Minggu, 25 Maret 2012

Eternity


main cast : siwon, hyera
other cast : super junior member


Saat cinta terhianati ..
Dan kesetiaan diragukan ..
Hanya keabadian dalam penantian yang dapat menjawab ..
~~~~~~~~~~~

Sore tampak cerah .. Aku duduk bersantai pada kursi taman yang terletak dibelakang rumahku. Memandangi bunga musim semi yang baru mulai mekar .. Indah.
Tiba-tiba ponselku berdering .. Tanda panggilan masuk.
“Halo ..”, sapaku.
“Sayang, bisa kita bertemu ? Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu”, pinta dari suara seberang.
“Baiklah .. Ingin bertemu dimana ?”, tanyaku dengan ekspresi senang.
“Kita bertemu ditempat biasa saja .. Kutunggu disana yah “, ujar suara seberang itu.
Aku menutup teleponnya .. Lalu tersenyum kecil.
~~~~~~~~~~~~
“Kibum .. Apa yang ingin kau bicarakan ?”, tanyaku.
Kulihat Kibum terdiam .. Wajahnya tampak tidak bersemangat.
“Hyera .. Aku dipindahtugaskan ke Amerika”, ucapnya singkat.
Aku ikut terdiam .. Sedih .. “Amerika ?”.
“Maaf Hyera .. Kau tahu, pekerjaan ini sangat penting bagiku. Untuk masa depanku .. Dan tentu saja masa depan kita nanti”, jelasnya.
Aku masih terdiam .. Tanpa kusadari, airmataku mengalir.
“Hyera .. Kumohon kau dapat mengerti aku. Kita masih dapat  saling berkomunikasi kan. Aku membutuhkan dukunganmu”, pinta Kibum.
“Pergilah Kibum. Aku akan mendukung semua yang kau lakukan”, ujarku.
“Terima kasih sayang ..”, kibum mengucapkan itu sambil menggenggam tanganku.
~~~~~~~~~~~~~~
Empat tahun sudah Kibum pergi ke Amerika untuk mengejar karirnya. Selama empat tahun itu pula Kibum selalu rajin menghubungiku.
Tapi .. Ada yang berbeda darinya sejak beberapa bulan terakhir. Kibum tak pernah lagi menyapaku melalui telepon. Saat aku mencoba untuk menghubunginya, tak pernah ada jawaban.
Hatiku sungguh gelisah … Seperti ada keraguan yang tersirat, keraguan akan kekokohan cinta kami.
Aku membutuhkan jawaban dari banyak pertanyaan yang berputar dikepala dan hatiku. Karenanya, aku berangkat ke Amerika berbekal alamat yang pernah Kibum berikan padaku.
Tapi apa yang kutemukan sungguh menyakiti hatiku …
Seorang wanita berkebangsaan Korea yang cantik dan lembut membukakan pintu saat aku menekan bel rumah Kibum.
Dia memperkenalkan dirinya sebagai Haekyun. Dan hal yang paling menyakitkan adalah saat dia mengaku diri sebagai istri dari seorang pria yang bernama Kim Kibum.
Ada hal yang lebih menyakitkan dari ini ? Kibum sungguh telah melukai hatiku.
Aku melihat Kibum pulang dengan mobilnya .. Memasuki pekarangan rumah. Betapa terkejutnya dia melihat kehadiranku di rumah mungilnya.
“Sayang .. Ada yang mencarimu”, ujar wanita yang mendaulat diri sebagai istrinya dengan wajah sumringah sembari menyambut kepulangan suaminya .. Kibum.
Kibum tak bergeming .. Hanya bungkukan badan tanda hormat yang dia berikan.
Airmataku telah siap untuk jatuh .. Takut tak dapat kutahan, aku berlari pergi meninggalkan pekarangan itu .. Pergi meninggalkan Kibum dan kehidupan barunya.
Kibum masih tak bergeming .. Membiarkanku pergi tanpa bertindak untuk menahanku.
Aku berlari hingga terhenti pada sebuah taman yang tampak sepi. Disana aku menangis .. Mengingat kembali kejadian pahit yang baru saja kualami.
Tiba-tiba ponselku berdering .. Nomor yang sangat kukenal baik menghubungiku. Tak ingin kuangkat, tapi aku membutuhkan penjelasan darinya.
“Halo ..”, sapaku parau.
“Hyera .. Ini aku, Kibum. Maaf .. Bila aku sekarang menyakitimu. Aku telah menikah, wanita yang kau temui tadi adalah Haekyun .. Istriku. Kami menikah sejak lima bulan yang lalu”, jelas suara seberang.
“Tapi mengapa Kibum ? Apa salahku ?”, tanyaku sesegukan.
“Tak ada yang salah pada dirimu, Hyera. Hanya saja jarak yang menjadikan hubungan kita tak pernah bisa berhasil. Aku jatuh cinta pada Haekyun saat bertemu dengannya, karena itu aku menikahinya. Hyera .. Maaf”, jelas suara seberang.
“Kibum ..”, ucapku.
“Aku yakin kau akan dapat menemukan penggantiku. Selamat tinggal .. Hyera”, kata-kata terakhir itu terucap dari mulut Kibum sebelum akhirnya telepon itu benar-benar terputus .. Seperti hubunganku yang kini kandas dalam hitungan detik.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Satu tahun berlalu .. Dan aku masih dapat dengan jelas mengingat masa lalu.
“Hyera .. Ingin makan siang bersama ?”, tanya seorang pria yang adalah teman sekantorku.
“Maaf Shiwon .. Tapi aku sibuk. Terima kasih atas tawaranmu”, jawabku datar tanpa kehangatan.
“Tapi Hyera .. Kau harus makan agar tidak sakit. Kulihat kau terlalu memforsir pekerjaanmu …”, ujar Shiwon cemas.
“Tolong Shiwon .. Aku benar-benar tak ingin diganggu. Maaf ..”, tolakku acuh tak acuh.
Kurasakan Shiwon menghela napasnya … “Baiklah kalau itu maumu, aku tak akan memaksa. Kuharap kau dapat memperhatikan kesehatanmu”.
Kulihat Shiwon pergi meninggalkan mejaku. Kutatap punggungnya yang semakin menjauh.
Shiwon .. Dia adalah teman sekantorku. Aku tahu, dia menyukaiku sejak setahun yang lalu. Dia pria baik yang sangat memperhatikanku .. Tapi ada satu hal yang membuatku selalu menolaknya .. Statusnya sebagai karyawan pinjaman dari perusahaan kami yang berpusat di Beijing. Dia hanya akan bekerja di Seoul selama dua tahun, setelah itu dia akan ditarik kembali oleh kantor pusat yang berada di Beijing.
Mengingat itu .. Aku kembali teringat akan masa laluku yang pahit .. Kegagalan cinta yang tampak sangat menyedihkan.
~~~~~~~~~~~~
Tahun berikutnya telah bergilir …
Aku duduk berhadapan dengan Shiwon di sebuah restoran kecil yang sangat cantik penataannya.
“Hyera .. Malam ini malam terakhirku berada di Seoul. Besok kita tak akan menjadi partner kerja lagi. Aku .. Ingin memberikan ini ..”, Ujar Shiwon sambil menyodorkan sebuah kotak mungil berwarna merah hati.
Aku hanya dapat diam melihat perbuatannya malam ini.
“Aku mohon Hyera .. Kau mau untuk membuka dan melihat isinya”, pinta Shiwon.
Aku membuka kotak merah hati itu perlahan .. Aku terkejut melihat isinya. Sebuah cincin dengan mata berlian yang terlihat tidak besar.
“Hyera .. Dalam kurun waktu 2 tahun aku telah bekerja sangat keras untuk memenangkan hatimu. Ini kali ke enam aku menanyakan hal yang sama .. Maukah kau menjadi pacarku ?”, pinta Shiwon penuh harapan akan terbukanya hati seorang Hyera.
Aku menunduk dan diam .. Shiwon, batinku.
Perlahan kuangkat kepalaku dan menatapnya ..” Ini kali ke enam kau menanyakan hal yang sama .. Dan kali ke enam juga aku akan menjawab hal yang sama .. Tidak ..”.
“Tapi Hyera ..”, ucapnya lirih.
“Maaf Shiwon .. Meski kau tanyakan hal itu beribu kali pun, jawabanku tetap akan sama .. Tidak ..”, ujarku.
Shiwon diam. Yang dia lakukan sekarang hanyalah menatapku .. Tatapan kesedihan walaupun dia tak mengatakannya.
~~~~~~~~~~~~~~
Keesokan harinya aku mendapatkan sebuah surat yang diletakkan seseorang diatas meja kerjaku.. Aku membuka lalu membacanya ..
Hyera ..
Nama yang sangat indah, menurutku ..
Aku ingat saat pertama kali aku melihatmu masuk dengan tergesa-gesa ke dalam lift, kau terlihat sangat lelah karena belari.
Tapi entah mengapa aku tersenyum saat melihatmu ..
Saat aku mengetahui bahwa kita adalah satu rekan kerja, aku merasakan sesuatu yang berbeda ..
Entah apa .. Aku tak mengerti dengan perasaan yang kurasakan saat itu ..
Hari demi hari kujalani dengan menyapamu setiap harinya .. dan saat kau tersenyum, aku merasakan hariku sempurna ..
Enam kali .. Aku menyatakan perasaanku padamu, tapi tak pernah satu kalipun kau berkata IYA ..
Aku tampak seperti pria bodoh karena mengharapkan sebuah cinta dari seseorang yang bahkan tak menganggapku istimewa ..
Tapi begitulah aku .. Shiwon bodoh yang sedang jatuh cinta.
Hari ini aku kembali ke Beijing .. Dan entah kapan aku dapat kembali ke Seoul.
Aku mencintaimu Hyera .. Begitu mencintaimu.
Cinta yang kurasakan untukmu sangat dalam, mungkin melebihi yang kau tahu.
Tahun depan saat salju pertama turun .. Aku menunggumu di cafe biasa, tempat yang selama enam kali aku memintamu untuk menjadi pacarku.
Bila kau tak datang, aku akan terus menunggu ditahun berikutnya .. Bahkan setiap tahun, aku akan menunggumu hingga kau datang.
Yang dapat dilakukan seorang Shiwon bodoh ini hanyalah menunggu .. Menunggu dengan sabar hingga Hyera datang dan berkata IYA ..
Karena aku yakin, Hyera suatu hari nanti pasti akan datang dan berkata IYA .. Aku percaya itu.
Selamat tinggal Hyera .. Semoga kau bahagia dengan hidupmu.
~Shiwon~
Sebuah senyum kecil tersungging di sudut bibirku ..”Shiwon yang benar-benar bodoh .. Mana mungkin kau akan menungguku disana. Kau mungkin dapat berkata seperti itu untuk sekarang .. Tapi tunggulah tahun depan, kau akan sama seperti Kibum. Yang menganggap hubungan jarak jauh tak akan pernah berhasil. Shiwon yang naif ..”, ujarku pada diri sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~
Tanpa terasa, satu tahun berlalu .. Salju pertama telah turun. Aku masih mengingat isi surat pemberian Shiwon setahun yang lalu. Aku hanya menghela napasku ..
Aku menatap sebuah cincin yang melingkar di jari manisku. Eunhyuk, dia .. Seorang pacar yang melamarku bulan kemarin. Setelah kepergian Shiwon, aku dikenalkan oleh orangtuaku pada anak teman masa kecil ayahku dulu. Kupikir, tak ada salahnya menerima usulan itu. Eunhyuk pria baik .. Dan terpenting, dia selalu berada di dekatku.
~~~~~~~~~~
Salju pertama di tahun kedua .. Aku telah menikah, dan kini sedang mengandung anak hasil pernikahanku dan Eunhyuk. Bila ada yang bertanya apa aku bahagia ? Jawabannya adalah IYA .. Aku bahagia dengan pernikahan sederhana yang kujalani bersama Suamiku, Eunhyuk. Bahagia karena seorang malaikat kecil akan segera lahir .. Aku tak sabar menantinya.
Dan Shiwon .. Aku masih mengingat dia dan suratnya .. Janjinya untuk bertemu di cafe saat salju pertama turun.
Tapi aku tak pernah menepati janji itu.
Shiwon .. Tak kupungkiri, dia istimewa dihatiku. Ada satu ruang kecil yang tak pernah kubiarkan Eunhyuk memasukinya.Ruang itu milik Shiwon .. Pria yang diam-diam juga kucintai. Sayang dia mengingatkanku pada masa lalu yang ingin kukubur dalam-dalam.
~~~~~~~~~~~
Salju-salju pertama terus turun setiap tahunnya .. Usia pernikahanku pun bertambah .. Anak yang kulahirkan menjadi semakin dewasa sesuai umurnya.
Hingga dua puluh empat tahun telah berlalu .. Waktu yang cukup lama bagiku untuk mengingat isi surat itu.
“Shiwon .. Bagaimana dia sekarang ? Pasti anaknya telah dewasa sekarang”, batinku.
~~~~~~~~~~~~~
Pagi ini Putriku satu-satunya mendekatiku. Putri yang dulu senang bermanja-manja pada ayahnya. Ayahnya .. Hahh, aku menghela napasku. Suamiku, Eunhyuk … pasti sudah bahagia dengan kehidupan barunya diatas sana.
“Ibu .. Apa kau bahagia ?”, Tanya putriku .. Sashi.
“Mengapa bertanya seperti itu ? Apa ibu tidak terlihat bahagia ? Tentu saja ibu sangat bahagia. Memiliki putri secantik dirimu memberikan ibu kebahagiaan yang tak dapat ibu jelaskan, kau sangat berharga Sashi”, jelasku sambil membelai lembut rambutnya.
Putriku menatapku lekat ..” Apa ibu sangat mencintai ayah ?”.
Aku terdiam .. Tak lama kemudian aku tersenyum kecil,” tentu saja .. Ibu sangat mencintai ayahmu. Kalau tidak, mana  mungkin ibu menikah dengan ayahmu dan memilikimu ..”.
“Selain ayah, apa pernah ada pria lain dihati ibu sebelumnya ?”, Tanya putriku lagi.
Aku merasa sangat aneh dengannya hari ini, mengapa putriku terlihat banyak bertanya sejak tadi ??
“Sashi .. Kau kenapa ? Apa yang kau sembunyikan dari ibu ?”, tanyaku penasaran.
“Tidak .. Hanya ingin tahu saja. Tapi bila ibu tidak mau cerita juga aku tidak akan memaksa”, elak putriku.
“Sashi ..”, gumamku.
Aku tertunduk sesaat ..”Dulu sekali .. Pernah. Tapi dia mengkhianati ibu dengan menikahi wanita lain. Tapi itu masa lalu sayang .. Ibu sudah melupakannya”, jelasku.
“Apa pria itu bernama Shiwon ?”, Tanya putriku tiba-tiba.
Aku tersentak .. Shiwon .. Bagaimana putriku bisa mengetahui nama itu ??
“Jawab aku bu ..”, pintanya.
“Bukan .. Pria yang mengkhianati ibu bukanlah Shiwon, tetapi Kibum. Shiwon adalah teman ibu .. Dulu sekali ..”, jawabku lemah.
“Apa ibu pernah mencintainya ? Atau mungkin sangat mencintainya ?”, Tanya putriku lagi.
“Sashi .. Sudahlah nak, jangan bertanya lagi. Shiwon adalah masa lalu ibu, semuanya sudah lama berlalu”, pintaku.
“Ibu .. Tolong jawab aku .. Aku mohon “, pintanya dengan mata yang tampak berkaca-kaca.
Apa yang terjadi pada Sashi ? Sebenarnya apa yang sedang dia sembunyikan dariku ? .. Batinku dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan itu.
“Ya .. Ibu akui, ibu mencintainya. Tetapi keadaan yang membuat kami tak dapat bersama”, ujarku.
“Apa ibu pernah menepati janji itu ?”, Tanya putriku.
“Janji ??”, tanyaku dengan ekspresi terkejut.
“Janji untuk bertemu di tempat Shiwon adjushi selalu menyatakan cintanya pada ibu .. Janji bertemu saat salju pertama turun ??”, Tanya putriku untuk yang kesekian kalinya.
“Sashi .. Bagaimana kau bisa tahu ?”, tanyaku.
“Maaf bu .. Aku sudah lancang membaca surat itu .. Aku tak sengaja menemukannya saat sedang mencari jam tanganku dilemari ibu”, jelas putriku.
Aku tersenyum padanya .. Membelai lembut rambutnya .. Aku tak ingin menyalahkannya .. Lagipula tak mengapa bila putriku tahu, hanya salahku yang masih menyimpan surat itu.
Putriku menyerahkan sebuah amplop berwarna biru muda .. Diatasnya tertulis Dear Hyera .. My Eternal Love .
“Surat ini kudapatkan dari pemilik cafe .. Shiwon adjushi menitipkannya setahun yang lalu. Tahun ini, aku mencoba menemui Shiwon adjushi .. Tapi yang kudapatkan hanyalah sebuah surat. Pemilik café mengatakan kalau Shiwon adjushi sakit .. Sebelum dia benar-benar tak dapat bertemu dengan ibu lagi, dia menitipkan surat ini pada pemilik café yang menjadi temannya dengan harapan kalau ibu akan datang menemuinya suatu hari nanti”, jelas putriku.
Aku menerima surat itu lalu membacanya ..
Dear Hyera ..
Dua  puluh lima tahun telah berlalu, waktu bergerak begitu cepat..
Entah apa kau masih mengingatku, Hyera ..
Yang aku tahu hanyalah aku masih dengan setia menunggumu hingga saat ini ..
Tahun ke dua puluh enam, aku takut tak dapat menepati janjiku lagi untuk menunggumu ..
Aku tak pernah berharap banyak kau akan datang dan duduk dihadapanku, tapi aku hanyalah Shiwon bodoh yang tetap menanti wanita yang sangat kucintai datang dan menyapaku..
Tak ada yang lebih indah selain pernah mengenalmu dan menaruhmu didalam hatiku ..
Meski aku tahu, kau pasti sangat bahagia sekarang dengan kehidupan barumu bersama keluarga kecil yang telah kau bina.
Hyera .. Aku tak pernah menyesal .. Tak akan pernah menyesal pernah mencintaimu ..
Karena hingga detik aku menulis surat ini, cintaku padamu tak pernah berkurang sedikitpun.
Aku akan membawa cinta ini mati bersamaku..
Terima kasih Han Hyera .. Kau bagian terbaik dari cinta yang pernah kumiliki.
~Shiwon~
Airmataku tak dapat kutahan .. Mengalir begitu saja. Tangan lembut putriku mencoba menghapusnya.
“Jangan menangis bu .. Shiwon adjushi mungkin sedang menunggu ibu sekarang”, ucap putriku sambil tersenyum.
“Menunggu ibu ?”, tanyaku.
Putriku terdiam sejenak ..” Shiwon adjushi sekarang berada di Korea, penyakit yang dideritanya telah mencapai stadium akhir. Pemilik café memberikutahuku dimana Shiwon adjushi dirawat. Ibu tak ingin pergi untuk bertemu dengannya ? Mungkin tak akan ada lain kali .. Berikan dia kebahagiaan bu .. Biarkan dia merasakan cintanya terbalas sebelum dia pergi dengan janji yang tak pernah terpenuhi”, pinta putriku.
Aku semakin terisak .. Apa yang telah dilakukan Shiwon ? Mengapa dia bisa begitu bodoh dengan terus menungguku ? Atau aku yang terlalu bodoh karena terlambat menyadari cinta tulus darinya ?
~~~~~~~~~~~~
Ruangan ini terasa sunyi ..
Aku melihatnya .. Shiwon terbaring lemah di ranjang kamar rumah sakit. Begitu banyak  alat yang mengelilinginya.
Aku berjalan mendekat dan duduk disamping ranjangnya. Wajah tampan itu begitu pucat .. Setelah dua puluh enam tahun berlalu, dia tak banyak berubah. Hanya kerutan-kerutan pada wajah yang terlihat karena usia yang semakin senja.
Seperti merasakan kehadiranku, Shiwon membuka matanya yang tampak berat.
“Hyera ..”, sapanya lemah .. Tak dapat kupercaya, dia masih sangat mengenalku.
Aku menggenggam tangannya .. Tangan yang masih terasa hangat.
“Akhirnya kau datang ..”, ucapnya pelan hampir tak terdengar.
Aku hanya tersenyum sambil menahan airmataku yang hendak jatuh ..
“Apa kau mencintaiku ?”, Tanya Shiwon.
Aku terdiam .. Lalu mengangguk pelan dan berkata …” Ya .. Aku mencintaimu Shiwon. Tidak hanya sekarang, bahkan sejak dulu aku sudah mencintaimu. Kebodohanku yang telah membuat kita tak dapat bersama ..”.
Kulihat Shiwon mencoba untuk tersenyum .. Senyum yang sangat hangat diantara wajahnya yang memucat.
“Terima kasih .. Aku mencintaimu .. Han hyera ..”, ucapnya sebelum kedua matanya tertutup rapat.
Setetes airmata mengalir dari sudut matanya yang sudah tak akan pernah terbuka lagi.
Tangan hangat yang sejak tadi kugenggam kini terasa dingin .. Shiwon telah pergi.
Pergi membawa cinta yang kini telah dia miliki sepenuhnya. Janji yang selama dua puluh enam tahun ini selalu berusaha ditepatinya dan pengharapan akan cinta yang berbalas kini pergi untuk menemaninya di atas sana. Dia menungguku .. Menunggu untuk satu kalimat ‘YA .. AKU MENCINTAIMU SHIWON’ sebelum benar-benar pergi untuk selamanya.
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar