya dari konsultasi tersebut bisa kalian cari tahu masalahnya.” usul Yoonji.
“Eo! Benar Hyora~ya… Coba saja kau ajak Kyuhyun ke dokter untuk konsultasi…” Ahra menganggukkan kepalanya.
“Ne? Ke dokter? Dokter apa?” tanya Hyora polos.
“Ke dokter hewan.” jawab Ahra asal saja.
“Dokter hewan??” tanya Hyora, berusaha meyakinkan pendengarannya.
“Aish! Jinjja… Hyora~ya… Tentu saja ke dokter kandungan.” jawab Ahra sambil menggelengkan kepalanya.
“Mwo??!! Dokter kandungan?” tanya Hyora lagi. Wajahnya tampak terlihat bingung.
“Iya. Lalu mau di dokter apa? Jangan bilang kau benar-benar mau ke dokter hewan ya, Hyo…” kata Yoonji dengan muka =_=”.
“Eomma sudah ingin menimang cucu. Aku juga sudah ingin keponakan yang lucu.”
“Ah! Bagaimana jika Ahra Eonnie menikah saja dengan Siwon Oppa? Lalu, kalian bisa membuat keponakan untukku dan Kyuhyun dulu?” usul Hyora.
“Mwo??!! Ya! Kan yang menikah dulu itu kau…”
“Hmm… Siapa tahu malah Eonnie dulu yang bisa memberikan kami keponakan…” Hyora tersenyum.
“Aish! Bocah ini! Kau sudah tertular Kyuhyun rupanya. Komentarmu benar-benar sudah mirip dia.” kata Ahra. Yoonji dan Hyora tertawa.
“Kita sampai!! Kaja!!” Ahra memberi komando.
Pikiran Hyora sekarang sudah penuh dengan usul dari Yoonji. Dia sedang menimbang apakah sebaiknya dia mengatakan pada Kyuhyun tentang masalah ini.
“Apa yang harus kulakukan, Kyumin~ah?” tanya Hyora. Kyumin hanya mengerjapkan kedua mata bulatnya dan mengeluarkan suara-suara celotehan yang tak begitu jelas terdengar.

—–
“Ayo kita mulai memasaknya…” kata Kyuhyun Eomma setelah ketiga yeoja itu pulang berbelanja.
“Ini, Eonnie. Aku akan membantu eommunim dulu.” kata Hyora sambil menyerahkan Kyumin pada Yoonji.
“Itabwa, Kyumin~ah…” Hyora melambaikan tangannya pada Kyumin dan mengikuti mertuanya ke dapur.
Hyora pun membantu Kyuhyun eomma dan Ahra di dapur membuat makanan untuk makan malam mereka. Sedangkan Yoonji bermain bersama Kyumin.
“Otteyo eommunim?” tanya Hyora saat mertuanya mencicipi masakan buatannya. “Waaa..massita…” kata Kyuhyun eomma. “Kau sudah selesai dengan kimbabnya belum Ahra~ya?”
“Ne, Eomma… Sebentar lagi…” jawab Ahra.
“Letakkan ini di mangkuk lalu yang itu tatalah di piring lonjong” perintah Kyuhyun Eomma.
“Ne, Eomma…” Ketiga yeoja itu dengan cekatan menyelesaikan tugasnya sebelum acara makan malam dimulai sambil menunggu suami Yoonji, Kyuhyun dan Kyuhyun appa.
“Kkeut!!(selesai!!) Gomawo, Ahra~ya… Hyora~ya…” kata Kyuhyun eomma sambil merangkul kedua putrinya. Hyora dan Ahra tersenyum lebar.
“Jarhaesseo jarhaesso! (kerja yang bagus!)” Ahra ber hi-five dengan eomma dan Hyora.
“Hoaaaaaa…hoaaaa…..” Tiba-tiba terdengar suara Kyumin yang menangis.
“Kyumin?” Ketiganya lalu mencari suara Kyumin yang sedang menangis.
“Tolong Kyumin! Aku sedang di kamar mandi!” teriak Yoonji dari dalam kamar mandi.
“Aigoo… Kyumin~ah. Neo waekure??” Kyuhyun Eomma menggendong Kyumin. Ahra dan Hyora pun berusaha menenangkannya. Tapi, Kyumin tak kunjung diam. Dia masih saja menangis.
“Coba aku gendong, Eomma…” tawar Hyora.
“Ini.” Kyumin pun lalu berpindah ke tangan Hyora. Tak berapa lama kemudian, Kyumin tampak tenang. Hyora mengajaknya berputar keliling rumah dan menunjukkan Kyumin ikan yang ada di kolam ikan di depan rumah keluarga Kyuhyun. Ahra juga mengikutinya.
“Aku jadi ingin punya aegi sepertinya, Eonnie.” gumam Hyora.
“Kau buat saja bersama Kyuhyun. Kalian sudah semakin rajin kan melakukannya?” selidik Ahra.
“Hmm… Ne, Eonnie… Tapi….” Perhatian mereka teralihkan karena tiba-tiba mobil Kyuhyun meluncur masuk dari pintu gerbang. Si pengemudinya lalu turun dan tersenyum menghampiri Hyora.
“Itu Kyuhyunie Samchoon…” kata Ahra.
“Annyeong~….” Kyuhyun melambaikan tangannya. “Nuguya?” tanyanya kemudian.
“Kyumin imnida…. Kyuhyun Samchoon…” jawab Hyora, merendahkan suaranya.
“Annyeong Kyumin~ah… Nugu aegi?” tanyanya sambil memainkan tangan Kyumin yang berceloteh riang saat melihatnya.
“Nae aegi~ya, Kyu…” Yoonji tiba-tiba muncul di belakang mereka.
“Eo! Nuna!! Annyeong haseyo…” Kyuhyun melambaikan tangan.
“Lihat… Istrimu ini sudah pantas kan menggendong aegi? ” tanya Ahra.
“Lalu?” Kyuhyun balik bertanya.
“Ayoo… Cepatlah buatkan keponakan untukku agar aku bisa mendandaninya.” pinta Ahra.
“Nuna~ya!! Kau pikir bayi kami itu mainanmu?” kata Kyuhyun kesal. Ahra hanya mengedikkan bahunya, seolah tidak peduli dengan ucapan yang baru saja Kyuhyun sampaikan.
“Kyuhyun~ah… Wasseo?” tanya Eommanya yang kini juga menyusul ke depan.
“Annyeong haseyo, Eomma. Kau sehat kan, Eomma?” tanya Kyuhyun sambil memeluk eommanya.
“Aku sehat-sehat saja. Kau bagaimana?”
“Ne, aku sehat-sehat saja. Appaneun ottisseoyo?(appa dimana?)” tanya Kyuhyun sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
“Belum pulang. Mungkin sebentar lagi.”
“Ah, begitu. Nuna~ya… Kau kemari bersama Youngwoon Hyung?” Kyuhyun mengalihkan pertanyaannya kepada Yoonji.
“Tentu saja. Lantas bersama siapa lagi?” jawab Yoonji.
“Lalu, kemana Kangin Hyung?”
“Dia belum pulang. Dia kan sedang dinas di sini. Jadi, aku minta ikut saja. Lagipula, aku ingin Kyumin melihatmu. Kau sudah lama sekali tidak ke Busan, kan?”
“Ah… Minhae Nuna. Kami kan sedang sibuk-sibuknya.” jawab Kyuhyun.
“Sibuk apa kau?” tanya Ahra penuh selidik. Kyuhyun mengeluarkan seringaiannya.
“Kami… Sibuk membuatkan keponakan untuk kalian, kan?” ucap Kyuhyun yang kemudian merangkul Hyora.
“M…mwo??” Hyora tergagap mendengar pernyataan Kyuhyun.
“Iya kan, Myeonjjang??” Kyuhyun tersenyum jahil padanya.
“Ah~ begitukah? Hahaha…” Kyuhyun Eomma tertawa. Wajah Hyora terlihat semakin memerah.
“Geureomyeon (Kalau memang begitu). Neo… Bekerjalah lebih keras.” ejek Ahra.
“Eonnie!!” Hyora berteriak dengan muka merah. “Kyumin ada disini….” Terdengar suara Kyumin yang tertawa.
“Gwaenchanha… Dia tidak akan tahu apa yang kalian ucapkan. Oh, iya. Eomma lupa membeli ddokboki untuk appa kalian. Kyuhyun~ah… Bisakah kau membelinya?” kata Eomma.
“Ddokboki? Arasseo… Akan kubelikan, Eomma.” Kyuhyun mengiyakan.
“Eonnie bolehkah aku dan Kyumin ikut?” tanya Hyora.
“Pergilah bawa Kyumin bersama kalian. Oh, iya. Tolong belikan pampersjuga untuk Kyumin, ya?” kata Yoonji.
“Ne, Kaja… Kyumin~ah…” Hyora mengangkat Kyumin dari gendongan Yoonji.
“Hati-hati, Kyuhyun~ah..” pesan Eomma Kyuhyun.
“Ne~…” jawab Kyuhyun dan Hyora bersamaan. Mereka berdua lalu berjalan beiringan menuju mobil.
“Mereka sudah pantas menjadi keluarga kecil.” ucap Yoonji saat mobil Kyuhyun sudah menghilang dari balik pagar rumah keluarga Kyuhyun.
“Kapan mereka akan memberikanku cucu, ya?” gumam Kyuhyun Eomma.
“Akan kami suruh mereka berusaha lagi eomma. Tenang saja…” jawab Ahra sambil merangkul eomma nya itu.
“Neo ddo. Kapan Siwon akan melamarmu, hah?” goda Kyuhyun eomma.
“Eomma…!!” pekik Ahra dengan wajah memerah.
“Aigoo… Kau sudah punya pacar rupanya, Ahra~ya…” goda Yoonji.
“Eonnie! Sudahlah jangan meledekku terus.” dengus Ahra.
“Kau ini. Kenapa malah Kyuhyun dulu yang menikah. Dasar…”
“Sudah sudah. Tak usah bertengkar. Ayo masuk saja.” ajak Kyuhyun dan Ahra Eomma.
“Err… Eomma…” panggil Ahra saat mereka memasuki rumah.
“Wae?”
“Suruh saja Kyuhyun menginap malam ini. Bagaimana?”
“Kau sedang kangen padanya, ya?”
“Hehehehe….” Ahra mengisyaratkan tawa anehnya. Kalian tahu, kan apa artinya ini?

End of Author’s P.O.V

—–
Kyuhyun’s P.O.V
“Eomma haebwa, Kyumin~ah… (Coba bilang Eomma, Kyumin~ah)” Aku mendengar Hyora berusaha mengajarkan Kyumin bicara. Dia tampak senang sekali dengan anak itu. Aku bisa melihat dari ekor mataku kalau Hyora sangat menyukai anak kecil itu.
“Eung eung…pa pa pa…” Kali ini aku mendengar Kyumin yang bergumam sambil menunjuk ke arahku.
“Appa?? Kyuhyun Appa? Sudah pantas ya Samcheonmu ini dipanggil ‘Appa’?” tanya Hyora sambil mengangkat tubuh Kyumin membuatnya berdiri diatas pangkuannya.
“Kyumin~ah… Appamu sedang bekerja. Samcheon Haebwa..” perintahku.
“Mungkin Kyumin mengira kau ini Kangin Oppa. Iya kan, Kyumin?” ucap Hyora dengan nada mengejek. Hyora terkikik pelan.
“Mwo?? Kyumin~ah… Andwae. Appamu itu kan lebih besar dariku. Bagimana bisa kau menganggap Samcheon ini Appamu, ha??” ucapku tidak terima. Enak saja aku disamakan dengan Kangin Hyung yang besar seperti beruang itu. Well, mungkin kalau dia tahu aku bicara seperti ini aku juga pasti akan kena damprat.
“Kuadukan kau samcheon menyebut appaku seperti itu…” kata Hyora sambil mengecilkan suaranya, seolah Kyumin yang sedang berbicara. Aku tersenyum mendengarnya. Dia tampak menikmati mengasuh Kyumin. Tangannya menggerakkan tangan Kyumin dan mengajaknya bicara. Meskipun hanya dibalas dengan racauan dan suara yang tak jelas. Tapi, nampaknya Hyora tampak begitu senang. Apakah dia sudah ingin sekali punya aegi?
Hmm… Kalau boleh dibilang, kami sudah melakukan olahraga malam kami dengan baik. Sering malah. Tapi, mengapa dia belum hamil juga, ya? Atau aku……… Aish!! Molla molla… Singkirkan pikiran burukmu itu, Cho Kyuhyun.
“Jjangmyeon~… Kata Yoonji Eonni, Kyumin sangat suka jika ada orang menyanyi. Kau menyanyilah untuknya…” pinta Hyora.
“Jinjja? Baiklah… Kyumin~ah dengarkanlah Samcheon bernyanyi….. ” ucapku. Hmm… Lagu apa ya, bagusnya?
Puff, the magic dragon lived by the sea 
And frolicked in the autumn mist in a land called Honah Lee, 
Little Jackie paper loved that rascal puff, 
And brought him strings and sealing wax and other fancy stuff. Oh

Aku bisa melihat dia langsung diam dan memperhatikanku yang sedang menyetir sekaligus menyanyi.
“Wuaaa….. Samcheon Chuigo! (Samcheon the best!)” ucap Hyora saat aku menyelesaikan satu bait nyanyianku. Kyumin terlihat senang sekali berada di pangkuan Hyora. Tubuhnya bergerak-gerak dengan riang. Membuatku menarik kedua sudut bibirku.
“Kaja, Myeonjjang… Kita sampai.” Aku kemudian keluar dari mobil dan membantu Hyora turun dari mobil, mengingat dia membawa bayi. Kami pun menuju ke kedai ddokboki langganan kami.
“Annyeong haseyo, Ahjumma…” sapaku pada Kim ahjumma, pemilik kedai ini.
“Eo! Kyuhyun~ah… Hyora~ya…”
“Annyeong haseyo, Ahjumma…” Hyora ikut menyapanya.
“Ya! Kalian sudah memiliki bayi? Waaa… Yeppeo…” ucap Kim Ahjumma takjub.
“A… aniyeyo… Ini adalah kepokanan kami, Ahjumma…” jawab Hyora.
“Lalu, kapan kalian akan memiliki momongan? Kalian kan sudah lama menikah.” tanyanya.
“Ah… Kami belum tahu, Ahjumma…” Kali ini aku yang menjawab dengan nada yang sedikit err… Aneh.
“Kalian sebaiknya cepatlah punya bayi. Eommamu itu sering sekali bercerita padaku bahwa dia sudah ingin sekali mempunyai cucu.” nasihat Kim Ahjumma.
“Jinjjayo?” tanya Hyora sambil membenarkan posisi gendongannya. Sepertinya Kyumin banyak bergerak sehingga Hyora terus menerus membenarkan posisi Kyumin dalam gendongannya.
“Maka dari itu. Cepatlah beri eommamu cucu, Kyuhyun~ah…”
“Ah~… Tenang saja, Ahjumma. Kami sedang mengusahakannya.” Aku menjawabnya santai.
Bisa kulihat Hyora melebarkan matanya. Sepertinya dia kesal padaku. Hahaha. Lucu sekali wajahnya itu. Membuatku ingin mencubitnya saja.
“Ahjumma tolong bungkuskan 5 porsi ddokboki.” lanjutku.
“Uhu hu….” Kyumin merengek dan memberontak lagi dalam gendongan Hyora. Hyora mengalihkan perhatian Kyumin kepada orang-orang yang lewat di depan kedai itu.
“Lihat itu, Kyumin~ah… Hyung itu tampan bukan? Kau harus seperti mereka ya kalau sudah besar…” kata Hyora.
“Eung…” Kyumin menggerak-gerakan tubuhnya sambil mengangguk-angguk. Lucu sekali dia itu.
“Aigoo… Lucu sekali dia…” Aku mendengar ada dua orang ahjumma yang kelihatan tertarik dengan Kyumin. Mereka mengerubunginya.
“Kamsahamnida…” jawab Hyora sopan.
“Kau sangat muda, Nak.. Apakah anak ini adalah….”
“Uri Kyeorhonhaesseoyo, Ahjumma…” jawabku sambil memperlihatkan cincin pernikahan kami.
Aku melirik dan tersenyum pada kedua ahjumma ini. Apakah Kyumin begitu mirip denganku?
“Oh… Syukurlah kalau begitu… Pantas saja. Mirip sekali seperti Appanya.” ujar Ahjumma berbadan pendek di hadapanku.
“Jadi sudah berapa lama kalian menikah?” tanya Ahjumma yang satunya lagi. Aish, jinjja. Kenapa mereka ini cerewet sekali?
“Baru delapan bulan yang lalu kami menikah.” Hyora menjawabnya sambil menimang Kyumin yang tampaknya agak sedikit rewel.
“Mwo?? Delapan bulan yang lalu?? Anak ini sepertinya sudah berusia lebih dari 1 tahun, kan?” Kedua ahjumma itu saling lirik lalu menatap kami curiga seperti buronan polisi.
“Ne… Dia berusia satu setengah tahun.” jawabku santai. Hahaha. Aku ingin melihat apa reaksi kedua ahjumma itu.
“Jadi kalian……” Kedua ahjumma itu tampak shock.
“Aniyeyo, Ahjumma. Dia adalah keponakan kami. Bukan aegi kami…” ucap Hyora.
“Oh, begitu…. Kami pikir kalian…”
“Aniyeyo…” Hyora menjawab dengan sedikit panik. Aku tahu maksudnya. Mereka pasti berpikir kalau kami menikah karena Hyora hamil. Cish. Aku bukan tipe namja yang seperti itu. Aku tidak akan pernah menikahi seorang yeoja hanya karena hal seperti itu. Aku bahkan selalu berpikir bahwa yeoja itu justru perlu dilindungi. Kalian sendiri tahu kan kalau aku saja baru berani menyentuh Hyora setelah agak lama pernikahan kami. Bagaimana bisa aku berbuat hal seperti itu kepadanya?
“Geurom… Cepatlah kalian memiliki anak sendiri.”
“Ah. Iye, Ahjumma.” ucap Hyora terdengar kaku. Kedua ahjumma itu pun menganggukkan kepalanya lalu pergi meninggalkan kami berdua ah ani… bertiga dengan Kyumin tentu saja yang masih menunggu pesanan. Sebelum meninggalkan kami, kedua ahjumma itu bahkan sempat mencubit pipi keponakanku. Aish, jinjja. Dasar ahjumma.
“Ini pesananmu, Kyuhyun~ah…” Kuambil plastik berisi bungkusan ddokboki dari tangan Ahjumma pemilik kedai.
“Kamsahamnida….” ucap kami berdua bersamaan. Kami berdua pun berjalan ke arah dimana mobilku terparkir.
“Jangmyeon, aku lupa sesuatu…” Tiba-tiba Hyora berkata saat kami sampai di mobil.
“Mwo?” Aku membalikkan tubuhku.
“Aku lupa membeli pampers untuk Kyumin. Neo… Bisakah menggendongnya dulu? Aku akan membelinya di mini market.” katanya sambil menyerahkan Kyumin padaku.
“Ya~… Aku tidak bisa menggendongnya, Hyora~ya…” Aku sedikit tersentak saat merasakan hangat tubuh Kyumin di permukaan kulitku. Kulitnya begitu lembut dan sensitif. Aroma khas bayi pun tercium dari tubuhnya. Tapi, Hyora sudah memasrahkan Kyumin ke dalam gendonganku yang menurutku masih terasa kaku.
“Ireohke (seperti ini), Jangmyeon~ah… Kau harus menggendongnya seperti ini.” Hyora membantuku menggendong Kyumin. Hyora menaruh Kyumin di atas pinggangku dan membuat salah satu tanganku menopang tubuhnya. Sedngkankan tanganku yang satunya diletakkannya di belakang lehernya. Kedua kaki Kyumin diletakkannya melingkar di pinggangku. Oh… Ternyata begini caranya.
“Aku takkan lama. Gildarikhae… (Tunggu aku).” Hyora segera berlari menuju minimarket yang letaknya ada di seberang jalan.
Namun, baru beberapa saat aku menggendong Kyumin, dia sudah mulai memberontak dalam gendonganku dan menangis dengan keras. Aku berusaha menenangkannya dengan menepuk pantatnya pelan. Tapi, itu sepertinya tidak berhasil. Aku pun menggendong Kyumin dengan susah payah karena dia semakin bergerak liar dalam gendonganku. Aku belum pernah menggendong bayi sebelumnya. Ah.. Hyora~ya… Cepatlah kembali…
“Hiks hiks… Huaaaaa….” Kyumin menangis semakin keras.
“Kyumin~ah… Wae wae wae?” Aku berusaha menenangkannya tapi tangisannya semakin menjadi. Aigoo… Apa yang harus aku lakukan? Aku dapat melihat beberapa orang menatapku seolah aku ini adalah appa yang tidak becus mengurus anak. Cish. Bagaimana bisa becus? Aku saja belum pernah punya anak dan menggendong bayi seperti ini?
Tiba-tiba, aku merasakan kehangatan menyentuh lenganku. Aku merasa tidak asing dengan kehangatan ini. Kehangatan yang berbentuk seperti aaaahhhh….
“Yak! Kenapa kau pipis di lengan Samchoon?” bentakku.
Sial! Kenapa malah Kyumin mengompol di lenganku. Aku menjauhkannya dari tubuhku, meskipun tak melepaskannya dari gendonganku. Dia menghentikan tangisannya. Aish, jinjja. Setelah mengompoliku dia malah menghentikan tangisannya? Benar-benar. Kalau saja dia bukan anaknya Kangin Hyung, sudah aku pukul pantatnya hingga merah. Tapi, mengingat appanya yang seperti beruang itu. Hhh… Aku bisa habis dibabat olehnya.
“Kyahahahaha….” Kali ini aku mendengar suara Kyumin yang tertawa, seolah sedang mengejekku. Aku mendelik tajam ke arahnya. Dapat kulihat wajahnya yang berubah takut. Tapi, dia malah memasukkan tangannya ke dalam mulutnya. Lalu, berpose dan mengeluarkan ‘puppy eyes’ nya.
“Baiklah… Baiklah… Samchoon tidak akan marah padamu. Tapi, awas! Jangan mengompol di lengan Samchoon lagi.” titahku. Kyumin pun menganggukkan kepalanya, seolah mengerti dengan apa yang aku katakan.
“Hhhh… Mian..hae… Aku lama. Aku… Astaga! Kyuhyun~a… Kenapa bajumu basah begini?” ucap Hyora terengah-engah. Sepertinya dia lari dari minimarket itu.
“Kyumin mengompol. Ah… Bisakah kau memeganginya sebentar? Aku akan mengganti pakaianku di dalam mobil. Sepertinya aku ada kaos di dalam dashboard mobil.” ucapku.
“Eo! Kalau begitu aku akan ke toilet umum sebentar. Memasang pampers untuk Kyumin.”
“Baiklah…” Aku pun segera masuk ke dalam mobil dan membuka laci dashboard mobilku. Ada tidak, ya? Ah… Ada. Aku pun mengambil kaos hitam yang ada di dalamnya. Melepas kaos sial yang terkena ompolan keponakanku itu lalu mengambil kantong plastik yang biasanya kuletakkan di samping pintu mobil dan memasukkannya. Kupakai kaos hitam itu lalu duduk di kursi kemudi.
“Ah… Akhirnya…” ucapku lega setelah duduk dengan pas di kursi kemudi.
Tak lama kemudian pintu kursi penumpang terbuka. Aku dapat melihat Hyora masuk ke dalam mobil dengan Kyumin yang sudah memakai pampers.
“Sudah?” tanyaku singkat.
“Eo. Sudah.” Aku pun menyalakan mesin mobil lalu melesat ke arah rumah. Bisa kulihat Hyora yang tersenyum lembut saat melihat Kyumin tertidur di pangkuannya. Dia menggumamkan lagu anak-anak dan menepuk punggung Kyumin pelan. Sepertinya itu adalah cara untuk membuat seorang bayi tertidur. Ternyata merawat bayi bukan hal yang gampang.

End of Kyuhyun’s P.O.V

—–
Hyora’s P.O.V
“Huffttt…. Sampai juga.” Kyuhyun melepaskan seat belt nya setelah mobil kami sampai di rumah. Sepertinya dia cukup lelah karena pergi seharian denganku dan Kyumin yang sempat rewel tadi. Kyumin bahkan mengompol dan membuat baju Kyuhyun basah.
“Kaja…” ajaknya. Aku mengangguk dan menggendong Kyumin yang sudah tidur. Wajahnya tampak polos sekali saat tertidur. Dia memasukkan jempol mungilnya ke dalam mulutnya. Aku dapat mendengar dengkuran kecil keluar dari mulutnya. Ah~… Kyieopta… Seperti Samchoon nya saja saat sedang tidur. Keduanya terlihat sangat mirip. Tapi, tentu berbeda saat sedang sadar. Kalian tahu kan, apa maksudku? Err… Aku tidak perlu dan tidak akan menjelaskannya kepada kalian.
“Mianhae… Aku telah merepotkanmu, Janmyeon~ah…” sesalku ketika kami berjalan ke arah pintu rumah.
“Wae?”
“Ehemm… Seharusnya tadi aku tak menitipkan Kyumin padamu. Kau terlihat kesusahan.” lanjutku.
“Gwaenchanha. Bukannya semua bayi seperti itu? Sudah tak perlu kau pikirkan. Kita harus cepat masuk dan menidurkan Kyumin di tempat tidur.” Dia menyentuh kedua pundakku dari belakang.
“Kami pulang…” katanya sambil membukakan pintu untukku.
“Kyuhyun~ah…” Ada sebuah suara asing yang memanggil Kyuhyun dan dia muncul dari dalam.
“Kangin Hyung!!” Mereka segera berpelukan.
“Annyeong haseyo…” sapaku.
“Hyora~ya… Aigoo aigoo… Nae adeul (putraku)…” Itu Kangin Oppa atau Youngwoon Oppa rupanya, Kyumin Appa. Tubuhnya agak sedikit kurusan dibanding saat dia datang ke pernikahan kami. Mata Kangin Oppa kemudian beralih ke arah Kyumin yang ada di gendonganku.
“Biar aku yang letakkan di kamar saja, Oppa…” ucapku setengah berbisik, supaya Kyumin tidak terbangun.
Kami berjalan ke arah ruang keluarga. Sudah berkumpul semua ternyata. Aku pun melenggang pelan ke arah kamar Kyuhyun bersama Yoonji Eonni untuk menidurkan Kyumin. Kemudian, kami menuju ruang makan untuk makan bersama.
“Jadi, bagaimana tadi dengan Kyumin?” tanya Kangin Oppa.
“Hoaaa… Himdeuroyo, Hyung (sangat berat, Hyung). Dia menangis kencang sekali. Aku tak bisa menggendongnya.” jawab Kyuhyun saat kami berkumpul setelah makan malam sambil menikmati ddokboki dan soju.
“Jinjja?? Hahahaha…”
“Dia itu seperti kau berarti.” jawab Abeonim sambil tersenyum lembut. Ah… Aku jadi kangen dengan appaku. Pasti dia sekarang sedang ada di rumah bersama dengan Donghae Oppa atau sedang pergi dinas ke luar kota.
“Jinjjayo Abeonim? Ceritakan tentang Kyuhyun saat kecil.” pintaku.
“Kyuhyun akan berhenti menangis jika dia mendengar lagu. Saat dia sudah bisa berbicara pun dia suka sekali menyanyi. Hahaha.” Kami semua pun tertawa mendengarnya.
“Jinjjayo?”
“Eo! Dan dia itu di usia enam tahun masih tidur bersama kami. Dia tidak mau tidur sendiri. Dia itu….” lanjut Eomma Kyuhyun.
“Eomma! Hentikan…” Kyuhyun mengatakannya dengan wajah memerah karena malu. Hahaha. Lucu sekali.
“Jadi, kalian kapan akan memberikan kami cucu? Aku sudah ingin menggendong cucu darimu Kyuhyun~ah…” kata Abeonim tiba-tiba.
“Lihat… Bukan hanya aku, Boram, Hyuk dan Donghae saja kan yang menginginkan keponakan? Appa, Eomma, dan Byunghun ahjussi juga sudah ingin cucu dari kalian.” kata Ahra Eonnie.
Ah~ hal ini lagi yang dibicarakan. Membuatku terbebani saja. Lagipula, kami ini kan baru menikah delapan bulan. Tak bisakah mereka bersabar? Aku juga sudah ingin memiliki aegi dari Kyuhyun. Huh! Padahal kami sudah sering melakukannya. Tapi, kenapa aku belum hamil juga ya? Aish… Kenapa aku membicarakan hal memalukan seperti ini? Lee Hyora. Sejak kapan kau jadi mesum begini? Aigoo…
“Aish! Nuna~ya… Kau membuat Hyora jadi sedih begini. Arasseo arasseo. Akan kubuatkan kau keponakan nanti malam.” ucap Kyuhyun sambil merangkulku.
“Mwo??” Aku melotot padanya. Yang benar saja? Bocah ini. Kenapa dia berbicara seperti itu di depan semuanya? Aku kan jadi malu. Wajahku langsung memanas seketika, berganti degradasi warna menjadi merah.
“Kau sudah tak perlu malu lagi, Hyora~ya…” kata Yoonji.
“Eonnie! Tapi ini masih terasa memalukan…” jawabku sambil memukul lengan Kyuhyun yang malah tertawa.
Kami pun mulai membicarakan banyak hal lain setelah itu. Tentang persiapan skripsi kami. Tentang kelakuan Kyumin yang menggemaskan. Ah… Betapa aku sangat menyukai anak itu. Dia itu lucu sekali. Aku melirik ke arah jam tangan yang terpasang di tangan kiriku. Astaga. Sudah malam.
“Kyu…” Aku menarik-narik ujung kaosnya dan menunjukkan jam tanganku yang sudah menunjuk ke arah angka sebelas.
“Oh. Sudah malam ternyata. Mau pulang?” tanya Kyuhyun. Aku pun menganggukkan kepalaku.
“Kalian mau pulang?” tanya Abeonim.
“Ne, Appa.” jawab Kyuhyun.
“Kalian menginap saja disini. Lagipula ini sudah terlalu larut.” nasehat Eomunim.
“Benar, lagipula kalian kan tadi minum soju. Akan sangat berbahaya jika kau mengemudi dalam pengaruh alkohol. Walaupun kalian hanya minum sedikit.” tambah Kangin Oppa.
Kyuhyun pernah bercerita bahwa Kangin Oppa pernah mengalami kecelakaan gara-gara mabuk. Mungkin, dia khawatir pada kami.
Aku dan Kyuhyun saling pandang. Kyuhyun seperti bertanya melalui matanya ‘Bagaimana ini?’. Aku pun menjawabnya dengan pandangan ‘Terserah kau saja.’
“Tapi, Eomma. Kamarku kan dipakai oleh Kangin Hyung. Aku dan Hyora tidur dimana?” tanya Kyuhyun.
“Kalian kan bisa tidur di kamar tamu yang ada di sebelah kamarku. Jadi, aku bisa mengecek apakah malam ini kalian akan membuatkan keponakan yang lucu untukku. Hahahaha.” ucap Ahra Eonni.
“Eonni!” pekikku yang diikuti oleh suara tawa semua yang ada disitu. Aish… Aku sepertinya harus berhati-hati. Apa Eonni mempunyai rencana aneh lagi seperti beberapa kejadian sebelumnya? Kakak iparku ini kan agak sedikit ajaib. =,=”

End Of Hyora’s P.O.V

—–
 Ahra’s P.O.V
Flashback
“Ddokboki? Arasseo… Akan kubelikan, Eomma.” Kyuhyun mengiyakan saat eomma menyuruhnya membelikan ddokboki untuk appa.
“Eonnie bolehkah aku dan Kyumin ikut?” tanya Hyora. Kyumin itu adalah keponakanku yang baru saja berusia satu setengah tahun.
“Pergilah bawa Kyumin bersama kalian. Oh, iya. Tolong belikan pampersjuga untuk Kyumin, ya?” kata Yoonji eonni, kakak sepupuku sekaligus ibu dari Kim Kyumin.
Keluarga kecil ini memang sedang menginap di rumah kami untuk beberapa hari. Kangin Oppa, suami Yoonji Eonnie sedang menjalankan tugas di Seoul. Maka dari itu Yoonji Eonnie yang tak mau ditinggalkan suaminya ikut ke Seoul dan akhirnya mereka menginap di rumah kami.
“Ne, Kaja… Kyumin~ah…” Hyora mengangkat Kyumin dari gendongan Yoonji.
“Hati-hati, Kyuhyun~ah..” pesan Eomma Kyuhyun.
“Ne~…” jawab Kyuhyun dan Hyora bersamaan.
Mereka berdua lalu berjalan beiringan menuju mobil. Kedua adikku ini… Kapan mereka menghasilkan keponakan perempuan yang cantik, ya? Aku mengharapkan mereka akan memberikan keponakan perempuan saja. Aku kan sudah punya Kyumin, keponakan lelakiku yang lucu. Aku tersenyum membayangkannya.
Tiba-tiba muncul ide gila di kepalaku. Muahahahaha… Sudah lama aku tak mengerjai kedua adikku ini. Sayang sekali kali ini aku tak bisa mengerjai mereka berdua bersama Donghae, Eunhyuk dan Boram. Aku kangen sekali pada mereka. Donghae sudah punya Hyunri. Dia juga sekarang sering sekali di kirim keluar kota atau ke luar negeri. Eunhyuk juga sedang senang-senangnya pacaran dengan Jiyeon. Sama seperti Donghae. Hyuk itu adalah CEO di perusahaan Appanya jadi dia sekarang pun mulai fokus pada perusahaannya. Boram sedang sibuk skripsi seperti Hyora dan Kyuhyun. Ah. Dia belum punya pacar, ya? Sepertinya aku harus mencarikannya pacar. Dan aku sendiri… Aku akan membuka butik baru lagi di daerah Hongdae.
Satu lagi… Sejak menjalin hubungan dengan Siwon Oppa, aku jadi tidak sempat berkumpul dengan mereka. Lagipula Siwon Oppa menyuruhku untuk tidak terlalu sering mengerjai KyuRa Couple itu. Dia malah menyuruhku untuk mengurusi dia saja. Aigoo… Pikiran yang terakhir itu membuatku malu. Hush hush!! Fokuslah, Ahra~ya… Bukan saatnya kau memikirkan hal-hal seperti itu. Mianhae, Siwon Oppa… Kali ini saja aku mengerjai mereka berdua. Aku sudah tak tahan dan gatal sekali.
“Mereka sudah pantas menjadi keluarga kecil.” ucap Yoonji Eonnie saat mobil Kyuhyun sudah menghilang.
“Kapan mereka akan memberikanku cucu, ya?” gumam Eomma.
“Akan kami suruh mereka berusaha lagi eomma. Tenang saja…” jawabku sambil merangkul eomma-ku. Aku punya rencana besar malam ini Eomma. Kkkkk.
“Neo ddo. Kapan Siwon akan melamarmu, hah?” goda Eomma sambil melirikku.
“Eomma…!!” Aku tersentak dengan wajah memerah karena pertanyaannya. Aigoo… Kalau Siwon Oppa melamarku sekarang saja aku sudah pasti akan langsung menjawab ‘I do’.
“Aigoo… Kau sudah punya pacar rupanya, Ahra~ya…” goda Yoonji Eonnie sambil menyenggolkan lengannya padaku.
“Eonnie! Sudahlah jangan meledekku terus.” dengusku.
“Kau ini.. Kenapa malah Kyuhyun dulu yang menikah. Dasar…”
“Sudah sudah. Tak usah bertengkar. Ayo masuk saja.”Eomma.
“Err… Eomma.” panggilku saat kami memasuki rumah.
“Wae?”
“Suruh saja Kyuhyun menginap malam ini. Bagaimana?”
“Kau sedang kangen padanya, ya?”
“Hehehehe….” Aku mengeluarkan tawaku.
Setelah kami masuk ke dalam rumah, aku menelepon Eunhyuk, Donghae dan Boram. Walaupun kami tak bisa bertemu, mungkin aku bisa merencanakan ideku tadi dengan mereka lewat conversation di telepon.
“Yeoboseyo, Eonnie…” jawab Boram.
“Jangan ditutup dulu aku akan menghubungi Eunhyuk dan Donghae dulu.” Aku segera menekan tombol conversation dan segera menyambung kepada ketiganya.
“Kalian semua sudah on line kan?”
“Ne~….” jawab ketiganya kompak.
“Kalian tidak sedang sibuk?” tanyaku.
“Aniyo Eonnie. Ada apa ini?” Boram bertanya.
“Boram~ah… Kau seperti tidak tahu Ahra saja. Kalau dia sudah mengumpulkan kita seperti ini sudah pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan mengerjai Kyuhyun dan Hyora. Benar tidak?” tanya Donhae.
“Hehehehehehe…” Aku mengeluarkan kekehan andalanku.
“Dengar itu! Suara kekehan miliknya yang sangat amat familiar.” kata Eunhyuk.
“Ah~… Majayo Oppadeul. Tumben sekali kita tidak berkumpul?”
“Ah~… guege… (Ah~… itu…) Aku sedang ingin mengerjai Kyuhyun dan Hyora hari ini juga. Aku pikir ini sangat mendadak. Jadi, aku putuskan untuk menghubungi kalian saja…”
“Jadi apa rencananya?” tanya Donghae.
“Hmm… Kyuhyun dan Hyora sedang ada di rumah. Keponakan kami datang dari Busan. Hyora sangat menyukai anak itu. Membuat Eommaku menginginkan cucu dari mereka…”
“Kau mau membuat mereka……” Donghae menghentikan kalimatnya
“Muahahahaha…. Aku sudah sangat ingin keponakan dari mereka.”
“Eonnie!! Kau mau membuat mereka melakukannya?”
“Eo… Ptte?” aku meminta pendapat mereka.
“Setuju!!!” Eunhyuk bersemangat sekali menjawabnya. Dia ini kalau sudah masalah begini otaknya langsung saja terkoneksi dengan cepat.
“Aaaaa…. Andai saja aku bisa berada disana. Aku kan jadi bisa melihat Kyuhyun dan Hyora…” Boram belum menyelesaikan kalimatnya ketika Donghae memotongnya.
“Boram~ah!! Mworago??!! Kau…. Ya!! Lee Hyukjae! Dengar itu! Boram sudah teracuni olehmu.” Donghae membentak Eunhyuk. Aku ikut terkejut mendengar jawaban Boram. Anak ini benar-benar sudah teracuni oleh Hyukjae memang.
“A.. aniyeyo…” Boram membela dirinya. Aku yakin dia sudah membuat wajahnya sendiri panas sampai menjawabnya dengan tergagap sepeti itu.
“Jarhaesseo, Boram~ah… Hahahahahaha…” Eunhyuk tertawa puas.
“Ya~… Wajar saja Boram ingin ada di sini untuk melihat Kyuhyun dan Hyora. Boram~ah…” panggilku.
“Ne~ Eonnie?”
“Kau belum punya pacar, kan? Kau… Mau aku kenalkan pada seseorang?” tanyaku.
“Mwo?!!”
“Ah~… Iya benar. Dia kan belum punya pacar. Kau mau aku buatkan blind date dengan salah satu karyawanku? Kkkkk.” kata Eunhyuk.
“Dwesseoyo… (tidak perlu) Ayo kita fokus kembali pada rencana untuk Kyuhyun dan Hyora.” Boram mengalihkan perhatian kami.
“Benar kata Hyuk dan Ahra. Jika kau sudah mau, hubungin aku saja. Teman sekantorku juga masih ada yang belum punya pasangan.” goda Donghae.
“OPPA!!!” Dan kami bertigapun tertawa menggoda Boram. Aku rindu sekali pada mereka.
“Baiklah… Mari kita fokus dulu pada Kyuhyun dan Hyora.” kataku mengembalikan kami pada rencana besarku.
“Adakah yang memiliki ide bagaimana membuat mereka melakukannya?” tanya Donghae. “Omo!! Kenapa aku jadi ikut mesum seperti kalian? Jika Hyunri tahu dia pasti akan marah padaku.” Donghae kaget sendiri dengan pernyataannya tadi. Membuatku tertawa.
“Aish!! Sudahlah kau ini kan memang sudah mesum.” Eunhyuk menjawab Donghae.
“Dan itu karena siapa, hah??” Donghae menggeram.
Aku tak terlalu peduli dengan mereka. Yang aku pikirkan sekarang hanyalah memikirkan bagaimana membuat Kyuhyun dan Hyora membuatkan keponakan di rumah kami. Kkkkk… Ha?? Kenapa aku juga kadi ikut mesum seperti mereka, ya? Aish!!
“Sebaiknya oppadeul tak usah saling menyalahkan siapa yang meracuni siapa. Sudah jelas kan kita semua ini punya pikiran mesum…”
“Ya!! Boram~ah… Darimana kau belajar bicara seperti itu, ha??!!” Donghae lagi-lagi berteriak. Boram benar-benar berubah sejak bergaul dengan kami. Puahahahaha…
“Aha!!” tiba-tiba Eunhyuk ber’aha’ria. “Aku punya ide briliaaaaaaaan….”
“Mwoya mwoya?” Kami bertiga sesaat itu juga ingin tahu ide briliaaaaaaan milik Eunhyuk.
“Bagaimana jika kita mencampur minuman mereka dengan…..” Eunhyuk berhenti bicara. Membuat kami semakin penasaran.
“Dengaaaaaaan…..” kami bertiga meneruskannya.
“Obat perangsang.” bisik Eunhyuk namun kami bertiga masih bisa mendengarnya.
“…..”
“Otte?” tanya Hyuk lagi.
“Daebak…..” jawabku. Aish!! Kenapa tidak terpikirkan sama sekali, ya? Ide si Mesum Lee Hyukjae memang daebak.
“Setujuuuuuuuu!! Hahahaaha… Nanti malam pasti akan sangat ramai. Kkkk.” Donghae terkekeh, membuat kemesumannya semakin jelas.
“Jadi aku harus memasukkan obat perangsang itu ke dalam minuman Kyuhyun?” tanyaku.
“Majayo! Eonnie pura-pura saja membuatkan minuman untuknya. Lalu berikan padanya sebelum tidur.” ucap Boram semangat.
“Baiklah… Bisa diatur. Lalu obat itu dimana aku bisa mendapatkannya?” tanyaku.
“Ehmmm…. Aku… Memilikinya.” jawab Eunhyuk.
“MWOOOOOOO!!!” kami bertiga berteriak bersamaan. Michin namja… Lee Hyukjae ini benar-benar sesuatu sekali.
“Kau dengan Jiyeonie…” tebak Donghae.
“Aniya!!! Teman SMA-ku ada yang akan menikah. Kau tahu Kang Haewon kan Ahra?! Kemudian aku dan chingudeulku yang lain berencana akan menghadiahkannya obat ituuuuuu!!!”
“Eiiii… Kotjimal (bohong)…” kami bertiga menyangkal pernyataannya itu dengan kompak.
“Benar!! Kenapa kalian tak bisa percaya padaku??”
“Karena wajahmu itu tidak dapat dipercaya.” jawabku datar.
“Ya! Aku bicara yang sebenarnya.” Eunhyuk mulai kesal. “Tak apalah jika kita ambil sedikit saja karena efeknya benar-benar ampuh…”
“Oppa, kau mendapatkan obat itu darimana?”
“Teman-temanku yang menyuruhku membelinya karena menurut mereka wajahku yang paling pas untuk membelinya. Sialan!!”
“Buahahahhahahahaha….” Kami tertawa mendengarnya.
“Tertawa saja kalian. Aish! Kenapa aku malah bercerita pada kalian…”
“Huahaahhahaha… Mianhae, Eunhyukie. Huahahahhaha… ” kata Donghae masih sambil tertawa.
“Dimana obat itu sekarang??” tanyaku setelah tawa kami mereda.
“Ada di rumahku, karena upacara pernikahannya berlokasi di dekat rumah. Maka, aku menyimpannya di rumah. Ahra~ya kau ambil saja di laci kamarku. Sudah aku masukan ke dalam box kado. kau ambil saja dulu…”
“Oke call!!” jawabku. “Kalau begitu doakan rencana kita berhasil.”
“Hoaaaa… Andai saja aku bisa berada di sana.” Boram berkata hal itu lagi.
“Baiklah baiklah… Nanti akan kucarikan kau pasangan agar kau tidak iri pada Kyuhyun, Hyora, dan kami.” Eunhyuk menimpali sambil terkekeh.
“Tsk. Aku salah bicara lagi. Geuromyo Eonnie… Semoga rencana kita berhasil malam ini. Hwaiting!!!” Boram menyemangati.
“Hubungi kami bila terjadi apa-apa. Sayang sekali aku tak bisa membantu mengerjai mereka. Aish!!” kata Donghae.
“Ahra~ya… Jangan lupa. Cukup 3 tetes saja dan obat itu akan bereaksi dengan cepat.” Eunhyuk memperingatkan.
“Eo. Aku tahu, Hyuk~ah… Dan tenang saja. Akan aku ceritakan apa yang terjadi nanti malam hahahahaha… Annyeong semuanyaaaaaa…” Aku memutuskan hubungan telepon conversation kami. Sesaat kemudian senyum setanku melebar. Aku segera pergi ke rumah Eunhyuk untuk mengambil obatnya.
End of Flashback
Aku mengendap-endap keluar dari kamar. Jam di dinding sudah menunjukan pukul 11.30 malam. Aku yakin orang tuaku sudah tidur di kamar atas. Kangin Oppa dan Yoonji Eonnie juga pasti juga sudah. Mereka kan sering bangun malam untuk menjaga Kyumin. Tapi Kyuhyun dan Hyora pasti belum tidur. Kyuhyun biasanya tidur setelah jam 12 malam. Kalaupun sudah tidur, akan kupaksa saja dia minum air yang sudah kucampur obat perangsang dari Eunhyuk. Wahahahahahahaa…
Dan sekarang di sinilah aku. Sedang mengambilkan air putih untuk adikku tersayang, Cho Kyuhyun. Lalu ku ambil botol coklat berisi obat perangsang itu dari saku piyamaku. Eunhyuk bilang hanya 3 tetes.
“Tes tes tes.”
“Ah~… Ani ani… Untuk Kyuhyun, jika ingin hasil yang lebih akurat lagi aku harus menambahkannya. Kkkk.” Dan aku meneteskan lagi obatnya.
“Tes tes tes.”
“Muahahahahahaha.” Aku tertawa tanpa suara. Kuaduk gelas berisi air putih itu secara perlahan. Saat sedang asyik mengaduk airnya, aku mendengar suara pintu di buka.
“Klik!” Aku mendengar suara langkah keluar dari ruangan itu. Dengan cepat kubuang barang bukti berupa sendok dan memeriksa siapa yang terbangun. Aku membalikkan tubuhku dan membelalakan mataku untuk melihat lebih jelas. Sosok itu juga ikut berhenti saat melihatku. Kuberanikan diri mendekatinya dengan gelas di tanganku.
“Hyora?”

End of Ahra P.O.V

Hyora’s P.O.V
“Jangmyeon~a… Aku haus. Aku mau ke dapur dulu. Kau ingin kuambilkan minum?” tanyaku saat kami sudah berada di dalam kamar tamu. Tiba-tiba saja aku merasa haus.
“Ani. Aku tidak merasa haus.” jawabnya yang kini malah terlihat asyik bermain dengan psp nya.
Percuma saja kau menanyainya, Hyora~ya… Dia kan sedang bersama istri keduanya. Aku pun membuka pintu kamar lalu berjalan menuju ke arah dapur.
“Klik!”
Tapi baru beberapa langkah, aku dapat melihat samar-samar cahaya lampu dari dapur. Err… Siapa yang berada di dapur malam-malam begini? Ah… Harusnya aku meminta Kyuhyun untuk menemaniku. Aku kan takut jika yang ada di dapur itu…
Sosok itu membalikkan tubuhnya dan melihatku. Kemudian berjalan mendekatiku.
“Hyora?” Aku mendengar sesosok manusia ah ani entahlah apa itu. Huwa… Kyuhyun~a… Tolong aku… aku ingin berteriak tapi suaraku tercekat.
“Aaaah…” teriakku akhirnya.
“Wae? Ada apa?” Sosok itu kemudian muncul dan ternyata….
“Eonni!” Ahra Eonni rupanya. Ffuh..
“Yak! Kenapa kau berteriak?” ujarnya sambil menyalakan lampu besar yang lebih terang.
“Kupikir Eonni itu…”
“Hantu?”
“Hyaaa… Jangan ucapkan kata itu…” pekikku pelan.
“Hahaha. Kau lucu sekali, Hyora~ya… Sudah besar masih takut dengan hal seperti itu.” Cibir Ahra Eonnie.
“Aish, Eonni… Kau tak akan mengerti. Oh, iya. Apa yang Eonni lakukan disini?” tanyaku.
“Ah… Ini. Berikan kepada Kyuhyun.” Aku memandang Ahra Eonni curiga. Apa dia sedang merencanakan sesuatu?
“Apa ini? Bukan racun kan, Eonni?” tanyaku was-was.
“Iya, ini racun.” jawabnya datar.
“Mwo?”
“Aish, Hyora~ya… Kecilkan suaramu. Nanti yang lain akan terbangun. Tentu saja tidak. Ini hanya air putih biasa… Dia biasa meminum air putih sebelum tidur.”
“Jinjja? Sejak kami menikah Kyuhyun tidak pernah minum air putih sebelum tidur…” Seingatku Kyuhyun memang tidak pernah memintaku untuk mengambilkan air putih sebelum kami tidur.
“Err… Itu.. Kau serahkan saja padanya. Annyeong~…” Ahra Eonni malah kabur dan memberikan gelas berisi air putih itu. Aku memandang gelas itu penuh curiga. Apa Eonni benar-benar memasukkan racun ke dalamnya?
“Ah… Aku harus mencobanya. Lagipula aku juga haus, kan?” Aku pun meneguk air yang ada dalam gelas. Hmmm… Tidak ada yang aneh. Segar sekali rasanya…
“Hmm… Massita (enak).” ucapku saat menghabiskan seluruh isi di dalam gelas ini. Sepertinya air ini tidak bermasalah. Mianhae, Eonni… Aku benar-benar haus. Jadi, airnya aku habiskan. Bukannya untuk Kyuhyun. Aku melirik ke arah kiri dan kanan, memastikan tidak ada orang lain yang melihatku menghabiskan air yang seharusnya untuk Kyuhyun.
“Aman. Ja! Waktunya tidur!” Aku pun mematikan lampu dapur dan beranjak menuju kamar tamu, tempatku dan Kyuhyun tidur malam ini. Tapi… Kenapa ya? Aku merasa tubuhku mendadak terasa panas. Padahal aku kan baru saja menghabiskan 1 gelas besar air putih.

End of Hyora’s P.O.V

Author’s P.O.V
“Aman. Ja! Waktunya tidur!” Hyora pun berjalan menuju kamar tamu sambil mengibaskan tangannya. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa panas.
“Kenapa panas sekali, ya?” ucap Hyora tak lama kemudian. Namun dia langsung saja kembali ke kamar tamu tempat dia dan Kyuhyun tidur malam ini di rumah kami.
Tak jauh dari dapur ada seseorang yang sedang mengintip tingkah laku Hyora. Nafasnya tertahan, lalu dia mengendap dan masuk ke kamarnya sendiri.
Ahra mencari nomor yang ada di ponselnya. Ditempelkannya ponsel di telinganya.
“Wae?” jawab suara di seberang.
“Bagaimana ini, Hyuk? Aku salah sasaran.”
“Mwo?”
“Saat aku sedang memasukkan obatnya, Hyora tiba-tiba keluar dan aku berikan saja padanya. Aku menyuruhnya memberikannya pada Kyuhyun. Tapi, saat kutinggalkan justru dia sendiri yang meminumnya.” tanya Ahra.
“Mwoya??!! Kau sudah memberitahunya untuk memberikan minuman itu ke Kyuhyun, kan?”
“Sudah. Aku tidak lupa untuk memberitahunya, kok. Lalu bagaimana ini?” suara Ahra berubah menjadi lebih cemas.
“Kau hanya memasukkan tiga tetes obat perangsang itu ke minuman Kyuhyun?”
“Eerrr…. Itu….”Ahra sedikit ragu menjawab pertanyaan Eunhyuk.
“Ya!! Katakan padaku berapa tetes yang kau masukan!!!!”
‘Jika Eunhyuk tahu aku memasukkan sepuluh tetes. Tamatlah riwayatku. Ah~… Aku berbohong saja.’ kata Ahra dalam hati.
“Empat tetes saja. Aku menambahkan satu tetes saja.”
“Aish, jinjja. Kita doakan saja Kyuhyun selamat.” Eunhyuk pasrah.

—–
Hyora membuka pintu kamar tamu pelan. Ia takut membangunkan Kyuhyun yang mungkin sudah tertidur.
“Kau masih belum tidur?” ucapnya saat melihat Kyuhyun yang masih asyik bermain psp.
“Ani. Aku menunggumu. Kau kan tidak bisa tidur tanpa kupeluk. Kkkk.” ucap Kyuhyun sambil terkikik pelan. Dia pun meletakkan psp nya di atas meja sebelah ranjang.
“Mwo? Enak saja. Bukannya kau yang hobi memelukku?” tanya Hyora tidak terima. Hyora langsung naik ke atas kasur dan bersiap untuk tidur. Dia masih mengibas-ngibaskan tangannya di sekitar wajahnya.
“Hahaha. Kau juga, kan?” ucap Kyuhyun sambil menarik tubuh Hyora dan mendekapnya erat.
Nafas Hyora mendadak tercekat saat tubuhnya mengalami kontak fisik dengan Kyuhyun. Bukan. Bukan karena sentuhannya yang tiba-tiba di permukaan kulitnya. Hyora merasakan ada kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi sekarang juga. Kebutuhan untuk memiliki Kyuhyun saat ini juga.
‘Ani. Aish, jinjja. Kenapa kau jadi mesum begini, Hyora~ya…’ pikir Hyora dalam hati.
“Hei… Kau sudah tidur, ya?” ucap Kyuhyun seraya melepaskan pelukannya dan mengangkat dagu Hyora, membuat wajah gadis itu lebih dekat dengan Kyuhyun. Mengeliminasi jarak diantara mereka berdua.
“A..ani…” ucap Hyora tergagap. Wajahnya sontak memerah saat dia menyadari bahwa jarak diantara dirinya dan Kyuhyun semakin menipis. Belum lagi ditambah dengan keinginan dari dalam dirinya yang meletup-letup.
‘Arghh… Ada apa dengan tubuhku? Kenapa aku jadi menginginkan Kyuhyun untuk menyentuhku lebih dari ini?’ ujar Hyora dalam hati.
“Hmm… Wae? Kenapa wajahmu memerah begitu?” goda Kyuhyun.
Hyora mengerjapkan kedua matanya. Entah kenapa di dalam pandangan matanya sosok Kyuhyun kali ini begitu berbeda. Dia merasa ada yang lain. Mata Hyora menelusuri seluruh lekuk wajah Kyuhyun. Mata cokelatnya yang indah sekaligus tajam. Hidungnya yang tercetak sempurna bak lukisan. Bibirnya yang kemerahan dan penuh. Tulang pipinya yang kurus namun terkesan tegas. Hyora merasa kalau dirinya itu sangat beruntung. Beruntung sekali malah. Mendapatkan sosok patrian Tuhan yang paling sempurnya. Yang kini ada di hadapannya.
“Kyuhyun~a…” tangan Hyora tanpa disadarinya bergerak ke arah wajah itu. Wajah yang selalu saja muncul di otaknya. Wajah yang terekam kuat dalam memori ingatannya.
“W-wa..wae?” jawab Kyuhyun tergagap. Tatapan Hyora yang sendu sekaligus lembut selalu saja bisa membuatnya berpikir kosong.
“Kau tidak merasa panas?” tanya Hyora lembut. Tangannya mulai turun dari wajah Kyuhyun ke leher Kyuhyun yang panjang. Hyora dapat merasakan Kyuhyun meneguk air liurnya sendiri, tanda kalau dia sedang merasa gugup dengan apa yang Hyora lakukan.
“Ani… Kamarnya kan pakai AC, Hyora~ya…” jawab Kyuhyun berusaha menetralkan suaranya sebisa mungkin.
Gerakan tangan Hyora yang terus menurun ke arah dada Kyuhyun tak pelak membuatnya sesekali menahan nafas. Hyora memang tak pernah berlaku seperti ini sebelumnya. Hyora bukan tipe agresif. Dan Kyuhyun tidak pernah memberi Hyora kesempatan untuk bertingkah agresif di hadapannya. Kyuhyun lebih menyukai sisi pemalu Hyora.
“Tapi, kenapa aku masih merasa panas ya?” tanya Hyora sambil memutar ujung jari telunjuknya di permukaan dada Kyuhyun. Kyuhyun bahkan tidak menyadari kalau istrinya itu kini sudah berada di atas tubuhnya, di pangkuannya tepatnya.
‘Gila! Apa yang ingin dia lakukan? Apa dia berniat menggodaku, huh?’jerit Kyuhyun dalam hati.
“Nan molla. Tadi sudah ku setting 200 Celcius. Kau masih merasa panas?”
“Eo! Kenapa ya? Aku merasa sangat panas…” Hyora menelusupkan kedua tangannya ke dalam piyama Kyuhyun yang sebelumnya sudah dibuka kancingnya, membuatnya berjengit mundur.
“Hyo…hyo…ra…” Kali ini Kyuhyun tidak bisa menyembunyikan lagi rasa gugup yang menyelimutinya. Tangan hangat Hyora dengan nakalnya sudah menelusup masuk ke dalam piyama yang Kyuhyun pakai, membuat Kyuhyun merasakan sensasi seperti tersetrum listrik saat kulit mereka bersentuhan. Otak Kyuhyun serasa berhenti berpikir saat itu juga. Tubuhnya menginginkan lebih. Sentuhan dari Hyora. Tidak. Itu tidak akan berhenti sampai disini saja.
Dalam hitungan detik entah siapa yang memulainya, bibir mereka berdua sudah saling menempel dan beradu. Ciuman yang pelan dan lembut. Sarat akan kerinduan dan keinginan untuk saling memiliki. Tidak ada suara lain dalam ruangan itu selain suara erangan pelan keduanya saat mereka menyadari bahwa mereka masih membutuhkan oksigen untuk bernafas.
Kyuhyun membalikkan tubuh Hyora saat merasakan dominasi Hyora di atas tubuhnya. Ia sendiri tak mengerti kenapa Hyora kali ini terasa berbeda. Respon Hyora terasa berbeda dari biasanya. Hyora tidak mengikuti ritme yang ditetapkannya saat bibir mereka bertemu. Tapi, dia menetapkan ritmenya sendiri sehingga membuat Kyuhyun terasa kewalahan.
<<SKIP SKIP>>
“Kau… Jinjja…” Kyuhyun seolah kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya saat ini. Dirinya tidak menyangka bahwa Hyora mempunyai sisi liar seperti ini. Sisi dirinya yang belum pernah ditunjukkan sekalipun sejak mereka pertama menikah. Yang Kyuhyun tahu hanyalah sisi malu-malu darinya. Hyora mengangkat tubuhnya dan menatap Kyuhyun. Ada tatapan lain yang ingin disampaikannya. Hyora seperti ingin mengucapkan sesuatu namun terlalu malu untuk mengatakannya. Sisi dirinya yang satu menghendaki Hyora untuk mengatakannya. Tapi, sisi dirinya yang lain menghendakinya untuk tidak mengatakannya.
“Lagi…” Hyora akhirnya memilih sisi dirinya yang lain.
“Mwo??!” ucap Kyuhyun terkaget.
“Aku mau lagi.” jawab Hyora dengan wajah memerah. Sontak persis dengan buah tomat yang sudha siap dipetik.

End Of Author’s P.O.V

Kyuhyun’s P.O.V
Aku masih mengatur nafasku setelah kegiatan yah… Kalian tentu tahu itu apa. Aku bisa merasakan detak jantung Hyora dan nafasnya yang memburu di permukaan dadaku. Aku mengelus kepalanya pelan. Sungguh. Ini lebih melelahkan dibandingkan kegiatan bercinta kami sebelumnya. Hyora tidak pernah seagresif ini sebelumnya. Hyora pasti akan menunjukkan sifat malu-malunya saat kami berada dalam keadaan seperti ini. Kulihat Hyora mengangkat kepalanya dan menatapku sayu. Aish… Jangan beri aku tatapan seperti itu Hyora~ya.. Kau tidak tahu akibatnya bisa fatal kalau kau membuat tatapan seperti itu. Aku kan jadi ingin….
“Lagi…” ucap Hyora nyaris berbisik.
“Mwo??!” Aku berusaha untuk menguatkan sensor pendengaran di telingaku. Apa aku tidak salah dengar?
“Aku mau lagi.” jawab Hyora dengan wajah memerah. Mataku membulat sempurna saat kalimat itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Aku pun merasakan pemberontakan di bawah sana. Aish, jinjja. Jika ini yang kau mau, Hyora~ya… Aku pun tidak membuang kesempatan ini begitu saja.
“Aku tidak akan membiarkanmu tidur malam ini, Hyora~ya…” bisikku pelan.

—–
Aku mengerjapkan mataku saat merasakan cahaya matahari sial itu membangunkan tidurku. Untung saja hari ini hari Sabtu. Jadi, kami tidak perlu pergi ke kampus. Ku gerakkan tubuhku perlahan. Aish. Tubuhku terasa pegal semua. Tadi malam kami benar-benar tidak tidur sepertinya.
Terasa hembusan udara musim gugur. Brrr… Kenapa dingin sekali? Aku melirik sisi kiri dan kananku. Kosong. Dimana Hyora? Dia sudah tidak ada di ranjang. Apa dia sudah bangun? Aku pun turun dari ranjang dan memakai celana pendek yang tergeletak begitu saja di lantai kamar.
“Kyuhyun! Ireo…naaaaaaa…..” Pintu tiba-tiba menjeblak terbuka dan terdengar suara teriakan yang sudah sangat kukenal. Pintu pun tertutup kembali dengan cepat.
“Ya! Nuna! Bisakah kau ketuk dulu pintunya.” teriakku sambil bergegas memakai celanaku.
“Ya! Mana kutahu kau sedang memakai celana. Sudah cepat. Kau ditunggu makan pagi di bawah.” bentak Ahra Nuna dari balik pintu. Aish, jinjja. Cerewet sekali Nunaku itu.
“Annyeong haseyo~…” sapaku kepada semuanya yang kini sudah berada di meja makan. Lengkap bersama Yoonji Nuna, Kangin Hyung, dan Kyumin yang kini berada di pangkuan Hyora. Aku pun mengambil tempat duduk di samping Hyora.
“Lama sekali. Dasar lambat.” ucap Nunaku.
“Aish, jinjja. Aku kan capai sekali. Semalam kami… Ah! Ya! Kenapa kau injak kakiku?” Aku melirik tajam ke arah Hyora yang berpura-pura bermain dengan Kyumin. Aish, jinjja. Kenapa dia menginjak kakiku?
“Kalian kenapa?” tanya Ahra Nuna penasaran.
“Bukan urusanmu, Nuna.” Aku pun mulai memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutku. Yang lainnya pun sudah mulai sibuk dengan makanannya sendiri.
“Ah, ya. Ahra~ya… Apa di rumah ini ada hantu? Semalam aku mendengar suara aneh.” ucap Yoonji Nuna yang sontak membuatku terbatuk-batuk. Mata Hyora melebar lalu dia menunduk.
“Uhuk.. uhuk…”
“Kau kenapa? Ini ambil minumnya.” Kangin Hyung menyodorkan pitcherberisi air putih ke arahku yang langsung kuisi ke dalam gelasku.
“Fufufufu. Pasti terjadi sesuatu.” Aku mendelik ke arah Ahra Nuna. Wajahnya menyiratkan sesuatu. Aku mencium sesuatu yang tidak beres disini.
“Sudahlah… Ayo cepat selesaikan makan kalian.” ucap Appa. Aku pun hanya melanjutkan makananku sambil berpikir tentang apa yang telah dilakukan nunaku. Tidak mungkin nunaku tidak melakukan sesuatu.

—–
“Kyumin~ah… Komo pulang dulu, ya?” ucap Hyora ke arah Kyumin yang kini sudah berada di gendongan Yoonji Nuna. Kyumin sedikit memberontak dari gendongan Yoonji Nuna.
“Na…na… huu..hik..hiks… huaaaaaaa…” Tangan Kyumin menggapai-gapai ke arah Hyora seolah dia tidak ingin berpisah dengan Hyora. Hyora pun terlihat tidak ingin berpisah dengan Kyumin. Padahal kami sudah dua hari satu malam disini.
“Sudah. Kalian pergi saja. Kyumin biar aku yang urus nanti.” ucap Yoonji Nuna sambil berusaha menenangkan Kyumin. Aku pun mendorong pelan tubuh Hyora agar bergerak ke arah pintu keluar. Sesekali Hyora menengok ke arah Kyumin, memastikan kalau dia baik-baik saja.
“Nuna. Kami pulang dulu. Annyeonghi kaseyo~…” Kami pun berpamitan dengan Ahra Nuna yang entahlah… Dia tersenyum aneh kepada kami.
“Wae?” tanyaku padanya.
“Ani…” Dia pun mendekatkan mulutnya ke telingaku dan memaksaku untuk menunduk. “Bagaimana semalam? Menyenangkan, eh?” godanya. Aku pun membelalakkan mataku. Benar dugaanku.
“Nuna!!!”
“Hahahaha….”

End Of Kyuhyun’s P.O.V

—–
Author’s P.O.V
“Yeoboseyo? Jjangmyeon~ah…”
“Wae?”
“Kau sudah selesai menghadap Profesor Kim?”
“Aku masih menunggunya. Aku sudah membuat janji dengan Profesor jam 11 nanti.”
“Mokgosseo? (Kau sudah makan?)”
“Nanti saja. Setelah janjiku dengan Profesor, aku akan menemui Sungmin Hyung. Neoneun? Mokgosseo? (Kau? Sudah makan?)”
“Geure? Arasseo. Aku juga masih kenyang. Nanti saja.”
“Ottiya??” tanyaku.
“Aku baru saja keluar dari perpustakaan.”
“Lalu kau mau menyusulku?”
“Ehmmm… Sebenarnya aku ingin meminta ijinmu.” Hyora terlihat ragu dengan ucapannya.
“Ijin untuk apa? Kau mau berlatih yoga bersama Nuna dan Boram lagi?”
“Ani. Aku ingin ke rumah eomma. Aku ingin bertemu Kyumin. Bolehkah?” Hyora balik bertanya.
“Oke. Nanti kau kujemput disana saja.”
“Jinjja?”
“Eo. Tapi apakah kau tak apa jika pergi sendirian?”
“Gwenchanha.”
“Jalga…(hati-hati)”
“Gomawo. Itabwa (sampai nanti)….”
“Eo…”
Hyora mematikan handphonenya dan segera melangkahkan kakinya keluar dari wilayah perpustakaan. Dia menuju halte bis untuk pergi ke rumah Keluarga Cho. Baru saja sehari, dia sudah tak sabar bertemu Kyumin lagi. Hyora sangat menyukai anak-anak. Suka sekali malah. Makanya, saat Kyumin datang dia merasa bahagia sekali. Apalagi Yoonji mengijinkannya untuk membantunya mengasuh Kyumin.
“Annyeong haseyo…. ”
“Hyora~ya?”
“Ne, Eonnie…” Hyora melambaikan tangannya kepada kamera intercomsesampainya dia di rumah Kyuhyun.

—–
 “Yeoboseyo?” Hyora menerima video call dari Kyuhyun.
“Aku sudah selesai Myeonjjang. Aku akan segera menjemputmu.”
“Kau sudah mau ke rumah, Jjangmyeon? Arasseo…”
“Mwohaesseo? (Kau sedang apa?)” Terlihat Kyuhyun sedang memakaiseat-belt nya dan bersiap-siap akan berangkat menuju ke rumahnya.
“Aku sedang bersama Kyumin. Insahae (menyapalah), Kyumin~ah…” perintah Hyora pada Kyumin yang sedang sibuk bermain dengan boneka bebek kecilnya. Kyumin mengalihkan perhatiannya dari bonekanya dan menghadap ke video call yang diarahkan Hyora.
“Annyeong haseyo, Kyuhyun Samchoon…” Hyora melambaikan tangan Kyumin.
“Kyumin~ah… Annyeong!!” seru Kyuhyun di layar handphone. Kyumin memperlihatkan kedua gigi depannya saat melihat Kyuhyun.
“Waaa… Dia tertawa melihatku.” Kyuhyun takjub melihat reaksi Kyumin. Tidak seperti kemarin saat dia berjuang menggendongnya. Kyumin malah mengompolinya dan menangis keras. Hyora pun tersenyum melihatnya.
“Geurom. Palliwa, Jjangmyeon~ah…” Kyuhyun mengangguk sambil tersenyum. Hyora mematikan video call nya.
“Kyuhyun sudah mau kemari?” tanya Yoonji yang datang sambil membawa makanan untuk Kyumin.
“Ne, Eonnie…. Ja, Kyumin~ah. Mokja~ (Ayo makan)….” Hyora membuat Kyumin yang saat ini ada di pangkuannya berdiri.
“Neo… Sudahkah kau memberi tahu Kyu tentang pemeriksaan ke dokter kandungan?” Yoonji tiba-tiba bertanya sambil memakaikan celemek makan untuk Kyumin.
“Belum, Eonnie… Aku belum cukup berani memberitahunya.”
“Jujurlah padanya. Kau beritahu padanya pelan-pelan saja. Lagipula, pemeriksaan ini kan demi kesehatan kalian juga. Jadi, kau jangan berpikir pemeriksaan ini hanya sekedar pemeriksaan biasa. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi.” nasihat Yoonji.
“Algesseoyo, Eonnie (Aku mengerti, Eonnie)… Akan kucoba mengatakan pada Kyuhyun malam nanti.”
“Hyora Nuna, Fighting!!” Yoonji menyemangati Hyora dengan menggerakkan tangan Kyumin.
“Kyumin~ah… Doakan Nuna agar bisa memiliki aegi sepertimu. Oke?” gumam Hyora.
Tak berapa lama kemudian, Kyuhyun pun datang.
“Annyeong haseyo…” Kyuhyun menyapa.
“Annyeong adeul…” jawab Eommanya.
“Kaja kita pulang.” kata Kyuhyun pada Hyora.
“Secepat itu?” tanya Yoonji Eonnie.
“Kau tidak mau makan malam disini saja?” tanya eommanya.
“Aniyo, Eomma. Aku ingin cepat pulang dan berganti baju. Aku lelah sekali. Pekerjaanku banyak di kampus.”
“Ya sudah. Eomma bawakan telur dadar, kimchi dan pajeon untuk kalian.”
“Gomawo, Eomma…” Kyuhyun memeluk eommanya dari belakang. Maklum saja. dia kan anak bungsu. Dan dia sangat manja pada Eommanya. Setelah Hyora mengambil semua barang-barangnya, mereka berdua pun pulang kerumah.

—-
“Hwaaaaaaa…. Johta!!” seru Kyuhyun saat tubuhnya menyentuh kasurnya yang empuk. Badannya terasa pegal sekali setelah seharian di kampus. Dia mengambil PSP nya dan memainkannya. Sudah kebiasaannya untuk bermain game lebih dulu sebelum tidur. Suara game nya itu sudah seperti lagu nina bobonya yang ampuh.
Hyora menyusul Kyuhyun naik ke tempat tidurnya. Dilihatnya suaminya yang sedang asyik memainkan PSP nya tanpa menggubrisnya lagi.
‘Huh! Memang hanya kau saja yang bisa seperti itu?’ kata Hyora dalam hati.
Dia mengambil ponselnya lalu membuka file yang ada di handphone nya. Foto-foto dirinya dan Kyumin, Yoonji Eonnie dan Kyumin serta Kyumin seorang diri. Foto-foto dan video-video itu begitu menggemaskan, sehingga membuat Hyora tersenyum dan tertawa saat melihatnya. Hal itu membuat Kyuhyun kehilangan konsentrasi dari permainan di PSP nya. Sesekali dia melirik ke arah Hyora yang tampaknya menikmati foto-foto dan video-video itu.
“Kau menertawakan apa sih?” Akhirnya Kyuhyun menyerah juga. Dia ikut penasaran pada apa yang membuat Hyora tertawa geli dan senang seperti itu. Dia menyimpan PSP nya di laci samping ranjang mereka.
“Igobwa… (lihat ini)” Hyora menunjukkan video dimana Kyumin belajar berdiri dan jatuh. Kemudian berdiri lagi tanpa menangis.
“ Dia lucu sekali, ya?” kata Hyora lagi.
“Eo…” Kyuhyun ikut tersenyum saat melihat foto-foto Hyora bersama Kyumin. Mereka seperti model saja.
“Aku ingin aegi seperti dia, Jjangmyeon~ah…”
“Kau mau membuatnya sekarang?” tanya Kyuhyun bersemangat. Wajahnya pun menyiratkan aura kemesuman yang luar biasa. =,=”
“A… ani… Hanya saja… Kita kan sering sekali berhubungan tapi kenapa kita belum punya aegi juga, ya?”
“Mwo??”
“A… ani… Hanya bertanya-tanya saja… Apa kita perlu ke dokter? Yoonji Eonnie bilang kita perlu memeriksakan diri. Bagaimana?”
“Ah~ shirooo… Aku tak suka bau rumah sakit.”
“Sebentar saja, Jjangmyeon. Lagipula eomma dan appa kita kan ingin sekali aegi… Ayolah Jjangmyeon… Jebal…. Hanya memeriksakan saja apakah ada yang salah dengan kita.”
“Shiro… Aku mau tidur.” jawab Kyuhyun sambil menyusup ke dalam bed cover nya. Hyora mulai menarik-narik piyama Kyuhyun dengan wajah aegyo nya.
“Jebal Kyuhyun~ah….. Eo?” Dia juga mengeluarkan puppy eyes-nya. Jurus andalan saat meminta sesuatu pada Kyuhyun agar dia mengabulkannya.
Kyuhyun memandang istrinya itu dan mulai terpengaruh dengan puppy eyes-nya itu.
“Arasseo arasseo… Kita ke dokter…” Kyuhyun akhirnya menyerah.
“Aaaaaaaa… Gomawo Jjangmyeon!!!!” Hyora sangat girang mendengar perkataan Kyuhyun.

——
“Hyung!! Disini!!” Kyuhyun melambaikan tangannya ke arah orang yang baru saja masuk ke dalam kedai minum dimana Kyuhyun sudah menunggunya.
“Mianhae, aku terlambat. Kau sudah lama?” jawabnya.
“Tidak juga… Pekerjaanmu bagaimana Kangin Hyung?” tanya Kyuhyun sambil menuangkan soju ke dalam gelas Kangin.
“Baik baik saja. Kami akan kembali ke Busan tiga hari lagi. Gomawo…” Kangin meneguk segelas kecil soju yang tadi di tuangkan Kyuhyun.
“Secepat itukah? Ah~… Hyora pasti sangat sedih jika Kyumin pulang.”
“Berkunjunglah ke Busan jika kalian sudah menyelesaikan skripsi.”
“Mokgoyo, Hyung…” Kyuhyun mempersilahkan Kangin untuk makan bulgogi yang sudah dia panggang dari sebelum Kangin datang.
“Ada apa Kyuhyun~ah?” tanya Kangin yang melihat adiknya itu begitu gusar sejak kedatangannya.
Dia tahu Kyuhyun ingin mengatakan sesuatu. Tapi belum bisa tersampaikan. Kelihatan sekali dari caranya makan. Dia makan dan mengunyahnya dengan pelan sambil memandang ke satu titik dengan pandangan kosong.
“Hhhh…” Kyuhyun menghela nafas panjang lalu meletakkan sumpitnya. Dia tak lagi memiliki nafsu makan.
“Wae? Marhaebwa (katakanlah)…”
“Hyung, Hyora ingin sekali memiliki aegi sejak Kyumin datang…”
“Mwo?”
“Dia sampai mendesakku untuk ke klinik memeriksakannya…”
“Jadi karena itu kau tak bersemangat?”
“Padahal kami sering sekali melakukan olahraga malam.” jawab Kyuhyun polos.
Kangin tersedak saat mendengar pernyataan Kyuhyun. Menyebabkan soju yang sedang diminumnya keluar dari mulutnya.
“Uhuk uhuk… Ya! Uhuk…”
“Gwaenchanhayo, Hyung?” Kyuhyun menepuk punggung Kangin.
“Ya!! Kau sering melakukannya dengan Hyora?” Kangin bertanya setelah reda dari tersedaknya.
“Ne, Hyung. Dan anehnya dia tidak juga hamil…”
“Hahhahaha… Kau pikir jika kau melakukannya sering-sering dia bisa hamil?”
“Bukannya begitu?” tanya Kyuhyun.
“Dasar kau…. Bukan seperti itu, Kyuhyun.”
“Aniya? Lalu bagaimana kau dan Yoonji Nuna bisa mendapatkan Kyumin?”
“Perlukah kuceritakan? Kkkk…” canda Kangin.
“Bolahkah kudengar Hyung?” tanya Kyuhyun penuh semangat.
“Yak!!” Kangin memukul kepala Kyuhyun.
“Hyung!! Apa yang kau lakukan??!!”
“Wajahmu itu benar-benar seperti setan.”
“Kkkkk….”
“Dengar ya… Kami saja mendapatkan Kyumin setelah hampir 2 tahun mencobanya. Kau salah jika kau melakukannya setiap hari atau sering-sering akan segera mendapatkan aegi. Hal itu tidak menjamin kau akan mendapatkan aegi dengan cepat…”
“Geureohke? (Seperti itukah?)”
“Eo! Dan aku sarankan saja… Tak usah terburu-buru memiliki aegi. Bersenang-senanglah dulu kalian berdua. Kalian harus lebih mengenal satu sama lain lebih dalam. Nikmatilah ketika kau masih bisa berdua dengan istrimu.” Kyuhyun mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Turuti saja permintaan Hyora untuk memeriksakan diri. Itu juga sesuatu yang penting untuk sekedar melihat apakah kalian sehat. Kalian tak perlu memaksakan diri untuk cepat-cepat. Lagipula, kalian kan masih belum menyelesaikan skripsi kalian. Carilah pekerjaan dulu agar kau bisa menghidupi keluargamu nantinya. Tenang saja perjalanan kalian masih panjang…” nasehat Kangin dengan bijak.
“Ne, Hyung… Algesseoyo…”
“Ja!! Kombae!!” Kangin mengangkat gelasnya dan mengarahkannya pada Kyuhyun.
Kyuhyun tersenyum. Hatinya sedikit lega walaupun di dalam pikirannya masih terngiang wajah Hyora yang sudah sangat menginginkan aegi.
“Gomawo, Hyung… Aku akan berusaha melakukan yang terbaik. Kombae!!” Mereka mendentingkan gelas yang ada di tangan masing-masing.
“Jika memang kalian belum bisa memiliki aegi, berarti Tuhan belum mempercayakan aegi pada kalian. Tuhan sudah merencanakan yang terbaik bagi kalian karena kalian juga masih perlu banyak belajar. Kau kira gampang memiliki aegi? Kau saja kewalahan saat Kyumin mengompolimu. Iya, kan?” kata Kangin setelah mereka menenggak satu gelas soju lagi.
“Eo… Maja! Aku tak menyangka sebegitu sulitnya menggendongnya. Geunde… Kyumin nomu kwieopta, Hyung…”
“Kau butuh mental yang kuat untuk menjadi seorang ayah, Kyuhyun~ah. Benar, kan? Dia itu memang benar-benar lucu…”
“Bagaimana bisa kau menamainya Kyumin, hyung?”
“Saat aku melihatnya aku tak tahu kenapa aku teringat padamu. Jadi, aku bilang saja pada Yoonji untuk menamai nama tengahnya dengan namamu. Lalu Min artinya pintar…”
“Jinjjayo Hyung? Wahh aku merasa tersanjung…”
Mereka pun melanjutkan obrolan mereka. Untung saja keduanya cukup kuat minum. Jadi, mereka memutuskan untuk meminum beberapa botol soju saja sehingga tak terlalu mabuk. Kyuhyun merasa bebannya sedikit berkurang setelah bicara pada Hyungnya yang satu ini.

End of Author’s P.O.V

Kyuhyun’s P.O.V
Aku mendengus kesal. Sungguh menyebalkan. Aku paling tidak suka bau rumah sakit. Yah… Walaupun ini hanya klinik biasa. Tapi tetap saja, kan? Aku dan Hyora kini sudah berada di ruang tunggu untuk dokter kandungan. Aku melihat ke samping kiri dan kananku yang penuh dengan ibu hamil beserta suaminya. Mereka terlihat bahagia sekali. Begitu menyenangkannya ya bisa mempunyai aegi?
“Sudah berapa bulan?” Aku dan Hyora pun menengok ke arah samping kirinya.
“Aku?” tanya Hyora ragu.
“Iya.”
“Emm… Aku belum hamil.” jawab Hyora polos.
“Lalu? ” Kini Ibu hamil di sebelahnya ikut bertanya ke Hyora.
“Ingin memeriksakan saja. Dan juga untuk menanyakan kepada dokter apa yang harus dilakukan agar cepat hamil.”
“Jawabannya mudah saja. Kalian hanya perlu melakukannya sesering mungkin. Pasti akan langsung membuahkan hasil.” ucap ibu hamil itu.
Sontak wajah kami berdua memerah mendengar ucapannya. Kalau itu sudah pasti kami melakukannya hampir setiap malam. Masalahnya adalah kami belum juga mendapatkan aegi. Itu dia masalah utamanya.
“Ah, ye…” Baru saja ibu hamil itu akan menanyai kami pertanyaan lagi. Tapi, nama Hyora sudah dipanggil. Ffuh… Syukurlah…
“Tuan Cho Kyuhyun dan Nyonya Lee Hyora…”
“Ne…” Kami berdua pun masuk ke dalam ruangan dokter kandungan itu. Ruangan ini bernuansa putih. Semua interior dan peralatan yang ada di dalam ruangan ini berwarna putih. Mengingatkanku akan….
“Hyung!” Aku membelalakkan kedua mataku saat melihat Leeteuk Hyung berada di hadapanku dan memperlihatkan senyuman malaikatnya di depan Hyora. Aku pun segera menutup mata Hyora yang kini tengah melongo.
“Hahaha. Ternyata kau, Kyuhyun~ah… Ah. Ada apa kau kemari? Apa kau menghamili anak orang?” Pertanyaan Leeteuk Hyung sangat berpotensi sekali untukku memukul kepalanya dengan vas berisi bunga mawar putih di meja kerjanya.
“Enak saja. Kau pikir aku ini lelaki seperti apa? Aku kan sudah menikah!!” bentakku.
“Kyuhyun~ah… Sopanlah sedikit. Annyeonghaseyo, euisanim (dokter) …” ucap Hyora sopan.
“Ah… Jadi ini istrimu, Kyuhyun~a… Yeppeo…” Wajah Hyora menunduk dan memerah dengan cepat. Aish, jinjja. Aku tidak suka kau menunjukkan wajah memerahmu di hadapan namja lain, Hyora~ya…
“Aish, carilah yeoja untuk dirimu sendiri lelaki tua…” ucapku.
PLETAK!
“Hyung!”
“Sopanlah sedikit terhadap Hyungmu ini. Ah… Silahkan duduk.” ucapannya yang tadinya terasa mengancamku pun berubah manis. Dasar!
“Baiklah. Nyonya Hyora. Ada yang bisa saya bantu?” tanya Leeteuk Hyung ramah.
“Aku ingin cepat hamil dan punya aegi. Apa euisanim mempunyai usul bagaimana caranya?” ucap Hyora polos.
“Hmmm… Begitu ya? Apa kalian sering melakukannya?”
“Hyung!! Kenapa kau menanyakan pertanyaan seperti itu? Kau seperti setan mesum saja.” ucapku.
PLETAK!
“Jangan menjawabnya dengan perkataan kasar, Kyuhyun~ah… Ah, euisanim… Mianhaeyo atas perlakukan Kyuhyun…”
“Panggil Oppa saja.” ucap Leeteuk Hyung sambil memperlihatkan lesung pipi nya.
“Oppa?” Aku merasakan tandukku sudah mau keluar.
“Hmmm… Jadi begini. Jika kalian semakin sering melakukannya, itu tidak akan membuat kalian cepat mempunyai anak. Justru, hal itu akan semakin mempersulit kalian dikarenakan kualitas sperma yang buruk akibat terlalu sering melakukannya.” Mwo? Kenapa begitu? Aish, jinjja. Kalau begini aku tidak bisa berolahraga setiap malam? Ini sungguh menyebalkan.
“Lalu apa yang harus kami lakukan, Oppa?”
“Rencanakanlah sebaik mungkin. Kalian ingin anak laki-laki atau perempuan. Aku akan memberikan cara perhitungan masa subur dan tidak subur untukmu. Ah, iya. Akan lebih baik jika melakukannya saat masa tenggang sebelum atau sesudah datang bulan.” jelas Leeteuk Hyung.
“Baiklah… Malam ini juga kita buat aegi.” ucapku menatap Hyora penuh arti.
“Err… Itu… Kyuhyun~ah…”
“Wae?”
“Kebetulan aku sedang datang bulan.”
“Mwo???!!!” Aish, jinjja. Kenapa nasibku jadi sial begini?
“Sabarlah sedikit, Kyuhyun~ah… Hmm.. Sekarang kau boleh berbaring di tempat tidur Hyora…” kata Leeteuk.
“Untuk apa, Hyung?”
“Aku akan memeriksa kondisi rahimnya.”
“Mwooo!!” kami berdua kaget.
“Dia harus memperlihatkan….”
“Ottokhae?” bisik Hyora dengan wajah memerah. Wajar saja. Selama ini kan hanya aku yang melihat miliknya yang paling berharga itu.
“Kau juga harus melihatnya, Kyuhyun~a… Ini demi kesehatan istrimu.” Leeteuk memakai masker dan kacamatanya. Dan dia juga memanggil asistennya untuk membantunya memeriksa Hyora.
“Ayo kita lakukan…” bisikku.
“Kau tidak keberatan?” balasnya berbisik lagi.
“Demi kau… Kaja… ” Aku menggandengnya.
Tangannya dingin dan berkeringat. Aku tahu dia pasti akan sangat malu sekali. Denganku saja yang sudah menjadi suaminya selama delapan bulan ini dia masih sering mengatakan malu jika kami sedang berhubungan.
Aku membantu Hyora berbaring. Dia benar-benar tampak sedikit pucat. Tak lama kemudian asisten Teukie Hyung datang menggunakan masker juga. Dia segera mempersiapkan alat USG yang digunakan untuk memeriksa.
“Nyonya… Lepaskan bagian kancing celanamu.”
“Ne?” Hyora terkaget. Dia memandangku. Aku tahu ini memang sudah prosedurnya. Maka, aku pun mengangguk menandakan aku mengijinkannya.
“Kau duduklah di sampingnya.” kata Teukie Hyung.
Aku menuruti perintah Teukie Hyung. Kugenggam lagi tangannya. Sementara asisten Teukie Hyung mengangkat baju Hyora seidikit serta menurunkan sebagian celana Hyora sampai batas perut bagian bawahnya saja. Tidak sampai bagian sensitifnya itu. Kemudian, dia memberi gel dingin ke permukaan perut bagian bawah Hyora. Asisten itu pun mulai mengoleskannya.
“Hmmmpphh…” Aku mendengar Hyora mengeluarkan suara. Tangannya menggenggam tanganku lebih erat.
“Wae?” tanyaku. Aku melihat Hyora menutup mulutnya.
“Sudah selesai, euisanim…” kata asistennya itu yang lalu berdiri sigap di sebelah kursi yang sepertinya nanti akan menjadi tempat duduk Teukie Hyung.
Benar saja. Setelah itu, Leeteuk Hyung datang dan mengambil posisi duduk di kursi itu.
“Kyuhyun~ah… Aku meminta izinmu untuk memeriksa istrimu. Oke?” tanya teukie Hyung.
Aku mengangguk.
“Lihatlah ke arah monitor itu. Itu adalah rahim istrimu.” Teukie Hyung lalu mengambil alat USG yang sudah disiapkan asistennya dan mulai menyentuhkan alat itu ke tempat yang tadi sudah diolesi gel.
“Hmmmphhh…” Hyora mengeluarkan suara itu lagi,
“Wae?” tanyaku sekali lagi.
“Puahahahahahaha… Oppaaahahahahaha… Geliiiiii….”
Aish! Kenapa di saat sekarang ini dia memperlihatkan ekspresi itu. Itu kan terjadi saat aku menyentuh bagian itu juga jika kami sedang bercinta.
“Mwo? Geli? Huahahahahaha… Jadi jika kalian sedang bercinta dia seperti ini juga, Kyu?” tanya Teukie Hyung menghentikan pemeriksaannya. Aku memandang Hyora yang masih menahan tawanya.
“Hyung!! Lanjutkan saja…Palli. Hyora tak tahan geli di daerah itu.” jawabku sedikit kesal.
“Arasseo… Tahan sebentar ya, Hyo…” Teukie Hyung memberi instruksi masih sambil menahan tawanya. Lalu dia kembali meneruskan pemeriksaannya dan menjelaskan padaku bahwa tidak ada masalah dengan rahim Hyora.
“Kalian dapat kembali kemari setelah kalian melakukan hubungan setelah masa subur. Araji?”
“Ne, Hyung… Gomawo…” Kami pun pamit keluar dari ruangan.
“Aish! Jinjja… Kau membuka semuanya Myeonjjang…” kataku setelah kami keluar dari klinik dan berjalan menuju mobil. Itu kan hanya aku saja yang boleh tahu. Sekarang Teukie Hyung juga tahu kalau Hyora sangat sensitive di daerah itu.
“Mianhae, Jjangmyeon~ah…” sesalnya.
“Dwesseo (sudahlah)… Aku tak mau kau memperlihatkan itu di depan orang lain. Hanya padaku saja kau boleh menujukkannya. Arasseo?”
“Eung… Arasseo… Mianhae…” Dia menggembungkan pipi, mengikutiku yang masih menggandengnya juga.
“Aigoo…. ” Aku mencubit pipinya gemas. “Aku maafkan….” ujarku sambil tersenyum.
“Yak!! Appeo!! Kau ini suka sekali mencubit pipiku. Kau pikir tidak sakit, hah?!! Awas saja kau. Akan ku balas kau, Cho Kyuhyun!!” Dia pura-pura memukulku.
“Hahahahaa…Coba saja kalau kau bisa membalasku… Kkkk.”
“Cho Kyuhyun!!!”

End Of Kyuhyun’s P.O.V

Author’s P.O.V
“Hyora~ya…” Kyuhyun mendekati Hyora dan memanggil Hyora yang sedang asyil bermain PSP. Dia nyaris menjatuhkan PSP nya. Untung saja dia langsung menyadarinya. Jika tidak, Kyuhyun pasti tidak akan mau meminjamkan psp nya.
“Wae?” tanya Hyora berusaha menahan perasaannya tanpa mengalihkan pandangan dari PSP nya.
“Kau sudah selesai datang bulan?” Pertanyaan Kyuhyun sontak membuatnya menghentikan permainan di PSP nya. Hyora menatap mata Kyuhyun yang kini terlihat errr… mesum?
“Ehmmm… Sudah. Wae?” tanyanya ragu. Jantungnya sudah mengeluarkan suara debuman keras.
“Kau ingat apa yang dikatakan Teukie Hyung, kan? Jika kita ingin membuat adik untuk Kyumin, maka kita harus membuatnya setelah kau datang bulan.” Mata Kyuhyun terlihat sangat berkilat.
“Lalu?”
“Kalau begitu. Bolehkah aku?” Wajah Kyuhyun kini mulai mendekati wajah Hyora.
“Eh.. Emm…” Hyora berpikir sejenak. Lalu, memandang wajah Kyuhyun yang sudah menatapnya penuh harap.
“Baiklah…” Dan dengan kata itulah, bibir Kyuhyun dengan cepat menyerang bibir Hyora. Ciuman yang lembut namun terasa buru-buru di dalamnya. Wajah Hyora dengan segera memerah. Reaksi yang sama saat bibir mereka berpagut satu sama lain.
“Hmmmm….” Tangan Kyuhyun sudah mulai bergerilya di bagian depan tubuh Hyora, melepaskan satu persatu kancing piyama nya tanpa melepaskan ciuman mereka. Dia melepaskan pagutannya dari bibir Hyora saat kancing piyamanya telah terlepas semuanya. Tiba-tiba Hyora menarik kedua tangannya untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Rupanya dia masih merasa malu.
“Wae?” tanya Kyuhyun sambil melepas kaos yang melekat di tubuhnya.
“Aku… masih…”
“Malu?” Dia hanya bisa menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Kyuhyun.
Padahal, waktu di rumah Kyuhyun dia begitu liar. Itu semua gara-gara air dengan campuran obat perangsang yang di berikan oleh Ahra. Sejak meminumnya, tubuh Hyora masih saja terasa panas dan ada keinginan besar dalam dirinya untuk menyentuh Kyuhyun. Hyora merasa seperti di bawah pengaruh obat-obatan terlarang. Yah… Meskipun dia belum pernah menggunakannya. Tapi, dia mengerti bagaimana rasanya dari membaca. Rasanya adiktif, bukan begitu? Dia merasa adiktif dengan sentuhan Kyuhyun.
“Aigoo… Bukankah kemarin saat di rumahku kau begitu liar? Kenapa sekarang jadi malu?” goda Kyuhyun. Kemudian dia juga melepas celana tidurnya sehingga kini ia hanya menggunakan celana dalamnya saja.
“Itu kan beda.” Hyora menggembungkan kedua pipinya kesal.
“Baiklah… Sampai dimana kita tadi?” tanyanya seraya menghembuskan nafas di pundak Hyora. Tubuh Hyora menegang saat Kyuhyun mulai membaringkannya di atas ranjang.
“Sampai…ah…sampai….” Hyora tidak mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkannya. Kyuhyun mulai menyerang bibirnya dengan begitu bersemangat. Suara erangan dan decakan saat mereka berciuman mulai terdengar lebih bernafsu. Namun, tak lama kemudian Hyora melepaskan ciumannya lagi.
“Jjangmyeon~ah…”
“Wae ddo? (Ada apa lagi?)” tanya Kyuhyun tak sabar. Wajah mereka berdua masih dalam jarak yang sangat dekat sampai-sampai Hyora bisa merasakan hembusan nafas Kyuhyun.
“Ehmmm…. Hwaiting!!” jawab Hyora polos dengan mata bulatnya yang bersinar. Tak lupa juga dia mengangkat tangannya.
“………” Kyuhyun memandangku tanpa menjawabnya. Tapi, sedetik kemudian terdengarlah suara tawa keras yang keluar dari mulutnya
“Buahahahahahahhahahahahahahahahahahaha….” Puas sekali dia tertawa sampai-sampai dia menelungkupkan kepalanya ke pundak Hyora lagi dan masih tertawa untuk beberapa saat.
“Ya!! Kenapa kau menertawakanku??!!” bentak Hyora. Kyuhyun mengangkat kepalanya menatap Hyora. Wajahnya kini sudah memerah karena tertawa berlebihan.
“Kau ini lucu sekali, Myeonjjang… Kau menyemangatiku untuk apa? Hahaha…” tanyanya  di sela tawanya.
“Aku berharap kita bisa memiliki aegi seperti Kyumin. Makanya, aku menyemangatimu agar kita berhasil menjalankan baby project kita malam ini.” Hyora menjawabnya dengan polos dan jujur. Membuat Kyuhyun ingin tertawa lagi karena jawaban Hyora adalah jawaban terjujur dan terpolos yang pernah dia dengar. Ada rasa syukur di dalam hatinya karena memiliki Hyora dalam hidupnya. Menurutnya, pribadi Hyora yang jujur inilah salah satu yang membuatnya tertarik.
“Huahahahahha…” tawa Kyuhyun meledak lagi. Hyora lagi-lagi menggembungkan pipi karena kesal.
“Arasseo arasseo…” Kyuhyun menyadari bahwa Hyora sudah mulai kesal padanya. Jadi, dia berhenti tertawa.
“Kau baik sekali mau menyemangatiku, Myeonjjang-ku sayang…” Kyuhyun membelai rambut Hyora dengan penuh cinta.
“Geure geure… Neo ddo. HWAITING!! (Baiklah baiklah… Kau juga. Semangat!!)” jawabnya sambil tersenyum dan mulai melanjutkan kegiatan yang tadi sedikit terhenti.

End of Author’s P.O.V

Hyora’s P.O.V
“Arasseo arasseo…” Dia menyadari bahwa aku sudah mulai kesal padanya. Jadi, dia berhenti tertawa.
“Kau baik sekali mau menyemangatiku, Myeonjjang-ku sayang…” Dia membelai rambut ku dengan penuh cinta.
“Geure geure… Neo ddo. HWAITING!! (Baiklah baiklah… Kau juga. Semangat!!)” jawabnya sambil tersenyum dan mulai melanjutkan kegiatan kami yang tadi sedikit terhenti.

End Of Hyora’s P.O.V

—–
Author’s P.O.V
“Ne?” Hyora dan Kyuhyun berteriak bersamaan.
“Mianhae… Hasil test nya masih negative.” Hyora tampak kecewa sekali dengan yang dikatakan Leeteuk, dokter spesialis kandungan yang menjadi konsultannya dan sekaligus teman Kyuhyun.
Kyuhyun memandang Hyora khawatir. Dia menggenggam tangan Hyora lebih erat, berharap agar dia bisa sedikit mengirimkan kekuatan agar Hyora lebih kuat setelah mendengar hasil tes kehamilannya.
“Tapi, kami kan sudah mengikuti saran Oppa…” kata Hyora.
“Saran yang mana?”
“Kami berhubungan seminggu setelah aku datang bulan.”
“Mwo?”
“Hyung, kau bilang seperti ini saat kami terakhir periksa padamu.‘melakukannya saat masa tenggang sebelum atau sesudah datang bulan’. Aku masih ingat sekali.” tambah Kyuhyun.
“Aku memang bilang seperti itu. Tapi, aku kan juga mengatakan padamu untuk menghitung masa subur istrimu, babo~ya…”
“Ne?!!!” Kyuhyun dan Hyora lagi-lagi kompak berteriak.
“Kau tidak dengar, ya? Ja~.. Masa Subur itu hari terakhir istrimu datang bulan ditambah 13 hari setelahnya. Contohnya, jika hari terakhir datang bulanmu adalah tangal 10 maka tanggal masa subur adalah tanggal 23. Kau terakhir datang bulan tanggal berapa, Hyora~ya?” tanya Leeteuk.
“Tanggal 31.”
“Kalau begitu masa suburmu itu sekitar tanggal 13.”
“Jadi….  Kami melakukannya lebih awal?”
“Yah, begitulah. Ah… Begini saja kalian harus tetap berusaha. Terkadang, ketika kau menginginkan sesuatu dan kau sangat berambisi ingin mewujudkannya biasanya keinginan itu justru tak terlaksana. Aku sarankan kau, Kyuhyun~ah agar tetap makan makanan yang bergizi. Cobalah memakan sayur. Aku tahu kau itu anti sekali terhadap sayur. Hmm.. Hyora-ssi mungkin kau bisa membuatkan makanan yang mengandung sayur. Carilah resep-resep makanan sehat.”
“Ne, Hyung.” jawab Kyuhyun.
“Dan aku prediksikan bahwa kemungkinan besar juga ini karena kalian juga sedang mengalami stress. Kalian ini masih dalam tahap penyelesaian skripsi, kan?”
“Ne. Apakah itu benar-benar berpengaruh?” tanya Hyora lagi.
“Tentu saja. Kadar stress dalam diri kalian itu sangat mempengaruhi. Lagipula, aku yakin sekali stress yang kalian alami itu bukan hanya dari faktor skripsi saja. Tapi, juga dari faktor keluarga kalian yang mendesak agar kalian cepat punya anak. Iya, kan?”
Mereka berdua lagi-lagi mengangguk.
“Wajar saja mereka menginginkan kalian cepat memiliki anak. Beri saja pengertian pada mereka…”
“Ne…”
“Bersabarlah kalian berdua. Aku yakin Tuhan sudah menyiapkan rencana yang terbaik untuk kalian.” Leeteuk tersenyum menyemangati mereka.
“Algesseoyo… Geurom. Kami pamit dulu, Hyung. Gomawoyo…” kata Kyuhyun tanpa melepaskan tangan Hyora dalam genggamannya dan membantunya berdiri.
“Berusahalah lagi dan jangan dipaksakan… Lakukanlah seperti air yang mengalir. Araji?”
Hyora memaksakan senyumannya dan membungkuk. Mereka berdua kemudian meninggalkan ruangan Leeteuk. Hyora masih tertunduk saat mereka keluar dari klinik tersebut.
“Gwaenchanha?”
“Hemm…” Hyora mengangkat wajah sedihnya.
“Gwaenchanha, Hyora~ya… Kita akan mencoba lagi lain kali. Oke?” kata Kyuhyun menenangkan Hyora.
“Eo…” jawab Hyora tak bertenaga.
Mereka kini sudah masuk ke dalam mobil. Hyora lagi-lagi melamun setelah duduk di sebelah Kyuhyun. Sampai-sampai dia lupa memasang seat belt-nya. Kyuhyun yang melihat itu merasa sedih juga. Dia membantu Hyora memasang seat belt nya.
“Hyo~ya… Mianhae…”
“Mwo?Aniya, Jjangmyeon~ah…Gwaenchanha.” suara Hyora terdengar bergetar.
Walaupun dia memperlihatkan senyumannya, namun itu bukan senyum terbaiknya. Kyuhyun merasa bersalah dan sedih melihat Hyora yang seperti ini. Berkali-kali diliriknya air wajah Hyora yang masih saja melamun.
“Myeonjjang~…” panggil Kyuhyun.
“……” tak ada jawaban.
“Myeonjjang…” Kali ini dia memanggilnya lebih keras.
“Eo? Wae?” Hyora memelingkan wajahnya ke arah suaminya.
“Bagaimana kalau kita kencan hari ini?” tanya Kyuhyun.
“Kencan?”
“Aku akan menuruti semua keinginanmu hari ini. Otte?”
“Gomawo…”
“Kau mau kemana hari ini?”
“Terserah kau saja….”
“Baiklah…”
‘Aku benci sekali melihatmu seperti ini Hyo~ya…’ Kyuhyun berkata dalam hati.
Dia melajukkan mobilnya segera ke arah sebuah tempat yang sudah lama ingin dia kunjungi bersama Hyora namun belum terwujud. Dia pikir mungkin saat ini adalah saat yang tepat untuk pergi ke sana.
Sekitar 30 menit kemudian, Kyuhyun menghentikan mobilnya. Sebelum keluar dari mobil dia mengambil sesuatu dari dashboard di depannya. Lalu, menyelipkan benda itu ke dalam saku jaketnya. Dia kemudian keluar mendahului Hyora dan berlari menuju pintu mobil di sisi Hyora yang tetap saja masih melamun dari saat mereka pergi dari klinik.
“Hyora~ya…” Kyuhyun mengguncang Hyora.
“Oh… Kita sudah sampai?” Kyuhyun menggandeng Hyora, membantunya keluar dari mobil.
“Ini kan….”
“Kaja…”
Mereka berjalan beriringan menuju tempat tujuan mereka sekarang.
“Bagaimana kau memikirkan pergi ke tempat ini?” tanya Hyora saat liftmereka bergerak naik.
“Ehmm… Sebenarnya sudah lama aku ingin mengajakmu kemari. Tapi, mengingat kita tak pernah punya waktu jadi baru kali ini aku bisa pergi ke sini bersamamu.” jawabnya sambil tersenyum.
‘Ting!’
Lift yang mereka naiki berhenti dan terbuka. Mereka pun keluar dan segera melihat pemandangan indah Kota Seoul dari atas tempat itu, dimana sudah banyak gembok-gembok yang terpasang di semua sisi pagarnya.
“Yeppeudaaaa….” Hyora terkagum-kagum dengan pemandangan ini. Dia pernah sesekali ke tempat ini bersama Boram dan Donghae. Tapi, perasaan itu menjadi berbeda ketika sekali ini dia datang kemari bersama Kyuhyun. Kalian tahu tempat ini, kan? Ini adalah Namsan Tower.
Kyuhyun tersenyum melihat Hyora yang sudah mulai melupakan hasil pemeriksaan di klinik tadi. Dia melihat mata Hyora yang berbinar saat melihat pemandangan seluruh kota Seoul dari atas sini.
“Kau sudah tak apa-apa?” tanya Kyuhyun yang kini berdiri di sebelah Hyora.
“Eo! Tak apa. Bahkan lebih dari baik-baik saja.” jawab Hyora yang kini sudah mulai tersenyum.
Kyuhyun merangkul Hyora. Hyora pun menyandarkan kepalanya ke dada Kyuhyun serta membalas rangkulannya. Untuk beberapa saat mereka terdiam menikmati pemandangan kelap kelip lampu yang menerangi Seoul pada malam hari.
Hyora sedang menikmati irama yang paling dia sukai yang terdengar dari rongga dada Kyuhyun, saat tiba-tiba Kyuhyun memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
“Igo…” Kyuhyun menyerahkan sesuatu yang diambilnya dari saku jaketnya.
“Eo? Gembok?” Hyora memandang Kyuhyun. Dia tak menyangka Kyuhyun bisa seromantis ini tiba-tiba. Yang dia tahu selama ini, Kyuhyun bukanlah namja yang suka mengumbar sesuatu yang menurutnya konyol dan kekanakan seperti ini.
“Kau… Bagaimana?”
“Aishh!! Nan molla!! Aku tahu kau pasti mau bertanya kenapa aku tiba-tiba jadi seperti ini… Melakukan hal-hal bodoh yang tak pernah ku lakukan sebelumnya…”
“Hahaha… Kyuhyun~ah. Ini seperti bukan dirimu. Ara?” Hyora tertawa masih sambil memandang gembok yang diberikan Kyuhyun padanya. Gembok berwarna Silver dan berbentuk hati dengan tulisan LOVE di tengahnya.
“Ya sudah kalau kau tak mau memasangnya… Kita pulang saja!!” Kyuhyun merebut gembok itu dari tangan Hyora lalu berbalik menuju pintu keluar. Wajahnya memanas menahan rasa malunya. Dia tahu semuanya pasti akan jadi seperti ini. Dia menyesal sudah memikirkan ide yang menurutnya bodoh dan aneh ini. Dia merasa dia telah berubah menjadi lebih…..ehhmm… Romantis dan kekanakan sejak menikah dengan Hyora.
‘Na jinjja baboya~ Kenapa jika dengan Hyora otakku ini menjadi rusak seperti ini? gumamnya dalam hati.
“Ya!! Tunggu!!” Hyora menahan tangan Kyuhyun.
“Wae?” jawab Kyuhyun. “Kau tak mau memasangnya, kan?”
“Apakah aku bilang aku tidak mau? Kau bilang aku boleh minta apa saja, kan?”
“Oh.. itu…” Dia teringat janjinya tadi saat di mobil.
“Ayo kita pasang! Kau bawa spidol?” tanya Hyora sambil menengadahkan tangannya.
“Hhhh…” Kyuhyun menghela nafasnya.
“Palli…” rengek Hyora. Kyuhyun mengeluarkan spidol yang sudah dia siapkan juga.
“Kita duduk disini saja Kyuhyun~ah..” Hyora menarik tangan Kyuhyun ke bangku di dekat tempat mereka berdiri. Kyuhyun mengikutinya pasrah.
“Kau mau menulis apa?”tanya Hyora.
“Terserah padamu saja.”
“Jinjja? Baiklah aku tulis saja… Jjangmyeon babo.”
“Ya!! Mwoya igeon? (Apa-apaan itu?) Andwae andwae…(Tidak boleh, tidak boleh..)” Kyuhyun merebut spidol dan gemboknya, lalu menuliskan sesuatu di sana.
“Ja~… Seperti ini aja…” Kyu memamerkan tulisannya pada Hyora.
“Ya!! Kenapa begini?!! Shiro!! Kau curang. Bukannya hari ini aku boleh minta apa saja!!” Hyora menyilangkan tangannya berlagak marah pada Kyuhyun karena telah menuliskan ‘면짱’ dibagian atas dan‘바보니까’ (karena kau bodoh) di bagian bawahnya.
“Ahhh… Mianhae… Aku lupa, Myeonjjang. Aku lupa aku seharusnya menuruti semua kata-katamu. Baiklah… Tulislah apapun yang kau mau sekarang. Eo? Jangan marah padaku lagi…” Kyuhyun merayu Hyora agar tidak marah lagi padanya.
“Jinjjaji? (Benar, ya?)” Hyora memandang Kyuhyun tajam.
“Eo. Kau boleh menuliskan sesukamu.”
“Baiklah kalau begitu…” Senyuman terkembang lagi di wajah Hyora, membuat Kyuhyun tak bisa melepaskan pandangannya dari wajahnya. Hyora menuliskan sesuatu di gembok itu.
“Kkkeut!! (Selesai!!)” katanya setelah selesai menuliskannya.
“Apa yang kau tulis?” Kyuhyun yang penasaran pun melihat gemboknya, lalu tersenyum.
“Otte?”
“Joha… Kita pasang sekarang?” tanya Kyuhyun. Hyora mengangguk dengan semangat. Dan mereka pun berdiri untuk mencari spot yang tepat untuk memasang gembok cinta mereka.
“Dimana kita harus memasangnya, Hyo?”
“Ah~… Disini saja…” Hyora menunjuk salah satu spot di pagar yang letaknya paling ujung.
“Yeogi yeogi…” Hyora menginginkan gembok itu dipasang di daerah pojok dari pagar itu.
“Wae yeogi? (Mengapa disini?)”
“Agar lebih mudah ditemukan jika kita kemari lagi.”
“Hahaha… Ddokddokie neo (kau pintar sekali)…”
Namun, saat akan memasang gembok itu Kyuhyun tiba-tiba kebingungan.
“Wae?” tanya Hyora.
“Aku lupa membawa kuncinya…”
“Mwo? Bagaimana bisa?”
“Kau tunggu disini dulu…” Kyuhyun segera berlari meninggalkan Hyora. Dia menuruni tangga dan berhenti sebentar. Sebenarnya kuncinya ada padanya. Namun, dia ingin menuliskan beberapa kata lagi di gemboknya itu. Dia terlihat kaget saat kata yang akan di tulisakannya ternyata sudah tertulis di sisi gembok yang dia pikir masih kosong juga.
Jadi, dia memutuskan untuk menambahkan kata-kata yang telah ditulis Hyora tadi. Setelah selesai menulisnya, dia kemudian berbalik menuju tempat dimana Hyora menunggunya.
“Ah~… Aku lupa. Ternyata ada di sakuku. Kkkkk.” kata Kyuhyun ketika Hyora melihatnya kembali.
“Jinjja neo… Membuatku khawatir saja. Masa kau mau meninggalkanku kedinginan di sini. Sementara kau mengambil kunci gembok ini di mobil. Tsk…”
“Jangan marah lagi.. Aku kan sudah kembali. Oke?” Kyuhyun mengacak poni Hyora.
“Ayo kita pasang…” Dia menggandeng Hyora untuk kembali ke spot yang diinginkan Hyora tadi.
“Klik!” Kyuhyun memasang gemboknya.
“Kita buang saja kuncinya, ya?” Kyu meminta persetujuan Hyora.
“Eung…” jawabnya sambil mengangguk-angguk.
“Kau saja yang membuangnya.” perintah Kyu sambil menyerahkan kunci gemboknya. Hyora dengan senang hati menerimanya dan langsung saja dia membuang kuncinya jauh-jauh.
“Johasseo? (Kau senang?)”
“Nomu joha. Jinjja gomabta… (Sangat senang. Aku benar-benar berterima kasih)…”
“Kau mau kemana lagi sekarang?”
“Ehm…”
“Kruyuuukkk…” terdengar suara dari perut Hyora.
“Buahahaha.. Baegopa?(Kau lapar?)” Hyora mengangguk malu.
“Babmokjaaaaaaaaaa… (Ayo kita makaaaannn)” ajak Kyuhyun sambil mengaitkan tangannya ke sela-sela jari Hyora, meninggalkan gembok mereka yang bertuliskan ‘면짱면’ ‘바보니까’ di sisi depan gembok itu karena Hyora menambahkan huruf ‘면’ didepan kata ‘면짱’ yang sebelumnya ditulis Kyuhyun. Sedangkan di sisi belakang, Hyora menuliskan ‘사랑해’ kata yang tadinya ingin Kyuhyun tulis. Kyuhyunpun menambahkan ‘그래서’ diatas kata ‘사랑해’ dan ‘영원히’ dibawahnya melambangkan janji mereka berdua. Jadi jika digabungkan akan terbaca seperti ini,
‘면짱면 바보니까,그래서 사랑해 영원히’ (MyeonJjangMyeon *panggilan nama mereka jika digabung* karena kau bodoh, maka aku mencintaimu selamanya.)

—–
Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Kyuhyun dan Hyora baru saja menyelesaikan makan malam mereka di sebuah kedai bulgogi di daerah Dongdaemun setelah mereka dari Namsan Tower.
“Adakah tempat yang ingin kau kunjungi lagi?” tanya Kyuhyun saat mereka keluar dari kedai tersebut.
“Ehmm… Isseo!! (Ada!!)”
“Ottikagoshipeo? (Kau ingin kemana?)”
“Sungai Cheonggyecheon.”
“Itu kan ada di dekat sini. Kita jalan saja bagaimana?”
“Itu memang yang kuinginkan. Kaja….” ajak Hyora. Mereka pun kini kembali berjalan beriringan menuju Sungai Cheonggyecheon yang melintasi daerah Dongdaemun.
Hyora dan Kyuhyun memutuskan untuk duduk di salah satu anak tangga, yang hanya berjumlah tiga undakan di salah satu sudut tepian sungai kecil tersebut. Mereka memilih duduk di daerah itu karena tak banyak orang yang ada disitu. Jadi, mereka bisa menikmati suasana sungai itu dengan nyaman. Suara gemercik air yang mengalir di sungai itu terasa sangat menyejukkan. Suara yang dapat membuat pikiran kita menjadi terasa tenang.
“Kyu… Aku ingin mendengarkan lagu kesukaanku…” kata Hyora.
“Kau mau aku menyanyikannya?”
“Aniya….” Hyora memeluk Kyuhyun dan menyandarkan kepalanya di dada Kyuhyun. Kyuhyun pun meresponnya dengan merapatkan tubuhnya ke Hyora. Disandarkannya juga kepalanya di kepala Hyora.
Hyora kembali menikmati detak jantung Kyuhyun yang berdetak dengan teratur. Menurutnya, itu adalah lagu terindah yang pernah dia dengarkan. Lagu yang menjadi pengantar tidurnya sekaligus lagu kesukaannya.
“Apa lagu kesukaanmu?”
Heartbeat.” jawab Hyora.
“Mwo? Heartbeat? Jadi, aku harus….. Can you feel my heart beat?” Kyuhyun menjawabnya lalu menirukan gerakan Heartbeat  yang dilakukan 2PM Taecyeon.
“Buahahahaha…” Membuat Hyora lagi-lagi ingin tertawa. Dia menutup mulutnya untuk menahan tawanya.
“Aish!! Molla molla… Kenapa belakangan ini jika sedang bersamamu aku selalu ingin melakukan hal-hal yang tidak-tidak sih?” gerutunya kesal sendiri.
“Hahaha… Hari ini kau bekerja sangat keras untuk menghiburku, Jjangmyeon~… Gomawo…” Hyora memberikan hadiah ciuman di pipi Kyuhyun.
Kyuhyun merasakan pipinya panas. Bahkan ciuman yang diberikan Hyora ini rasanya masih sama saat Hyora mencium pipinya untuk pertama kalinya.
“Ehmmm… Kalau begitu aku akan menghadiahimu sebuah lagu. Semoga saja lagu ini akan menjadi favoritmu…” kata Kyuhyun. Setelah mengambil nafa,s Kyuhyun segera mengalunkan suara merdunya yang kian membuat Hyora terpana padanya.
“Oneuldo nal gidaryeohjoon ne moseub nan gieokhae gaggeumshik himi deul ddaemyeon nan hangsang neol senggakhae gomawo gibbeul ddaemyun dagatchi ootgo eonjena sarang haneun mam choongboonhae geujeo batgiman haetdeon neo ee maeum ijen da dollyeo joolge….
Jogeum deo gaggai sarang neowa naega jigeum idaero hangsang neoreul jikyeohjulke ddaeroneun jichyeohseo apeugo himdeulmyeon geujeo neon gidaemyeon dwae youngwonhi Happy Together….” (Happy Together–Super Junior)
(I remember the image of you who waited for me again today from time to time. When things get though, I always think of you/Thank you..When i’m happy we all laugh together.. And loving hearts are always abounding now. Having just received your heart, I’ll give everything back to you
A little bit closer, love.. I’ll always protect you so we’re like how we are now when you’re feeling exhausted and hurt and pained.. All you have to do is lean on me always, Happy Together)
Mata Hyora terlihat sangat bersinar walaupun di bawah lampu temaram yang menyinari mereka. Dia bertepuk tangan takjub, karena suara suaminya yang sangat indah itu.
“Kau harus hidup bahagia bersamaku. Araji?” kata Kyuhyun setelah dia menyelesaikan bait nyanyiannya yang sebenarnya mewakili perasaannya sekarang.
“Tentu saja…” Senyumnya terlihat lagi menghiasi wajahnya.
“Ya~… Aku benar-benar minta maaf karena belum bisa mengabulkan keinginanmu untuk memiliki aegi.” Kyuhyun memulai berbicara. Tangannya masih menggenggam tangan Hyora. Lalu, dimasukkannya kedua tangan mereka ke dalam saku jaketnya sendiri, untuk menghangatkannya.
“Gwaenchanha~… Yang penting kita sudah berusaha, kan?”
“Aku bicara pada Kangin Hyung, dan dia memberiku nasehat.”
“Dia menasehatimu apa?”
“Agar kita tak perlu buru-buru. Biarkan saja mengalir tak perlu dipaksakan. Lagipula, aku yakin sekali Tuhan sudah punya rencana yang besar untuk kita berdua, kan? Coba kita piker. Jika kita punya aegi sekarang, bukankah itu akan membuat kita repot sendiri? Yah… Walaupun skripsi kita sudah hampir selesai. Tapi, aku kan belum punya pekerjaan.”
“Geure?Hmmm..” Hyora menganggukkan kepalanya.
“Ehhhmmm… Kau benar sekali, Jjangmyeon~ah… Lagipula, aku kan masih punya seorang aegi yang harus aku urus…” Hyora melirik ke arah Kyuhyun.
“Mwooo??!!”
“Aigoo… Uri aegi~ya… Neomuuu kyiopta…” Hyora mencubit kedua pipi Kyuhyun dengan cepat.
“Ya! Sudah kubilang kan aku ini tampan bukan kyiopta.” dengus Kyuhyun berpura-pura kesal pada Hyora. Tapi, kelakuannya itu membuat Hyora tertawa geli. Kyuhyun yang mendengar suara tawa Hyora yang menurutnya merdu itu, ikut tersenyum melihat tingkah istrinya tadi.
“Mianhae….” kata Hyora sesaat kemudian setelah tawa mereka reda.
“Mianhae untuk apa?”
“Aku terlalu memaksakan hal seperti ini padamu.”
“Hyo~ya…” panggil Kyuhyun sambil menghadapkan wajahnya kepada Hyora.
“Hmmm…” Hyora menjawabnya dengan gerakan yang sama. Dihadapkan juga wajahnya pada Kyuhyun.
“Aku hanya ingin membahagiakanmu untuk saat ini… Yang perlu kau lakukan hanyalah percaya padaku. Kita masih punya banyak hal yang belum kita lakukan berdua saja. Aku ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang dirimu. Aku juga masih ingin menikmati saat-saat kita berdua. Jadi, kita harus mengambil kesempatan yang baik ini untuk kita berdua sebelum Tuhan menariknya kembali. Biarlah Dia yang mengatur segala untuk kita.” Hyora tersenyum mendengar jawaban Kyuhyun yang sedikit berbeda daripada biasanya. Terdengar lebih dewasa dan bijaksana.
Kedua tangan kyuhyun kini menempel pada kedua sisi pipi Hyora. Kemudian, perlahan tapi pasti Kyuhyun mulai memiringkan kepalanya. Menghindari hidung mereka yang menghalangi jalan bibir mereka. Tak membutuhkan waktu lama lagi. Bibir mereka berdua pun akhirnya sudah saling menempel.
Kali ini, ciuman mereka terasa begitu lembut dan menenangkan karena ciuman mereka ini merupakan luapan rasa cinta mereka satu sama lain. Tanpa ada nafsu di dalamnya. Melainkan rasa terima kasih, permintaan maaf, kasih sayang, serta perasaan lain yang bahkan takkan bisa mereka gambarkan sendiri.
“Gomawo untuk hari ini… Aku takkan membutuhkan apapun asal kau selalu berada di sampingku, Kyu…” kata Hyora dengan wajah memerah setelah beberapa menit ciuman mereka. Terkadang, ciuman Kyuhyun masih terasa seperti ciuman pertamanya dan hal itu masih membuatnya malu.
“Na do, Hyo… ” Keduanya tersenyum dan kembali menikmati suara simfoni yang diciptakan oleh aliran sungai Cheonggyecheon malam itu.

End of Author’s P.O.V

*****

Yayyyy!!!! Finally… Then. Akhirnya… Ff ini selesai juga. Eottae? Memuaskankah? Atau tidak? NC nya kurang? Dan esa eonni!! Kyaaaa… Ini kenapa Kyu jadi kerasukan begini. Aku hampir aja terjatuh dari kursi pas ngedit nya gara-gara baca kalimat buatanmu.. Ruaaarrr Biasa. Errr… Kita berusaha untuk  menyelesaikan KyuRa ini di tengah-tengah kesibukan kita yang memang membuat KyuRa terbengkalai. Ditambah dengan mood kita berdua yang drop seketika setelah yah… Kalian tahu itu apa, bukan?
Kita juga mau minta maaf kalau dalam membuat KyuRa Moment ini terkesan lambat. Bukannya apa-apa. Kita ini bukanlah tipe orang yang suka di desak sebenarnya. Kita sering loh pas lagi garap KyuRa dengan asyik tiba-tiba ada yang tanya kapan KyuRa yang baru? Dan kalian tahu apa yang terjadi? Mood kita tiba-tiba drop. So… Bersabarlah… Itu yang bisa kami katakan.
Buat yang penasaran sama kenapa Esa Eonni tiba-tiba mood nya hilang begitu aja. Well, itu sebenernya bukan kesalahan siapa-siapa. Esa Eonni butuh waktu yang agak lama untuk memperbaiki moodnya. Itu saja pas waktu bikin ff KyuRa ini mukanya Kyu ngeblur. Jadi berasa buronan gitu deh Kyu nya.

------------------------THE END----------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar